Ingin Kukatakan Sesuatu

Terjadi Sesuatu pada Jasmine!



Terjadi Sesuatu pada Jasmine!

0Sean segera membuka perangkat lunak pelacak ponsel yang dapat menampilkan lokasi Jasmine di waktu sekarang.     

"Berhasil! Kita lihat saja kapan Jasmine kembali menemui Chintia dan yang lainnya."     

Wajah Louis berubah serius. "Entah sesudah bertemu Tuan Muda Juan, apakah dia akan memberontak…"     

Jika Juan tidak mau kembali ke keluarga bersama Sean, maka mereka berdua pasti akan mengalami pertempuran sengit!     

Wawan tersenyum dan berkata, "Kak Louis, kamu tidak mungkin takut pada Jacob Tuan Muda Kedua, kan?"     

Louis mendengus menghina. "Kamu tidak memenuhi syarat untuk mengatakan ini padaku. Kekuatan Jacob lebih rendah dariku. Hasil terburuknya adalah aku mundur untuk melindungi diri. Tapi, begitu kalian berdua yang menjadi sasarannya, lebih baik kalian lebih banyak berdoa. Jangan sampai kaki dan tangan kalian patah!"     

Wawan menelan ludah ketakutan, apakah Jacob akan bertindak sekejam itu? Namun, John tidak memasukkan perkataan Louis ke dalam hati, karena matanya selalu tertuju pada Jasmine.     

Semenit kemudian, tiba-tiba John mengerutkan kening dan berkata, "Tuan Muda Sean, Nona Jasmine sepertinya tidak kembali ke tempat duduknya setelah bernyanyi dari panggung."     

Sean terkejut. "Oh? Menurut rencana, penerjemah akan menyuruhnya turun setelah memasang pelacak di ponselnya."     

Sean melihat lokasinya di perangkat lunak pelacak dan mendapati Jasmine masih di tempat konser. Hanya saja, dia bergerak.     

"Mungkin pergi ke toilet atau menelepon," kata Sean.     

Awalnya John tidak meragukan apa-apa, tapi setelah beberapa menit, John kembali bertanya, "Tuan Muda Sean, sekarang Nona Jasmine di mana?"     

Sean melihat posisi Jasmine dan berkata, "Jasmine ada di gerbang stadion sekarang. Mungkin dia mau pergi? Ada yang tidak benar. Dia begitu menyukai Ji Changwook. Tidak ada alasan baginya untuk meninggalkan konser lebih awal."     

John segera mengambil ponsel dan bertanya pada seseorang yang diaturnya secara khusus di belakang Jasmine, "Halo, Aje? Apa Nona Jasmine meninggalkan konser lebih awal?"     

Aje menjawab, "Ya, Kak John. Setelah turun dari panggung, dia dibawa pergi oleh dua petugas keamanan. Bukankah Anda yang mengaturnya?"     

Untuk memastikan keselamatan Jasmine, semua personel keamanan di tempat konser ini diatur oleh John.     

Ketika John mendengar ini, dia langsung panik, "Omong kosong! Kapan aku menyuruh satpam untuk membawanya pergi?! Satpam mana yang membawanya pergi?"     

"Aku tidak melihatnya dengan jelas karena di sini gelap gulita," jawab Aje.     

John meletakkan telepon dan berkata pada Sean, "Tuan Muda Sean, Nona Jasmine dibawa pergi oleh satpam kita, tapi saya sama sekali tidak menyuruh mereka melakukannya."     

Sean menunduk untuk melihat posisi Jasmine lagi. Setelah Jasmine meninggalkan tempat konser, kecepatan tiba-tiba meningkat. Dari kecepatan berjalan cepat, melonjak langsung ke 80 km/ jam, kemudian ke 100… 110!     

"Gawat! Jasmine diculik!"     

Alat pelacak ini dapat merekam kecepatan perjalanan Jasmine pada waktu yang sesungguhnya. Melihat peningkatan kecepatan yang tiba-tiba, Sean langsung memastikan bahwa sesuatu telah terjadi pada Jasmine. Karena jika Jasmine sendiri yang memilih untuk pergi, dia tidak akan mungkin mengemudi secepat itu di kota.     

"Cepat ikuti sekarang juga!"     

John menyahut, "Baik!"     

———     

Lebih dari setengah jam kemudian, di sebuah taman hiburan yang terbengkalai di pinggiran kota Surabaya... Jasmine yang mengenakan gaun berwarna merah muda kini diikat ke kursi, dan mulutnya disumpal untuk mencegahnya berteriak. Sementara, di sekelilingnya ada lima atau enam pria kejam.     

Seorang pria berambut cepak berjalan mendekat, lalu mengulurkan tangannya untuk mengeluarkan apa yang dijejalkan ke dalam mulut Jasmine. Tetapi, begitu dilepas, Jasmine segera berteriak, "Tolong!"     

Plak!     

Pria berambut cepak itu tidak menunjukkan belas kasihan, lalu menampar wajah cantik dan lembut Jasmine!     

"Apa yang kamu teriaki?! Teriak lagi, maka aku akan langsung menghancurkan mulutmu!" kata pria itu dengan kejam.     

Tiba-tiba Jasmine langsung dipukul! Dia sudah dijaga baik-baik oleh kakaknya sejak masih kecil. Kapan dia pernah dipukuli oleh orang seperti ini?     

Jasmine tidak berani berteriak lagi. Air mata kekesalan langsung keluar dari matanya dan terus mengalir.     

Pada saat ini, seorang pria yang agak gemuk ikut melangkah maju dan berkata sambil tersenyum, "September, kenapa kamu begitu kejam terhadap wanita cantik?"     

Pria berambut cepak itu mendengus dingin. "Agustus, kamu tidak mungkin menyukai gadis ini, kan? Biar aku peringatkan padamu, kita di sini untuk bekerja. Jika kita melakukan kesalahan dalam pekerjaan besar Tuan, kamu tidak akan bisa menanggungnya!"     

Agustus dan September jelas merupakan kode nama kedua orang ini, bukan nama asli mereka.     

Agustus tidak berbicara lagi. Sementara, September memandang Jasmine dan bertanya dengan wajah yang serius, "Kamu Jasmine, kan?"     

Jasmine segera membantah, "Bukan! Kalian sudah salah menangkap orang!"     

September berkata dengan dingin, "Aku, September, seumur hidupku belum pernah salah menangkap orang! Jasmine, aku tanya padamu, di mana kakakmu dan Juan berada?"     

Baru saat itulah Jasmine mengerti mengapa dia ditangkap. Dia mengangkat kepalanya dan berkata, "Aku tidak mengenal Juan. Kakakku sudah lama menghilang. Aku tidak tahu dia ada di mana."     

September berkata dengan dingin, "Kalau kamu tidak tahu, apa Sean akan sesantai ini, membawa idola Korea itu ke kampung halamanmu untuk kamu nikmati?"     

"Apa katamu? Kak Ji Changwook diundang kemari oleh Kak Sean?"     

Jasmine tertegun sejenak. Dia tidak pernah membayangkan sama sekali bahwa idolanya akan ada hubungannya dengan mantan iparnya.     

September membalas, "Kalau tidak? Jika bukan karena Sean mengadakan konser untuknya, hanya dengan keterampilan menyanyi Ji Changwook yang buruk, bisakah dia mengadakan konser sepuluh ribu orang di Surabaya? Aku yang berada di bawah panggung dan mendengarkan dia bernyanyi selama dua jam saja telingaku rasanya sudah rusak! Nyanyian macam apa itu?!"     

Wajah Jasmine terlihat marah. "Kamu tidak boleh menghina Oppa!"     

September tertawa dan berkata, "Dasar gadis nakal. Rupanya kamu masih saja hidup di rumah kaca. Kamu dimanjakan, bukan? Sekarang kamu sudah mendekati kematian, tapi masih saja bersikeras membela orang lain? Cepat katakan! Di mana Juan?!"     

Jasmine terus bersikeras menjawab, "Aku tidak tahu!"     

September sangat marah sehingga dia mengangkat tangannya dan hendak menamparnya lagi, tetapi dihentikan oleh Agustus.     

"Agustus, apa maksudmu?" September menatap Augustus dengan tatapan membunuh.     

Agustus tersenyum dan melihat Jasmine dari atas ke bawah, terutama kakinya yang ramping, lalu meneteskan air liur.     

"September, sudah kubilang, dia wanita cantik. Jangan selalu main tangan. Memangnya kalau kamu main tangan, kamu bisa menanyakan keberadaan Juan?"     

September meletakkan tangannya dan mendengus dingin, "Kalau begitu, Agustus, apa kamu punya cara? Kamu tidak akan menggunakan cara tercela dengan memberikan obat pada wanita, kan?"     

Agustus menggosok tangannya yang gemuk, lalu terkekeh dan berkata, "Meskipun metode ini sangat tercela, kalian juga harus mengakui, bagi wanita cantik, metode ini paling berguna!"     

Sambil berkata, Agustus mengeluarkan sebuah kotak dari sakunya dengan pil merah muda di dalamnya.     

Ketika Jasmine melihat pil itu, jantungnya membeku. Dia tahu untuk apa pil itu. Tanpa sadar Jasmine langsung merapatkan kedua kakinya dan ketakutan setengah mati!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.