Ingin Kukatakan Sesuatu

Memberi Penjelasan pada Keluarga Susetia!



Memberi Penjelasan pada Keluarga Susetia!

0Chevin benar-benar takut!     

Pria gagah yang selalu semena-mena ini bahkan mengusulkan agar Sean bisa tinggal di rumahnya kapan saja untuk menemani Maureen. Ini jelas sama saja dengan menyetujui Sean dan Maureen dapat berhubungan sesuka hati setelah menikah.     

Siapa yang akan menyangka Tuan Muda yang bermartabat dari keluarga Laksono bisa mengucapkan kata-kata yang begitu memalukan? Namun, sudah terlambat bagi Chevin untuk memohon belas kasihan sekarang.     

Sean memandang Chevin dengan ekspresi dingin.     

"Chevin, sejak aku datang ke Bogor, kamu sudah membuatku marah berkali-kali, tapi aku tidak membalasmu. Tapi, hari ini kamu sudah mengganggu putriku. Kamu sudah mengganggu batas terendahku! Apa kamu pikir aku akan membiarkanmu begitu saja?!"     

Ayah Chevin dapat melihat keinginan membunuh Sean sedang meningkat saat ini. Dia segera berkata, "Anak muda, jangan lakukan hal-hal yang membuatmu menyesal! Jika kamu berani menyentuh anakku, aku akan membuatmu tidak mau hidup, tapi juga tidak bisa mati!"     

Sean melirik pria paruh baya itu dan mendengus dingin. "Aku katakan satu kali lagi. Jika kamu mengganggu putriku, tidak ada ruang untuk tawar menawar denganku!"     

"Kamu… Kamu ingin melakukan apa?!" Chevin mundur ketakutan.     

Sean memandang Chevin dan berkata, "Jangan khawatir. Aku tidak akan membunuhmu. Aku orang yang adil. Apa yang kamu lakukan padaku, itu yang akan aku lakukan padamu. Beberapa hari yang lalu, di tempat Dokter Gunardi, apa yang kamu lakukan padaku melalui tuntunan alam bawah sadar? Apakah kamu masih ingat?"     

Wajah Chevin langsung memucat. Beberapa hari yang lalu, dia mencuci otak Maureen dan memotong jari Sean di dunia ilusi, bahkan juga mengebirinya.     

Chevin terus menggelengkan kepalanya.     

""Tidak, Sean. Aku tidak melakukan itu! Jangan dengarkan si bajingan Gunardi Yunardi itu! Dia dokter yang tidak bermoral! Dia pembohong! Semua yang dikatakannya bohong! Aku tidak melakukan itu sama sekali! Jangan percaya apa yang dikatakan Gunardi! Dia bajingan! Dalam beberapa tahun terakhir, selama merawat Maureen, dia sudah memanfaatkan Maureen. Dia dan Maureen tidur bersama! Kamu tidak bisa percaya pada bajingan seperti itu!"     

Sean mendengus.     

"Jika aku tidak bisa percaya padanya, lalu apa aku harus percaya padamu?" tukas Sean, lalu memerintah, "Panggilkan orang kemari!"     

"Ya!" John segera melangkah maju.     

Sean berkata pada John, "Buat dia menjadi Cahyadi yang berikutnya!"     

"Baik!"     

John segera membawa orang-orangnya ke depan. Chevin juga bersikeras melawan mati-matian, tetapi dia tidak bisa mengalahkan banyak orang. Hanya sesudah melawan tiga orang, dia langsung kewalahan. Lalu, ratapan Chevin terdengar.     

"Nakkk!" Ayah Chevin meraung dengan penuh amarah.     

John mendatangi Sean, menunjuk ayah Chevin, dan bertanya, "Apa yang harus saya lakukan dengan orang ini?"     

Ketika Sean dan ayah Chevin bertemu untuk pertama kalinya, tidak ada kebencian di antara mereka. Ayah Chevin juga tidak menyakiti Maureen atau Sisi, jadi Sean tidak berencana untuk bersikap kasar padanya.     

Akan tetapi, Sean tahu betul bahwa jika dia menyentuh putranya seperti ini, ayah Chevin pasti akan menggunakan semua kekuatannya untuk berurusan dengannya. Jadi, Sean ingin mencabut kekuasaan yang dimilikinya ini.     

"Wawan," panggil Sean, "Periksa ponselnya. Lalu, pergi ke kamarnya dan cari dokumen, kontrak, dan lainnya. Karena keluarga Laksono mereka bisa sebaik hari ini, aku percaya pasti ada banyak pendapatan yang didapatkan dengan cara haram. Biar dia menghabiskan sisa hidupnya di balik jeruji besi."     

"Baik!" Wawan suka melakukan hal-hal seperti menghukum 'tuan muda kaya raya' begini.     

Setelah menyelesaikan masalah ini, Sean berlari ke lantai tiga lagi, lalu membawa Maureen dan Sisi turun. Mereka harus segera pergi dari sini. Namun, ketika tiba di halaman, Sean mendapati mobil Jeep Maureen telah hancur, bahkan bannya sudah hilang.     

"Bajingan! Siapa yang menghancurkan mobil tuanku? Benar-benar tidak tahu diri!" John marah besar.     

Seorang bawahan melangkah maju dan berkata, "Kak John, Anda yang menghancurkannya."     

John tertegun sejenak, lalu segera menampar dirinya sendiri dan meminta maaf pada Maureen, "Maafkan saya. Saya belum pernah melihat mobil Nona Muda."     

Maureen tersenyum tipis, menunjukkan bahwa dirinya tidak keberatan. Sementara, Sisi juga ingat dengan paman botak ini. Sambil tersenyum, Sisi memanggil, "Paman Botak."     

"Aku akan mengganti mobilmu lain kali," kata Sean.     

Maureen menggelengkan kepala. "Tidak perlu. Jangan mengkhawatirkan hal-hal ini. Ayo kita keluar dulu saja."     

Saat memimpin jalan, John berkata, "Banyak mobil kami yang diparkir di luar area perumahan ini. Kuncinya masih ada di dalam mobil, jadi Tuan Muda Sean bisa memilih mobil mana saja."     

Sean mengangguk dan memberi perintah pada John, "Kalian juga cepat pergi dari sini."     

Setelah itu, Sean mendapati Cadillac Escalade, lalu membawa Maureen dan Sisi pergi. Mobil SUV ini memiliki bodi baja dan antipeluru.     

Di Amerika Serikat, jangan main-main dengan orang yang mengemudikan Escalade. Sebagian besar orang di dalam mobil itu berperawakan tinggi dan garang. Selain itu, kemungkinan 98% mereka memiliki senjata.     

Pada saat melewati jalan keluar dari area ini, ponsel sudah mendapat sinyal. Ponsel Maureen pun berbunyi.     

"Halo, Kakek. Ya, aku bersama Sean. Baik. Aku tahu."     

Setelah menutup telepon, Maureen berkata pada Sean, "Kakek menyuruhmu mengantarku dan Sisi ke rumah Kakek. Kakek juga ingin bertemu denganmu."     

"Ya, oke."     

Sean mengendarai mobil ke kediaman Suhendra. Sementara, John dan yang lainnya segera mengikuti.     

Ketika mereka tiba di rumah Suhendra, mobil Sean lewat dengan mulus, tetapi mobil John dan yang lainnya sudah sejak tadi dihentikan.     

John segera memanggil Sean, "Tuan Muda Sean, mobil kami tidak bisa masuk. Apa kami perlu menerobos masuk?"     

"Tidak perlu. Kalian tunggu di tempat kamu berada saja. Keluarga Susetia tidak akan macam-macam padaku," jawab Sean.     

Permasalahan di antara Sean dan keluarga Susetia sudah diselesaikan. Sementara, kali ini dia baru saja menyelamatkan Maureen. Keluarga Susetia benar-benar merasa sangat bersyukur dan tidak mungkin tidak tahu berterima kasih.     

Sean, Maureen, dan Sisi perlahan berjalan ke ruang keluarga. Sean terkejut ketika mendapati ruang tamu dipenuhi dengan anggota keluarga Susetia.     

Sama seperti ketika Sean pertama kali datang ke sini. Tidak hanya Suhendra, tetapi juga ayah, ibu, dan ibu tiri Maureen, serta Michelle, Matthew, bersama pasangan mereka. Bahkan, Marvin yang belum pulih dari cedera kakinya bergegas keluar dari rumah sakit.     

"Aneh. Kenapa orang-orang dari keluarga Susetia berkumpul?" Samar-samar Sean merasa ada sesuatu yang salah.     

"Tuan Suhendra," sapa Sean.     

"Kakek," Maureen turut menyapa.     

Suhendra mengangguk tanpa ekspresi. Melihat wajah Sisi yang kotor karena habis menangis, dia berkata, "Panggilkan orang kemari! Bawa Sisi untuk mandi! Maureen, kamu juga pergi ke kamar untuk membenahi diri dulu saja."     

Sekarang rambut dan pakaian Maureen sedikit berantakan. Bagaimanapun juga, keluarga seperti keluarga Suhendra masih mementingkan etika.     

Maureen melirik Sean. Dia khawatir kakeknya akan mempersulit Sean dan tidak ingin meninggalkan Sean.     

Suhendra mengetahui apa yang dipikirkan Maureen dan berkata, "Sebelum kamu turun, percakapan kami dengan Sean tidak akan dimulai. Ganti pakaianmu dan berdandanlah lagi. Wanita tercantik di Bogor harus memiliki tampilan wanita tercantik di Bogor."     

Sean tersenyum pada Maureen dan berkata, "Pergilah. Aku baik-baik saja."     

Maureen mengangguk dan menaiki tangga.     

Sean menemukan tempat duduk dan duduk, tetapi ruangan besar itu diselimuti keheningan yang pekat. Terdapat begitu banyak orang, tapi tidak ada yang berbicara. Masing-masing dari mereka menatap Sean.     

Keluarga Susetia… sebenarnya berencana melakukan apa?!     

Sean pun mulai berdebar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.