Ingin Kukatakan Sesuatu

Giana ingin Membuat Keributan di Pernikahan?



Giana ingin Membuat Keributan di Pernikahan?

0Pengurus Fairus sangat gembira. "Kapan? Apakah Anda menikah dengan Nona Chintia?"     

Sean menghela napas dan berkata, "Tanggal 1 April. Bukan Chintia, melainkan Maureen, nona tertua dari keluarga Susetia."     

Pengurus Fairus bingung. "Tuan Muda, kenapa bisa begini?"     

"Chintia hilang," jawab Sean, "Aku menduga seseorang dari keluarga Susetia pelakunya. Aku harus menikahi Maureen untuk mencari tahu di mana Chintia berada."     

Kini Pengurus Fairus yang menghela napas.     

"Tuan Muda, apa Anda pernah berpikir, jika sampai ini bukan perbuatan keluarga Susetia, bukankah Anda sudah sia-sia menikahi orang yang salah? Putri dari keluarga Susetia bukan seseorang yang bisa dinikahi seenaknya, lalu bisa diceraikan begitu saja."     

"Aku sudah memikirkannya, tapi aku mempunyai semacam intuisi bahwa meski masalah ini bukan perbuatan keluarga Susetia, jika aku ingin menemukan Chintia, aku harus menikahi Maureen. Sepertinya semua permasalahan memaksaku untuk memilih jalan ini."     

Pengurus Fairus terkejut.     

"Tuan Besar dari awal sudah pernah bilang bahwa intuisi dan prediksi Anda sangat akurat. Sekarang Tuan Besar sedang beristirahat. Nanti saat beliau sudah bangun, saya akan memberitahukan berita ini pada beliau. Tapi, sepertinya beliau tidak akan bisa menghadiri pernikahan Tuan Muda secara langsung."     

"Ya. Aku juga tidak berencana membiarkan Kakek datang. Aku hanya ingin memberitahunya. Katakan pada Kakek bahwa aku baik-baik saja. Tidak perlu mengkhawatirkan aku."     

Setelah mengobrol beberapa saat dengan Pengurus Fairus, Sean menutup telepon, kemudian menghubungi kakak tertuanya. Tetapi, Tian tidak menjawab.     

Sepuluh menit kemudian, Tian kembali menghubungi dengan nomor tidak dikenal.     

"Sean."     

"Kak."     

"Barusan aku sedang sibuk. Ada apa? Apa ada kabar tentang kakak keduamu?"     

"Bukan. Kak, aku menghubungi karena ingin memberitahu kalau aku akan menikah."     

Tian sangat gembira dan langsung bertanya, "Mau menikah? Kapan? Aku akan datang untuk menghadiri pernikahanmu dengan Chintia."     

Saat berada di bar di Prancis, Tian memberitahu Sean bahwa dia menunggu undangan pernikahan Sean dan Chintia.     

Sean terdiam sejenak, lalu berkata, "Tanggal 1 April, tapi bukan dengan Chintia, melainkan cucu perempuan Suhendra Susetia, Maureen Susetia."     

"Apa? Kamu menikah dengan seseorang dari keluarga Susetia?"     

Tian sontak terkejut. "Bagaimana kamu bisa menikahi seseorang dari keluarga Susetia? Bukankah kamu sangat mencintai Chintia? Aku bahkan mengambil risiko dimarahi Kakek untuk mengirimkan foto ayah Chintia, hanya untuk membuatmu dan Chintia bersama."     

"Sekarang kamu malah menikahi wanita lain? Sean, jangan ikuti perilaku licik kakak keduamu. Sebagai seorang laki-laki, kamu harus bertanggung jawab pada wanita dan setia padanya!"     

Dapat didengar bahwa Tian sangat menentang Sean menikahi Maureen. Sean menghela napas.     

"Kak, Kakak tidak tahu situasinya. Tentu saja aku mencintai Chintia dan ingin menikahinya. Namun, Chintia tiba-tiba menghilang tanpa kabar. Aku curiga seseorang dari keluarga Susetia yang melakukannya. Aku tidak punya pilihan selain menikahi Maureen."     

"Hilang?" Tian jadi bingung.     

Sean bertanya, "Tanggal 1 April nanti, di hari pernikahanku, maukah Kakak datang? Keluarga Susetia ingin bertemu keluargaku."     

Tian menjawab, "Ya. Aku akan pergi bersama kakak iparmu. Ngomong-ngomong, apakah kamu sudah memberitahu Ayah dan Ibu tentang ini? Apakah mereka akan datang?"     

"Tidak. Ayah tidak ingin memberitahuku apa pun tentang ayah Chintia. Aku tidak ingin berbicara dengannya. Aku juga tidak menelepon Ibu."     

"Adik bodoh, jangan gegabah. Ayah tidak memberitahumu juga karena itu aturan keluarga. Aku akan menelepon Ibu dan bertanya padanya. Istirahatlah. Sampai jumpa tanggal 1 April."     

"Hm. Oke, Kak. Aku tunggu kedatanganmu dengan Kakak Ipar."     

———     

Poster pernikahan Chevin dan Maureen yang awalnya ditempelkan di gerbang-gerbang rumah di Bogor, semuanya dirobek dan digantikan dengan poster pernikahan Sean dan Maureen. Tidak hanya itu, insiden keluarga Laksono dan pernikahan keluarga Susetia juga tersebar di kalangan atas Bogor serta di kalangan bisnis.     

"Hei! Kalian sudah dengar belum? Pernikahan nona tertua keluarga Susetia berantakan. Tanggal pernikahan tidak berubah, tapi pengantin laki-lakinya berubah!"     

"Dengar-dengar pengantin laki-lakinya orang luar kota dan orang miskin. Dia bahkan tidak memiliki rumah di Bogor dan akan masuk tinggal di rumah keluarga Susetia!"     

"Adududuhhh… Dengar-dengar, Nona Maureen sangat cantik! Kenapa aku tidak seberuntung itu bisa menjadi menantu keluarga Susetia? Mempelai pria ini sangat beruntung!"     

———     

"Kelinciku, kelinciku, kau manis sekali. Melompat kian kemari sepanjang hari. Aku ingin menemani sepulang sekolah. Bersamamu lagi menari-nari…"     

Komplek Apartemen di Alam Sutera, Tangerang Selatan, Giana memainkan lagu anak-anak dan ikut bernyanyi sambil menggoda anak kembarnya sambil tersenyum. Meskipun Giana bukan istri yang baik, dia adalah ibu yang baik. Ibu mana di dunia ini yang tidak menyukai anaknya sendiri?     

Ada banyak selebriti yang berselingkuh dan suka pura-pura menjadi ibu yang baik. Seolah-olah selama mereka baik pada anak-anaknya, perilaku buruk mereka dapat dihapus.     

Pada saat ini, ibu Giana, Lana Surya, datang dengan wajah yang panik.     

"Putriku. Ibu baru saja dari rumah teman sekolah Ibu dan mendengar berita yang luar biasa. Coba tebak siapa?"     

Giana sekarang memiliki 3 triliun di tangannya dan siap untuk memulai perusahaan baru. Dia juga masih bisa menikmati hidup yang baik. Selain itu, setiap harinya dia menggunakan produk perawatan kulit paling mahal dan terus berolahraga setiap hari.     

Penampilan dan sosok Giana tetap sama. Dia masih wanita dengan kecantikan yang luar biasa dan membuat para pria tidak bisa tidak menatapnya ketika keluar.     

"Berita siapa? Kenapa Ibu begitu bersemangat?" Giana bertanya dengan santai.     

Lana menjawab dengan menggebu-gebu, "Sean! Dia akan menikahi Maureen, putri keluarga Susetia!"     

"Apa?" Giana sontak terkejut. "Maureen? Bukankah dia kakak Marvin?"     

Tiba-tiba Giana teringat bahwa ketika dia pergi ke Surabaya untuk menghadiri pernikahan Chintia dan Julius terakhir kali, dia pernah bertemu Maureen. Kecantikan Maureen, untuk pertama kalinya, membuat Giana merasa seperti lawannya.     

Tiba-tiba Giana menjadi kesal. "Bagus kamu, Sean! Kamu menyuruhku pulang dan menjaga anak baik-baik, tapi kamu, setelah selesai bermain-main dengan Chintia, kamu bersama dengan Nona keluarga Susetia!"     

"Mengesalkan! Dia bahkan tidak bersama dengan Chintia lagi, tapi kenapa dia tidak memilihku!" rutuk Giana.     

Lana menyahut, "Iya! Kamu dan Sean sudah punya anak. Bukankah akan lebih baik jika kalian rujuk? Tapi, bukankah aset Sean sekarang sedang dibekukan? Kamu tidak masalah meski dia miskin?"     

Giana mendengus dingin dan berkata, "Sekarang aku tidak akan pernah percaya bahwa Sean miskin lagi. Aku sudah rugi dua kali karena ditipunya dua kali berturut-turut! Akhirnya aku tahu kalau seumur hidupnya, Sean tidak akan pernah jatuh miskin!"     

"Hmph! Sean si tidak punya hati ini! Sebelumnya saat aku menikah dengan Cahyadi dan Yoga, dia menghancurkan kedua pernikahanku ini. Ketika Chintia menikah, dia juga pergi untuk merebut mempelai wanita dan tidak membiarkan orang lain hidup dengan tenang. Kali ini di pernikahan Sean, aku akan merebutnya! Aku juga akan menghancurkannya! Aku akan membuat keributan di pesta pernikahannya!" tukas Giana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.