Ingin Kukatakan Sesuatu

Menanyakan Rahasia Keluarga Yuwono!



Menanyakan Rahasia Keluarga Yuwono!

0Yumi mengenakan kimono oranye-merah muda dengan pola burung bangau tercetak di atasnya. Dia benar-benar memancarkan aura kecantikan, keanggunan, dan kemewahan wanita Jepang. Dia termasuk tipe wanita yang semakin dilihat, semakin terlihat lebih menarik. Bahkan jika dibandingkan dengan bintang wanita paling cantik di negara Jepang, seperti Shizuka Kudo dan Mina Fujii, Yumi tidak kalah!     

Yumi tersenyum dan berkata pada Lianny, "Nyonya Lianny, jika Anda suka, saya akan memberi satu untuk Anda."     

Lianny buru-buru berkata, "Ya! Terima kasih, terima kasih."     

Pada saat ini, Tian bertanya pada Yumi, "Yumi, apa kamu sudah merapikan yang aku suruh?"     

Yumi mengangguk. "Sudah."     

Yumi memegang buku catatan Smythson panjang di tangannya dan memberikannya pada Tian. Setelah Tian berdiri, dia membawa buku catatan itu ke Maureen dan Sean.     

"Apa ini?" tanya Sean penasaran.     

"Ini catatan etalase yang Yumi dan aku miliki di seluruh dunia, termasuk kasino di Las Vegas dan Makau, hotel dan pabrik wirausaha di Jepang, rumah sakit bedah plastik di Korea Selatan, dan sebagainya. Kamu dan Maureen, serta Tuan Martin dan Nyonya Martin, bisa melihat-lihat, apakah ada yang kalian suka. Pilih saja sesuka kalian. Aku akan memberikannya pada kalian," kata Tian.     

Maureen langsung merasa tersentuh. Bukankah Kak Tian ini terlalu baik? Membiarkan adiknya memilih dari semua aset yang dimilikinya.     

Lianny buru-buru memuji, "Tuan Besar Charles, Anda benar-benar tahu cara mendidik anak-anak. Lihat seberapa baiknya hubungan Tian dan Sean. Tian sebagai kakak tertuanya selalu mengalah pada adiknya dan tidak memperebutkan apa pun. Dia bahkan membiarkan Sean memilih asetnya."     

"Hah… Betapa baiknya jika dua anak laki-laki di keluarga kami memiliki setengah keakraban kalian."     

Martin pun menjilat, "Tuan Besar Charles, Anda benar-benar harus mengajari saya cara mendidik anak. Saya harus belajar dari Anda."     

Charles tertawa dan berkata, "Anda terlalu memuji. Itu semua karena anak-anak sendiri yang pengertian. Tian dan Yumi, kedua anak ini, tidak menghargai hal-hal eksternal seperti uang. Maureen, Besan, karena Tian sudah angkat bicara, jika ada yang kalian suka, kalian bisa memilih sesuka hati kalian. Tidak perlu sungkan."     

Lianny sangat gembira. "Kalau begitu, kami tidak akan sungkan. Haha."     

Lianny dengan senang hati duduk di sebelah Maureen dan mulai membuka buku catatan, lalu mendapati Tian memiliki lebih dari 800 toko di seluruh dunia. Dari rumah sakit bedah plastik hingga hotel dan kasino, hampir semuanya ada. Semuanya juga tempat paling mewah di area-area ini.     

Pada akhirnya, Maureen dan Lianny bersama-sama memilih 15 tempat. Tian segera memberitahu penanggung jawab 15 toko ini dan meminta mereka untuk mengubah nama pemilik toko menjadi keluarga Sean.     

———     

Dua hari kemudian, bibi Sean pergi lebih dulu. Seminggu kemudian, Martin juga pergi. Namun, Lianny tidak ikut dengan Martin karena memilih untuk tinggal dan terus menemani putrinya.     

Hari berikutnya, Yumi pergi ke Jepang karena neneknya sakit parah.     

Suatu sore, Sean dan Maureen berada di hutan buah dengan mengenakan topi anti matahari. Mereka berjalan di hutan, bercanda, dan tertawa sambil memetik buah.     

Pada saat ini, Lianny dan Tian berada di sebuah ruangan yang jarang dikunjungi orang.     

Lianny merapikan pakaiannya. Dengan wajah yang memerah, dia berkata, "Tian, ​​​​terima kasih. Aku sudah lama tidak bahagia seperti ini. Kamu membawaku kembali ke saat aku masih muda dan sedang jatuh cinta!"     

Tian tersenyum dan berkata, "Aku hanya bisa tinggal bersamamu sebentar. Aku harus memberitahumu bahwa aku tidak akan berpisah dari Yumi."     

Lianny mengangguk dan menjawab, "Tentu saja aku mengerti. Aku juga tidak akan meninggalkan keluarga Susetia."     

Keduanya adalah orang dewasa yang cerdas. Hal semacam ini hanya untuk memuaskan kebutuhan mereka masing-masing. Siapa yang akan menganggapnya serius dan benar-benar akan bercerai untuk bersama? Lianny juga tahu bahwa pada usianya saat ini, dia sama sekali tidak layak untuk Tian.     

Lianny memandang Tian dan berkata, "Hah… Betapa bagusnya kalau Juan melemparkan putriku padamu. Aku justru berharap kamu yang menjadi menantuku."     

Tian tertawa dan berkata, "Adikku juga sangat baik. Kamu bisa mencoba untuk menyukainya, seperti kamu menyukaiku."     

"Sean si bocah itu! Sehari saja putraku tidak bisa berjalan, sehari jugalah aku tidak ingin melihatnya!" rutuk Lianny. "Eh, ngomong-ngomong, Tian, ​​​​bisakah aku mengajukan pertanyaan yang lebih pribadi? Apa kamu mau memberitahuku?"     

Tian memegang tangan Lianny dan bertanya dengan intim, "Kita sudah memiliki hubungan semacam ini, aku yakin tidak akan menyembunyikan apa-apa darimu. Apa yang ingin kamu tahu?"     

"Keluarga Yuwono-mu… punya rahasia apa?" tanya Lianny.     

Suhendra selalu ingin mengetahui rahasia keluarga Yuwono. Jika Lianny bisa mengetahui berita itu, kedatangannya ke Inggris tidak akan sia-sia. Ketika kembali nanti, dia pasti akan sangat dipuji.     

"Sebenarnya keluarga Yuwono kami tidak memiliki rahasia apa pun. Kami sengaja menciptakan ilusi bahwa ada rahasia sehingga keluarga teratas seperti kalian ini menjadi penasaran pada kami. Dengan begini, kalian akan memberi kami keuntungan dan mencari cara untuk mendekati kami, juga akan menikah dengan kami. Misalnya, putrimu Maureen, atau istriku Yumi. Keluarga Yumi juga sangat kuat di Jepang," jelas Tian.     

Lianny tertegun. "Hah? Tidak ada rahasia? Semuanya palsu?"     

Tian tersenyum. "Mungkinkah kamu berpikir semua orang di keluarga Yuwono kami adalah pembohong?"     

Lianny tersenyum canggung. "Tidak, tidak. Ini juga semacam taktik, kan?"     

"Hah… Ayah mertuaku selalu mengira keluarga Yuwono-mu memiliki beberapa rahasia. Dia bersikeras menikahkan Maureen dengan Sean. Jika bukan karena ini, aku tidak akan setuju Maureen menikah dengannya!" kata Lianny. "Sayangnya hubungan Maureen dan Sean begitu dalam sekarang. Aku sebagai ibunya, mungkin juga tidak dapat memisahkan mereka."     

"Sebenarnya hubungan antara Sean dan putrimu mungkin tidak sekuat itu. Putrimu sangat mencintai Sean, tapi adikku mungkin hanya suka atau merasa berutang pada putrimu. Wanita yang sebenarnya dia sukai adalah Chintia!" kata Tian.     

Ketika mendengar ini, Lianny langsung mengamuk, "Apa katamu? Dia menikah dengan putriku dan memiliki seorang anak, tapi masih memikirkan mantan pacarnya itu?"     

Tian tersenyum. "Chintia bukan mantan pacar Sean. Mereka berdua tidak pernah putus sama sekali. Aku pernah mendengar adikku memberitahuku. Dulu saat Chintia menghilang, dia curiga itu perbuatan kalian."     

"Demi mencari tahu informasi tentang Chintia, dia terpaksa menikahi Maureen. Jika suatu hari Sean menemukan Chintia, dia pasti akan bersama Chintia. Bagaimanapun juga, Chintia lebih tua. Bagaimana kalau kamu pertimbangkan putrimu dipoligami?" lanjut Tian.     

Prang!     

Lianny membanting cangkir di tangannya ke tanah dan mengamuk, "Dia tidak bisa menjadikan putriku istri kedua! Sekarang dia menikah dengan putriku. Tidak peduli seberapa dalam hubungannya dengan si Chintia itu, aku tidak akan pernah mengizinkannya menikah lagi! Seumur hidupnya, putriku hanya mencintainya seorang. Dia juga harus hanya mencintai putriku! Jika dia tidak bisa melakukannya, kalau begitu, suruh mereka bercerai!"     

Ketika Tian mendengar kata 'cerai', senyum muncul di wajahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.