Ingin Kukatakan Sesuatu

Ibu Mertua Mempersulit!



Ibu Mertua Mempersulit!

0Suhendra tahu hubungan rumit antara Sean, Chintia, dan Julius.     

"Julius, ceritanya panjang. Duduklah dulu. Kita cari kesempatan lain untuk membicarakannya."     

"Baiklah."     

Julius tidak berani melawan Suhendra dan duduk dengan patuh.     

Ada banyak kebisingan di tempat pesta. Satu per satu tamu yang datang membuat John merasa kesal.     

"Ada begitu banyak orang yang menghadiri pernikahan ini, tapi tidak ada yang datang untuk Tuan Muda Sean. Semuanya datang untuk keluarga Susetia. Hei, menurutmu kapan Nona Jasmine-ku akan datang untuk merebut mempelai laki-laki?"     

John tergila-gila memikirkan Jasmine, jadi dia mengupas pisang lagi dan memasukkannya ke mulutnya. Tetapi, begitu menggigitnya, dia tersedak ketika seorang wanita cantik lainnya lewat di pintu.     

"Uhuk! Uhuk! Uhuk…!"     

John terbatuk penuh semangat dan menunjuk-nunjuk keramaian yang ada di pintu. Wawan tidak tahu mengapa, jadi dia menepuk bagian belakang John untuk membuat John tidak tersedak.     

"Ada apa, Kak John? Apa jangan-jangan Jasmine benar-benar ada di sini? Aku ini pendukung Nona Maureen. Jika kamu mendukung Jasmine merebut mempelai laki-laki, maka hari ini kita harus bertarung!" kata Wawan.     

John memuntahkan pisang yang ada dimakannya dan berkata dengan kaget, "Jasmine apanya! Giana si pelacur itu datang!"     

Wawan langsung tercengang. "Mantan istri Tuan Muda Sean?"     

Giana mengenakan pakaian dan perhiasan dari merek ternama. Dia masuk sambil mendorong kereta bayi. Karena kecantikan Giana yang tiada tara, begitu masuk, dia menarik perhatian banyak tamu.     

"Ya Tuhan! Wanita ini sangat cantik! Secantik mempelai wanita, Maureen Susetia!"     

"Dia terlihat seperti saudara kandung Nona Maureen! Benar-benar mirip!"     

"Sayangnya, dia mendorong kereta dengan dua anak. Sepertinya dia sudah menjadi seorang Ibu. Sudah tidak lajang lagi. Hah…"     

Giana menikmati tatapan semua orang dan terus berjalan dengan angkuh. Hanya saja, baru berjalan tidak sampai dua langkah, dia dihentikan oleh John.     

"John?"     

John berkata dengan wajah serius, "Giana, apa yang kamu lakukan di sini?! Aku peringatkan padamu, hari ini adalah hari pernikahan Tuan Muda Sean. Jangan berpikir untuk membuat masalah di sini!"     

Giana sama sekali tidak takut pada John. Jika ini setahun yang lalu, ketika Sean dan Giana belum bercerai, dia pasti akan takut pada Mafia Jakarta ini. Namun, dalam satu tahun terakhir, sudah terlalu banyak yang Giana alami. Sekarang dia sudah bukan lagi gadis kecil yang hanya bermimpi mewarisi harta keluarga Wangsa.     

Giana berkata dengan angkuh, "Beraninya kamu yang hanya seorang bawahan berbicara padaku seperti ini?! Lihat siapa yang aku dorong di kereta bayi ini! Ini darah daging tuanmu! Di masa depan, putraku akan mewarisi semua harta keluarga Yuwono! Jika kamu berani tidak menghormatiku, itu sama saja dengan kamu tidak menghormati seluruh keluarga Yuwono!"     

"Kamu…" John pun tidak bisa berkata-kata.     

Apa yang dikatakan Giana adalah kebenaran. Dia sudah melahirkan seorang putra untuk Sean. Ini adalah putra tertua Sean yang kemungkinan benar-benar akan mewarisi bisnis keluarga Yuwono di masa depan.     

John tidak boleh mengusik Giana dan anaknya. John pun mau tidak mau mengubah sikapnya.     

"Nona Giana, saya tahu Anda ingin rujuk dengan Tuan Muda Sean dan kembali bersamanya lagi, tapi Tuan Muda Sean sudah memiliki istri. Saya harap Anda bisa menerima kenyataan dan tidak membuat masalah di pernikahan Tuan Muda Sean."     

Giana mendengus dingin. "Pernikahan Sean? Buka matamu lebar-lebar! Tempat ini dipenuhi dengan nama Maureen. Nama Maureen dicantumkan sebelum nama tuanmu. Ini jelas pernikahan keluarga Susetia! Lebih baik kamu tidak usah mengkhawatirkan tuanmu!"     

Setelah berbicara, Giana mengabaikan John dan berjalan maju sambil mendorong kereta bayi.     

Wawan langsung bertanya, "Kak John, bagaimana ini? Bagaimana kalau kita memberitahu Tuan Muda Sean?"     

"Tuan Muda Sean sedang sibuk, jadi jangan ganggu dia. Keluarga Susetia sangat kuat di Indonesia. Aku yakin Giana tidak akan berani membuat masalah di sini," kata John.     

Tidak lama kemudian semua, tamu sudah duduk dan hampir semua kursi di aula terisi. Selain itu, ruang privat di lantai atas juga sudah penuh.     

Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Ini saatnya pesta pernikahan dimulai.     

Kali ini pembawa acara terkenal, Edric Candra, secara khusus diundang untuk menjadi pembawa acara. Dia menghampiri meja keluarga Suhendra dan bertanya, "Tuan Suhendra, waktunya sudah tiba. Apa sudah bisa dimulai?"     

Suhendra melirik meja di sebelah mereka, satu-satunya meja kosong di tempat pesta. Meja ini khusus disiapkan Suhendra untuk keluarga Sean, jadi tidak ada yang berani duduk di sana.     

"Keluarga Sean belum tiba."     

Suhendra jelas berharap pernikahan tidak akan dimulai sampai keluarga Sean tiba.     

"Hmph," Michelle mendengus dingin, "Jika keluarga Yuwono ingin datang ke pesta ini, mereka seharusnya sudah tiba tadi malam. Sekarang setelah pernikahan dimulai, tidak ada seorang pun yang terlihat. Sepertinya mereka tidak akan bisa datang. Tidak usah ditunggu!"     

Lianny sangat tidak puas dengan keluarga Sean. "Benar, Ayah! Tidak usah ditunggu!"     

Suhendra pun mengangguk dan berkata, "Baiklah, mari kita mulai."     

Edric kemudian membawa mikrofon ke atas panggung hingga segera menuai sorak-sorai di seluruh aula pesta.     

"Wow. Ternyata pembawa acara terkenal Edric Candra memimpin pernikahan. Keluarga Susetia sangat mengagumkan."     

"Dengar-dengar, biaya untuk mengundang Edric sangat mahal. Sepertinya hanya keluarga Susetia yang bisa mengundangnya."     

"Edric, aku penggemarmu!"     

Edric tersenyum dan membungkuk pada semua orang. "Terima kasih, terima kasih. Saya merasa terhormat dapat menyaksikan momen di mana Nona Maureen dan Tuan Sean menikah hari ini."     

"Di zaman sekarang ini, ketika semakin banyak anak muda yang takut menikah. Saya rasa, setiap pasangan yang berani menikah adalah orang-orang yang memiliki cukup keberanian dan kepercayaan diri untuk kehidupan yang lebih baik di masa depan. Sekarang, mari kita undang pasangan baru yang berbahagia ini ke atas panggung!"     

Alunan lagu yang indah mengalun di seluruh ruangan. Ini adalah lagu 'Beautiful In White' yang dinyanyikan oleh Shane Filan, lagu yang biasa diputar di pesta pernikahan. Maureen juga sangat menyukai lagu ini. Jadi, dia selalu berharap bisa menggunakan lagu ini ketika menikah.     

Seiring dengan alunan lagu pernikahan romantis ini, Maureen yang mengenakan gaun pengantin putih dan anggun seperti bidadari meraih lengan Sean dan berjalan perlahan menuju panggung.     

"Ya Tuhan! Ini… Ini terlalu indah!"     

"Ini indah sekali sampai aku ingin menangis rasanya. Nona Maureen adalah pengantin tercantik yang pernah aku lihat!"     

Begitu Maureen dan Sean muncul, mereka membuat iri semua tamu di tempat kejadian.     

Sementara, saat ini Giana tercengang menatap mereka. Menyaksikan Sean dan Maureen memasuki aula pernikahan seperti ini membuatnya tanpa sadar teringat akan saat dirinya dan Sean menikah. Benar-benar persis sama.     

Sean ternyata menemukan seorang wanita yang sangat mirip denganku… Dia pasti masih mencintaiku! Giana cemburu. Dia cemburu hingga hampir gila rasanya.     

Tidak lama kemudian, Maureen dan Sean tiba di tengah-tengah panggung. Edric tidak banyak omong kosong dan keluarga Susetia sebenarnya juga tidak membutuhkan pembawa acara pernikahan. Itu hanya digunakan orang biasa ketika mereka menikah.     

Di pernikahan orang biasa, mereka suka membiarkan pembawa acara menghidupkan suasana dengan menggoda pasangan pengantin baru untuk membuat para tamu terhibur. Sementara, ketika orang-orang seperti keluarga Susetia menikah, mereka tidak perlu melakukan ini.     

"Kami akan mengundang ibu pengantin wanita untuk berbicara di atas panggung," kata Edric.     

Dengan tepuk tangan meriah, Lianny muncul dengan selembar kertas di tangannya. Sean meliriknya dan melihat bahwa tertulis, 'Permohonan untuk tinggal di rumah pihak wanita setelah menikah'!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.