Ingin Kukatakan Sesuatu

Giana Mempermalukan Sean dan Maureen!



Giana Mempermalukan Sean dan Maureen!

0Suhendra naik ke atas panggung, memegang mikrofon, dan berkata dengan ramah, "Terima kasih sudah datang. Menantu perempuan saya baru saja membuat lelucon untuk kalian semua. Ini benar-benar hanya bercanda. Jangan dianggap serius."     

"Sebenarnya, cucu dan cucu menantu saya bertemu empat tahun lalu. Selain itu, mereka memiliki seorang putri berusia empat tahun. Hanya saja, keluarga kami menentang kebersamaan mereka saat itu. Setelah ujian selama empat tahun ini, kami tahu bahwa Sean adalah anak yang sangat berdedikasi dan tekun, jadi kami menyetujui pernikahan mereka," kata Suhendra.     

Begitu pernyataan ini keluar, semua orang membicarakannya.     

"Ternyata mereka bahkan sudah punya anak. Ini namanya naik bus dulu, baru membayar tiketnya belakangan! Bocah ini benar-benar jago!"     

"Sudah memiliki anak, tapi masih harus diuji selama empat tahun. Menjadi menantu keluarga Susetia benar-benar tidak mudah!"     

Suhendra melanjutkan, "Untuk pernikahan hari ini, kami tidak menerima hadiah, Banyak teman-teman terdekat yang sudah memberikan amplop. Hari ini saya beritahukan bahwa kami tidak akan menerima satu sen pun. Terima kasih atas niat baik para tamu undangan sekalian."     

Seluruh hadirin kembali berbisik.     

"Benar-benar tidak cocok bagi orang setingkat Tuan Suhendra untuk menerima hadiah. Kalau tidak, dengan kekuatan Tuan Suhendra dalam bisnis dan politik, sepertinya akan ada seseorang yang memberi hadiah 20 miliar!"     

"Haha! 20 miliar? Bukankah itu terlalu meremehkan keluarga Susetia? Pasti akan ada orang yang berani memberi hadiah 100 miliar!"     

"Benar! Asalkan keluarga Susetia menerima uang hadiah, mereka harus melakukan sesuatu untuk orang itu. Bukankah uang itu akan kembali dalam sekejap?"     

Suhendra memandang semua orang,     

"Tapi, saya pikir banyak dari mereka yang datang dengan hadiah. Sejak zaman kuno, memberi hadiah pada pengantin baru adalah tradisi dan hal yang sangat baik. Jadi, jika itu berupa hadiah, kami bisa menerimanya."     

Begitu Suhendra mengatakan ini, para tamu di tempat kejadian segera bersemangat.     

Seorang wanita paruh baya bangkit dengan cepat. "Tuan Suhendra, saya adalah Presiden Direktur jam tangan wanita Cartier di Indonesia. Saya memiliki jam tangan wanita edisi terbatas yang baru saja diluncurkan oleh merek kami dengan ratusan manik-manik emas 18K. Saya yakin Nona Maureen akan menyukainya."     

Semua orang terkejut.     

"Jam tangan wanita Cartier... Jam tangan ini diperkirakan bernilai 2 miliar, kan?"     

"Bosnya langsung yang memberikan hadiah. Benar-benar menghargai! Sayangnya hanya untuk pengantin wanita. Bukan untuk pengantin laki-laki! Haha."     

Suhendra tersenyum tipis. "Terima kasih atas hadiahnya."     

Maureen turut mengucapkan terima kasih berulang kali.     

Tidak lama kemudian, Julius ikut berdiri, "Tuan Suhendra, hari ini merupakan hari besar pernikahan Nona Maureen. Di sini saya memiliki Ruby Graff yang saya dapatkan di lelang Sotheby pada tahun 2014. Hari ini saya memberikannya pada Nona Maureen. Semoga pernikahannya bahagia!"     

Julius mengeluarkan sebuah kotak kecil yang indah dan membukanya untuk memperlihatkan batu delima yang bersinar agar dilihat semua orang.     

"Wow! Ruby Graff Aku ingat di pelelangan tahun 2014, Ruby Graff terjual hampir 9 juta dolar AS! Sekarang harganya sudah menjadi dua kali lipat!"     

"Ya Tuhan! Bukankah seharusnya ini bernilai 200 miliar? Julius memang konglomerat di Surabaya! Uangnya benar-benar banyak!"     

"Sial! Kenapa Tuan Julius muncul di urutan kedua?! Seharusnya dia paling terakhir! Dia memberikan hadiah 200 miliar. Siapa yang akan berdiri untuk memberi hadiah lagi?"     

Maureen tahu hubungan antara Julius, Chintia, dan Sean. Dia juga tahu betapa berharganya batu rubi itu, jadi dia buru-buru berkata, "Presdir Julius, hadiah Anda terlalu mahal. Saya tidak bisa menerimanya."     

Julius bersikeras, "Nona Maureen, saya bisa seperti hari ini berkat dukungan Tuan Suhendra. Jika Anda tidak menerima hadiah ini, sama saja dengan Anda memandang rendah saya."     

Maureen tampak serba salah. "Kakek, ini…"     

Suhendra tertawa. "Benar. Dulu Kakek dan Julius pernah bekerja sama. Julius bahkan berutang pada Kakek. Anggap saja rubi ini sebagai pelunasan hutangnya! Haha."     

Setelah bercanda, Suhendra mengambil hadiah itu. Dia tidak hanya menghargai Julius, tapi juga menghindari rumor. Setelah Julius memberikan hadiah, suasana hening sesaat karena tidak ada hadiah yang semahal rubi pemberiannya.     

Sampai akhirnya, ada seorang pemuda yang memecahkan kecanggungan dengan hadiah ratusan jutanya. Orang-orang pun kembali memberikan hadiah satu per satu. Namun, melihat para tamu pemberi hadiah ini, John dan Wawan sangat tidak nyaman.     

"Mereka semua memberikan hadiah pada Maureen. Tidak satupun dari mereka memberikannya pada Tuan Muda Sean!" kata John.     

Wawan menyahut, "Iya! Bagaimanapun juga, ini pernikahan dua orang. Mereka juga tidak akan mati jika sekalian memberi hadiah untuk Tuan Muda Sean! Mereka semua sangat jelas memberikannya sambil menyebutkan nama Maureen dan tidak menyebutkan nama Tuan Muda Sean. Bikin kesal saja!"     

Mereka tidak bisa disalahkan karena terlalu sensitif. Itu karena banyak tamu yang juga bisa merasakannya. Sementara, Yuana dan Mandy yang duduk di kejauhan mulai tertawa.     

Mandy tersenyum dan berkata, "Mantan iparmu si Sean itu sudah seperti orang bodoh di atas sana. Begitu banyak orang memberi begitu banyak hadiah, tetapi tidak ada satupun untuknya."     

Yuana menghela napas. "Ya, ini benar-benar pernikahan pihak wanita. Kak Sean benar-benar menyedihkan. Saat menikah dengan kakak sepupuku, dia juga seperti ini. Pernikahannya kali ini juga seperti ini. Jika pernikahannya seperti ini, setelah menikah pihak laki-laki tidak akan memiliki kedudukan. Pihak wanita pasti akan berselingkuh tanpa takut."     

"Hah… Entah seperti apa karakter si Maureen ini. Akankah dia sama seperti kakakku yang berselingkuh dengan laki-laki lain di luaran sana?" Yuana bertanya-tanya.     

Mandy memakan kuaci dan tersenyum. "Kamu mengkhawatirkannya? Bukankah sudah seharusnya dia diselingkuhi? Siapa suruh dia menjadi menantu parasit dan tinggal di rumah keluarga pihak wanita sesudah menikah? Jika aku punya suami seperti ini, aku juga akan mengkhianatinya! Cih!"     

Bukan hanya Mandy, yang lain juga menertawakan Sean.     

"Haha! Pengantin pria ini sangat tidak tahu malu. Tidak ada satu pun hadiah yang diberikan untuknya. Di tempat ini, kehadirannya benar-benar tidak terasa."     

"Pengantin pria apanya? Dia pengantin wanita, sementara Nona Maureen pengantin prianya. Maureen yang menikahi Sean, bukan Sean yang menikahi Maureen! Haha."     

Pada saat ini, Giana berdiri lagi. Marvin pun meraih tangan Giana.     

"Giana, apa yang kamu lakukan? Apakah kamu mau mengacau lagi? Cepat duduk!"     

Giana mengeluarkan kalung mawar emas yang indah dari tasnya dan berkata, "Siapa yang mengacau? Aku ingin memberikan hadiah!"     

Marvin tercengang ketika melihat kalung di tangan Giana yang begitu dilihat, langsung terlihat sangat berharga.     

Bukankah dia datang untuk mengacaukan pernikahan? Kenapa dia bahkan menyiapkan hadiah segala?     

Tiba-tiba Giana berkata, "Sean! Kamu ini benar-benar tidak berguna! Hari ini hari besar pernikahanmu, tapi tidak ada satu pun yang memberi hadiah pada pengantin baru!"     

Sean memaki dalam hati, Mau apa lagi si jalang ini?! Masih belum selesai rupanya?     

"Sean, selain cincin di tangannya, istrimu Maureen yang menjadi pengantin hati ini tidak memiliki perhiasan sama sekali. Pasti kamu sebagai suaminya tidak punya uang untuk membelikan istrimu!" tukas Giana.     

Memang benar. Keluarga Susetia memiliki aturan bahwa perhiasan wanita pada hari pernikahan harus disiapkan mempelai pria dan tidak boleh dibeli mempelai wanita sendiri.     

Giana tiba-tiba tersenyum licik dan mengeluarkan kalung mawar emas.     

"Kalung ini bernilai jutaan. Sebelumnya Sean membelinya dan memberikannya padaku. Nona Maureen, aku akan memberimu kalung ini untuk Sean!"     

Para hadirin terkejut. Bisa-bisanya Giana memberikan barang yang pernah digunakannya pada nona tertua keluarga Susetia.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.