Ingin Kukatakan Sesuatu

Pernikahan Sean dan Maureen!



Pernikahan Sean dan Maureen!

0Ketika Lana mendengar ini, dia segera menjadi panik.     

"Astaga, putriku! Jangan bodoh! Ibu dengar dari teman sekolah Ibu kalau keluarga Susetia bukan keluarga biasa. Mereka keluarga papan atas di Bogor. Jika kamu mencari gara-gara dengan keluarga Susetia, keluarga Wangsa kita akan tamat!"     

Giana mendengus dingin. "Keluarga Wangsa kita dari dulu sudah berakhir! Ini gara-gara Sean yang tidak punya hati itu! Kenapa saat aku dan Chintia menikah, dia boleh datang membuat masalah? Tapi, ketika dia menikah, kita tidak boleh membuat masalah?"     

"Bu, aku akan memberimu 20 miliar. Pergilah ke tempat teman sekolah Ibu dan bantu aku untuk mendapatkan undangan pernikahan Sean. Pada hari itu, aku akan membawa anak keluarga Yuwono dan keluarga Susetia, dua anak ini, untuk meminta penjelasan!" kata Giana.     

Tiba-tiba Lana menyadari.     

"Hah? Putrimu anak dari keluarga Susetia? Ya Tuhan, ini terlalu… Oke! Putriku, Ibu mendukungmu! Tidak perlu 20 miliar. Beri Ibu 2 miliar saja. Dengar-dengar, pernikahan ini tidak memiliki persyaratan tinggi untuk para tamu undangannya sehingga undangannya sangat mudah didapatkan."     

———     

Tok! Tok!     

Sekretaris mengetuk pintu, lalu masuk ke kantor presiden direktur di Gedung Puncak CBD Surabaya dan meletakkan undangan yang dibawanya ke atas meja.     

"Presdir Julius, ada undangan pernikahan dari Bogor."     

Julius mengambil undangan pernikahan dan mendapati bahwa undangan itu dikirim oleh keluarga Susetia. Setelah melihat lebih saksama, ternyata Maureen dan Sean yang menikah.     

"Sean?! Kenapa bisa dia?!"     

Ada banyak orang bernama Sean di dunia, tetapi Julius yakin dan percaya kalau Sean ini adalah Sean yang disukai Chintia. Itu karena dia tahu Sean dan Maureen sudah memiliki seorang putri.     

Julius mengepalkan tinjunya dan mengamuk, "Sean, kamu sudah merebut Chintia dariku, tapi kamu malah mencampakkannya dan menikah dengan putri keluarga Susetia! Dasar sombong! Benar-benar keji!"     

Julius masih sangat menyukai Chintia. Dia merasa ini sangat tidak adil untuk Chintia.     

"Pesankan aku tiket pesawat ke Jakarta segera!" perintah Julius pada sekretarisnya.     

———     

Hari ini, Sean dan Maureen bersama Sisi naik pesawat pribadi. Mereka terbang ke Labuan Bajo untuk melakukan foto pernikahan.     

Labuan Bajo merupakan surga yang tersembunyi di Indonesia bagian Timur. Warna laut dan langit menjadi satu. Selain itu, warna airnya begitu jernih. Secara keseluruhan, tempat ini seindah negeri dongeng dan cocok untuk foto pernikahan.     

Karena waktu yang terbatas, Sean dan Maureen tidak bisa pergi ke luar negeri. Jadi, mereka hanya bisa memilih tempat terdekat dan dipilihlah Labuan Bajo.     

Pada hari pemotretan pernikahan di sini, Maureen mengenakan gaun pengantin berwarna putih. Dengan bertelanjang kaki dan memegang bunga di tangannya, dia menginjak danau biru mint sambil tersenyum dan berbalik.     

Kecantikan Maureen selaras dengan keindahan pantai ini. Sean tenggelam dalam kecantikan Maureen sepanjang hari dan tidak bisa melepaskan diri.     

———     

Dalam sekejap, tibalah April Mop atau tanggal 1 April, hari pernikahan Sean dan Maureen.     

Keluarga Susetia menyewa Hotel Hilton paling mewah untuk mengadakan pernikahan Maureen dan Sean.     

Hari ini ada banyak orang yang datang ke pesta pernikahan. Keluarga Susetia telah menyiapkan ratusan meja, yang bisa dibilang merupakan hal besar. Dengan kekuasaan keluarga Susetia, bahkan ribuan meja juga dapat terisi.     

Banyak orang datang dari luar kota untuk menghadiri acara. Selain itu, orang-orang yang datang ke pesta pernikahan itu semuanya adalah orang-orang yang sangat bergengsi.     

Pada pukul sembilan pagi, tempat pernikahan sudah penuh sesak dan banyak orang berkumpul di aula. John dan Wawan juga berdiri di pintu dengan mengenakan jas dan sepatu kulit. Mereka bertanggung jawab atas keamanan di pernikahan hari ini.     

John dengan bosan memandangi para tamu yang datang satu demi satu dan berkata, "Wawan, apakah menurutmu Nona Jasmine akan datang untuk merebut mempelai laki-laki?"     

Wawan tertawa. "Kak John, apa yang Kakak pikirkan? Bagaimana mungkin Jasmine melakukan itu? Aku lihat kamu ingin agar Jasmine menikah dengan Sean. Apa Kakak gila?"     

John mengambil pisang dan mengupas kulitnya. "Ck! Memangnya tidak baik kalo Jasmine jadi nona muda kita? Dia itu pramugari! Perawakannya lebih baik dari Maureen!"     

Wawan adalah pendukung Maureen, jadi dia buru-buru menjawab, "Siapa yang mengatakan itu? Maureen juga memiliki kaki yang sangat jenjang, oke? Selain itu, kecantikannya setingkat lebih tinggi dari Jasmine."     

John tidak terima, "Omong kosong! Aku belum pernah melihat sosok tubuh yang lebih baik dari Nona Jasmine!"     

Pada saat ini, dua wanita cantik muda muncul di pintu dan masuk sambil membawa undangan. Salah satu wanita cantik itu memiliki sosok yang membuat orang yang melihatnya mimisan dan langsung menarik perhatian banyak pria. Wawan juga tercengang ketika melihatnya.     

Wawan buru-buru berkata, "Tidak perlu memuji-muji Jasmine! Kak John, lihat! Tamu yang baru masuk ini memiliki tubuh yang jauh lebih bagus dari Jasmine!"     

John mendongak. Ketika melihat wanita bertubuh molek itu, dia tertegun. "Sinting! Bukankah ini Yuana?"     

"Apa? Kamu kenal?" Wawan tertegun sejenak.     

"Dia adik sepupu mantan istri Tuan Muda Sean, mantan adik iparnya!" kata John, "Aneh. Kenapa dia bisa datang ke sini?"     

John tidak salah mengenali. Orang yang masuk memang Yuana Wangsa. Namun, sekarang dia sudah mengubah namanya menjadi Jennifer Wangsa.     

Jennifer dan teman sekelasnya di sekolah film, Mandy Cendana, masuk sambil bergandengan tangan. Dua gadis muda dan cantik itu langsung menarik perhatian banyak tamu pria. Jennifer secara khusus mengenakan pakaian yang sangat terbuka.     

Saat berjalan dengan Mandy, Jennifer berbisik padanya, "Aduh, rasanya sangat canggung datang ke sini. Ini pernikahan mantan iparku. Apa kamu harus memancing Kate di sini?"     

Mandy tertawa dan berkata, "Mantan iparmu benar-benar luar biasa. Terakhir kali aku melihatnya, dia masih bekerja sebagai satpam di pusat perbelanjaan. Tapi, sekarang dia mengubah kepribadiannya dan bahkan disebut sebagai menantu keluarga Susetia."     

"Kamu juga tidak usah canggung. Hari ini ada begitu banyak tamu. Kemungkinan Sean tidak akan melihatmu," kata Mandy, "Sudah, aku tidak mau berbicara denganmu lagi! Hari ini semua orang yang datang ke pesta pernikahan ini adalah orang-orang terkemuka. Bisa dibilang semua orang penting dalam perfilman Indonesia dan lingkaran bisnis ada di sini. Selama kita berhasil mendapatkan satu di antaranya, kita akan terkenal di masa depan!"     

Sekarang Jennifer sangat ingin jadi terkenal. Dia rela mengorbankan tubuhnya dan mau tidak mau setuju pada Mandy. Dia hanya berdoa agar Sean tidak melihat adegan kotor dan memalukan ini...     

Tidak lama kemudian, seorang kenalan lain yang dikenal baik oleh John maupun Wawan memasuki pintu. Ternyata itu Julius Kusumo!     

"Sial! Julius si anjing tua bangka itu juga datang!" kata John dengan kejam.     

Terakhir kali saat mereka berada di Surabaya, terjadi begitu banyak perselisihan di antara mereka. Dia juga sudah menebak bahwa Julius akan datang untuk menghadiri pernikahan keluarga Susetia.     

Setelah Julius masuk, dia juga melihat John, tetapi dia tidak menyapa dan langsung pergi ke bagian terdalam. Julius pergi untuk menjabat tangan Suhendra dengan hormat.     

"Tuan Suhendra."     

Suhendra balas menyapa sambil tersenyum, "Presdir Julius, selamat datang! Terima kasih atas keramahan Anda saat di Surabaya terakhir kali. Kali ini giliran saya menjamu Anda. Anda harus tinggal di Bogor selama beberapa hari lagi."     

Julius tersenyum dan berkata, "Tidak berani, tidak berani. Tuan Suhendra, bagaimana bisa Nona Maureen menikah dengan Sean? Bagaimana dengan Chintia?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.