Ingin Kukatakan Sesuatu

Kekasih Kak Juan!



Kekasih Kak Juan!

0Di toko mewah FAO Schwarz ini, posisi Chevin lemah karena semua orang berpihak pada Sean.     

Sean Sialan! Kain yang dipakai boneka beruang itu bisa disebut sebagai baju? Itu bahkan tidak lebih besar dari kaus kakiku! Beruang kecil itu ketakutan? Apakah kamu sedang bercanda? Bisa-bisanya kamu ingin aku membayar biaya ganti rugi 2 miliar!     

Chevin memaki di dalam hati. Tetapi, karena dia salah, dia tidak berani berdebat dengan Sean.     

Aku benar-benar tidak bisa memberinya 2 miliar. Jika dia sudah punya uang, aku sudah tidak bisa mempermalukannya lagi.     

Chevin tidak bisa menang melawan Sean. Dia hanya bisa mengalahkan Sean dalam segi keuangan dan kedudukannya, jadi dia tidak akan pernah mau memberikan uang pada Sean.     

Sambil menghela napas, Chevin dengan sangat enggan berjalan mendekat dan memungut boneka beruang itu dari lantai. Kemudian, dia berjalan menghampiri Sisi dan berkata sambil tersenyum, "Sisi, ini."     

Sisi mengambil boneka tersebut, lalu mengerutkan keningnya pada Chevin. "Hmph!"     

Jelas-jelas tadi Chevin baru saja mengambil bonekanya dan melemparkannya ke lantai. Ini membuat Sisi sangat tidak senang.     

Baru saat inilah Sean merasa puas. Dia mengabaikan Chevin, lalu menyentuh kepala Sisi dan bertanya, "Sayang, apa kamu menyukainya?"     

Sisi mengangguk dan berkata sambil tersenyum, "Aku menyukainya! Terima kasih, Ayah!"     

"Sean, sebenarnya kamu tidak perlu memberikan hadiah semahal ini. Meski kamu memberinya barang yang murah, dia juga akan sama senangnya," kata Maureen.     

"Aku tidak ingin mendidik Sisi tumbuh menjadi anak yang mementingkan nilai-nilai materi, tapi aku juga ingin membuktikan bahwa aku juga bisa memberikan barang yang paling bagus di dunia ini untuk putriku!" kata Sean.     

Setelah Sean mengatakan ini, dia memelototi Chevin dengan ganas sehingga Chevin tidak berbicara lagi.     

"Hei, adik kecil. Mari kita bicara di lantai atas."     

Manajer Clarissa menepuk pundak Sean, lalu mengajaknya ke atas. Di lantai 2, terdapat beberapa ruang bermain orang tua-anak dan pusat pendidikan usia dini. Terdapat juga beberapa lemari pajangan Lego serta beberapa area pengambilan foto. Karena sekarang bukan jam kerja, tidak ada seorang pun di lantai 2.     

Di lantai 2, Manajer Clarissa mempersilahkan Sean untuk duduk, kemudian dia juga duduk bersila di seberang Sean karena mejanya kecil dan jarak antara keduanya sangat dekat. Sepatu stiletto hitamnya, entah disengaja atau tidak, menempel di kaki celana Sean. Ini membuat setiap pria merasa sangat canggung atau bisa dibilang tubuhnya seperti geli dan tidak tahan untuk melihat ke arah sana, lalu ingin menggaruknya.     

Manajer Clarissa ini benar-benar genit. Mungkin karena usia dan auranya mirip dengan Chintia. Sean sama sekali tidak menyukai si Manajer Clarissa ini karena melakukan tindakan seperti ini padanya.     

"Hei, di mana kakakmu?" tanya Manajer Clarissa.     

Sean menggelengkan kepalanya. "Aku juga tidak tahu."     

Manajer Clarissa menghela napas. "Si sialan ini pergi seenaknya tanpa menghubungi sekali pun! Benar-benar menyebalkan!"     

Sean tidak tahu harus berkata apa. Dia pun bertanya, "Berapa banyak yang dihabiskan kakakku di sini untuk mendapatkan kartu Super Diamond Member itu?"     

Manajer Clarissa menggerutu dengan kesal, "Berapa banyak apanya? Dia bahkan belum pernah ke sini! Dia meniduriku, lalu bersikeras memintaku memberinya kartu dengan spesifikasi tertinggi."     

"Pada saat itu aku bertanya-tanya. Kak Juan-mu itu belum memiliki anak, jadi kenapa dia menginginkan kartu keanggotaan toko kami? Sekarang aku baru tahu kalau ternyata dia menyiapkannya untukmu. Sekarang setelah dipikir-pikir, jangan-jangan si bajingan itu tidur denganku hanya untuk memberimu kartu Super Diamond Member ini!" keluh Manajer Clarissa.     

Sean berkeringat dingin. Kamu yang ditiduri, jadi kenapa melimpahkan kesalahan padaku? Aku tidak mau menjadi kambing hitam karena masalah ini!     

Sean buru-buru berkata, "Bukan tidak mungkin. Kak Clarissa, aku dan kakakku tidak memiliki hubungan yang baik. Dia sudah hampir membunuhku. Itu sebabnya dia memberiku kartu ini. Dia pasti bukan mempersiapkannya untukku. Aku sendiri juga mengambilnya secara diam-diam dari kediamannya yang ada di pinggiran kota."     

"Kakakku pasti tidak tahan untuk tidak mendekatimu karena menyukai kecantikan dan aura ratu yang kamu miliki. Dia menyukai wanita cantik! Aku terlalu sangat mengenalnya!" tambah Sean.     

Faktanya, Juan memang menyukai semua yang cantik. Asalkan cantik, dia pasti suka.     

Manajer Clarissa sangat senang ketika mendengarnya. "Kamu pandai bicara juga rupanya! Karena kamu orang sendiri, ke depannya jika ada apa-apa, kamu bisa mencariku. Tiga generasi keluargaku ada di Bogor, jadi koneksi yang kami miliki cukup lumayan."     

Sean mengungkapkan rasa terima kasihnya, "Terima kasih, Kak Clarissa. Kebetulan aku ingin meminta bantuanmu mengenai suatu hal. Aku pemegang kartu Super Diamond Member, jadi bisakah aku menyewa lantai 2 dan tidak membiarkan pemegang kartu Diamond Member naik?"     

Manajer Clarissa tersenyum. "Paham. Serahkan saja padaku."     

Manajer Clarissa bangkit berdiri dan berjalan turun, lalu memanggil Maureen dan Sisi. Ketika Chevin hendak naik ke atas, Manajer Clarissa mengulurkan tangan dan menghentikannya.     

"Apa maksudmu?" Chevin tampak tidak senang.     

"Maaf, Super Diamond Member kami sudah menyewa lantai 2, jadi untuk sementara ini Anda tidak bisa naik," kata Manajer Clarissa.     

Chevin sangat marah. Awalnya dia ingin menggunakan cara ini untuk mempermalukan Sean, tetapi justru dia yang balik dipermalukan oleh Sean dengan cara seperti ini.     

"Manajer Clarissa, kamu tidak mengizinkanku naik? Apa kamu tahu siapa aku?" Chevin memasang ekspresi mengancam di wajahnya.     

Manajer Clarissa menjawab dengan tenang, "Putra tertua keluarga Laksono yang terhormat, Chevin Laksono, kan? Anda begitu berkuasa di Bogor. Siapa yang tidak tahu?"     

Chevin mendengus dingin. "Jika kamu tahu siapa aku, bisa-bisanya kamu masih berani menghentikanku?!"     

Manajer Clarissa yang penuh dengan wibawa bersedekap dan berkata, "Tuan Muda Chevin, saya beberapa tahun lebih tua dari Anda. Orang tua saya dan paman Anda juga saling mengenal. Seharusnya Anda memanggil saya Kakak. Saya sarankan agar Anda bersikap lebih rendah hati. Bukan hanya perkataan keluarga Laksono kalian saja yang diperhitungkan di Bogor!"     

"Kamu…"     

Chevin tidak menyangka wanita ini begitu sulit untuk dihadapi. Dia tahu bahwa kepercayaan dirinya tidak dibuat-buat.     

"Hmph!" Chevin mendengus marah dan berjalan pergi.     

Sementara di sisi lain, Sean bersama Maureen dan Sisi di lantai 2. Mereka bermain bersama hingga pukul 10 saat toko sudah resmi dibuka. Ketika para tamu biasa datang satu demi satu, mereka bertiga bersiap untuk pergi.     

Ketika mereka turun, mereka mendapati Chevin sudah pergi. Masalahnya, tadi Maureen dan Sisi kemari dengan mobil Chevin. Ketika Chevin pergi, itu sama saja dengan menelantarkan Maureen dan Sisi di sini.     

Sean berkata pada Maureen, "Jangan salahkan aku karena berbicara buruk tentang tunanganmu. Chevin memiliki temperamen yang buruk. Dia membawa kalian ke sini, lalu pergi lebih dulu tanpa pamit. Tindakannya ini sudah terlalu tidak sopan padamu."     

Maureen sangat kecewa pada Chevin, tetapi dia pura-pura tidak peduli. "Tidak apa-apa. Kami bisa pulang naik taksi."     

"Tidak perlu. Tunggu aku di sini sebentar."     

Pada saat ini, sebelum Manajer Clarissa pergi, Sean berjalan mendekat dan bertanya, "Kak Clarissa, apakah kamu datang membawa mobil? Bisakah aku meminjam mobilmu?"     

Manajer Clarissa menyerahkan kunci mobil Porsche di tas LV-nya pada Sean. "Pakai saja, Adik Ipar."     

"..." Sean tidak bisa berkata-kata. Dia merasa canggung karena si Clarissa ini sudah menganggap dirinya sebagai kakak iparnya.     

Manajer Clarissa ini memiliki penampilan yang baik dan latar belakang keluarga yang baik. Akan tetapi, dengan kepribadian Juan yang suka bermain-main, sepertinya tidak mudah baginya memilih satu orang wanita sebagai istrinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.