Ingin Kukatakan Sesuatu

Mendapatkan Jasmine!



Mendapatkan Jasmine!

0Hanya ada Sean dan Jasmine di dalam mobil, sedangkan hanya Jasmine lah wanita yang ada di dalam mobil. Jelas bahwa Jasmine lah yang mengatakan ini!     

"Jasmine…"     

Di dalam mobil saat ini, Sean juga sangat terkejut. Dia tidak menyangka Jasmine bahkan menolak untuknya.     

"Kamu sudah tidak ingin pergi mencari si Ji Changwook itu?" tanya Sean.     

Jasmine menatap Sean dengan pandangan mata yang kabur, lalu berkata, "Tidak, sekarang aku hanya ingin bersamamu…"     

Setelah itu, Jasmine mencium Sean…     

———     

Satu jam kemudian…     

Sean memanggil Louis, "Hancurkan jendelanya."     

Tidak lama kemudian, Louis memecahkan jendela depan dan Sean keluar dari mobil.     

Pada saat ini, sekujur tubuh Sean berkeringat karena tidak ada jendela yang terbuka. Kunci pun sudah dicabut, jadi dia tidak bisa menyalakan mobil dan Sean sudah hampir mati kepanasan. Namun, yang lebih panas dari itu adalah hatinya.     

Sean tidak pernah berpikir akan menjadi pria pertama Jasmine…     

Jasmine memiliki kepribadian yang ceria dan juga menjadi seorang pramugari. Dia mengenal begitu banyak teman lawan jenis. Sean bahkan mengira Jasmin sudah pernah tidur dengan pria sejak lama.     

Tampaknya, Chintia sebagai kakak Jasmine sudah mendidik adiknya dengan sangat baik. Mungkin Jasmine sebelumnya pernah berpacaran, tetapi tidak akan dengan mudah tidur dengan seorang pria. Hanya saja jika begini, bagaimana Sean menghadapi Chintia?     

Hah… Sudah susah payah bisa menemukan keberadaan Chintia dan bisa bertemu dengannya, tapi aku malah meniduri adiknya! Awalnya hanya ada seorang Maureen, tapi itu saja aku sudah tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya pada Chintia. Sekarang…     

Sean merasa sangat frustrasi. Tentu saja rasa frustrasinya lebih karena merasa bersalah.     

Pria mana pun pasti akan sangat senang bisa mendapatkan pramugari top seperti Jasmine. Sean juga pria normal dan dia sendiri juga tidak bisa mengatakan bahwa dirinya tidak pernah memiliki pikiran lain tentang Jasmine.     

Melihat emosi Sean yang rumit, Louis melangkah maju dan berkata, "Tuan, John sudah menentang keputusan anda dan membuat keputusannya sendiri, mengunci Anda di dalam mobil. Saya rasa anak buah seperti ini tidak bisa dipertahankan."     

Ketika melihat ini, Wawan bergegas untuk memohon belas kasihan bagi kawan baiknya, "Tuan Muda Sean, Kak John juga melakukannya untuk kebaikan Anda. Dia tidak akan mungkin melakukan sesuatu yang menyakiti Anda, jadi tolong maafkanlah dia."     

John langsung berlutut di tanah sambil tersenyum. "Tuan Muda Sean, saya salah. Tolong hukum saya! Tapi, saya tidak menyesalinya! Saya tidak bisa membiarkan Jasmine pergi dengan laki-laki Korea itu!"     

Sean menendang John dan memarahinya, "Kamu bersikeras ingin berhasil menyatukanku dengan Jasmine, tapi setidaknya tinggalkan kunci mobilnya! Di dalam mobil tidak ada AC sama sekali! Kami ingin membunuhku?"     

Awalnya, Wawan khawatir Sean benar-benar akan menghukum John. Tetapi, ketika mendengar ini, dia tersenyum.     

Sean benar-benar tidak berencana untuk menghukum John dengan berat, atau mengusirnya. Si John ini relatif setia dan pekerja keras. Sean juga tahu bahwa John selalu menjadi pendukung Jasmine.     

John menyukai Jasmine, tetapi Sean memperingatkannya bahwa dia hanya seorang bawahan dan tidak boleh berpikir yang tidak-tidak tentang Jasmine. Jadi, Sean dapat memahami perilaku John kali ini.     

John yang ditendang ke tanah tetap tersenyum. Dia bangkit lagi dan berkata sambil tersenyum, "Maaf, Tuan Muda Sean. Saya khilaf. Lain kali, jika kalian membuat mobil bergoyang, saya akan menyalakan AC untuk Anda sebelum pergi!"     

Bakkk!     

Sean menendangnya lagi. "Kamu masih ingin ada lain kali? Sebentar lagi kita akan segera bertemu Chintia! Aku bisa memaafkanmu, tapi jika Chintia tidak bisa memaafkanmu, saat itu jangan menangis dan memohon padaku!"     

Pada saat ini, Louis melangkah maju dan bertanya, "Tuan, apa Anda sudah tahu keberadaan Tuan Muda Juan dan Nona Chintia?"     

Sean mengangguk. "Aku baru saja bertanya pada Jasmine. Dia bilang Juan dan Chintia ada di Pulau Kematian."     

Wawan tampak bingung. "Pulau Kematian itu tempat macam apa? Kedengarannya sangat menyeramkan."     

Wajah John juga berubah. "Saya pernah mendengar Tuan Andy mengatakan bahwa tidak ada rumput di tempat itu dan hal yang paling banyak ada di sana adalah mayat!"     

Ekspresi Louis tetap sama. "Saya pernah ke tempat itu. Tuan, haruskah saya segera berangkat? Atau... tunggu dulu?"     

Ketika Louis mengatakan kata-katanya yang paling terakhir, matanya melirik ke Buick GL8. Pada saat ini, Jasmine masih di dalam mobil dan sama sekali tidak keluar.     

John buru-buru berkata, "Jangan terburu-buru pergi ke Pulau Kematian. Biarkan Tuan Muda Sean kita dan Nona Jasmine bercinta beberapa kali lagi! Kami bisa menunggu!"     

"Tunggu adikmu?!" Sean memutar bola matanya, "Aku sudah memberi Jasmine obat lagi. Sekarang dia sudah dalam kondisi yang jauh lebih baik. Ayo segera berangkat ke Pulau Kematian!"     

Louis, John, dan Wawan menjawab serempak, "Baik!"     

...     

Tidak lama kemudian, Zephyr 3 lepas landas dalam mode siluman dan terbang ke Atlantik Utara.     

Sean sedang duduk di kursi mewah di pesawat sambil memegang peta di tangannya, mempelajari rencana pertempuran berikutnya dengan Louis. Tiba-tiba suara yang lembut dan profesional terdengar.     

"Tuan, permisi. Anda ingin minum teh atau kopi?"     

Begitu Sean mendongak, ternyata itu Jasmine. Selain itu, dia mengenakan seragam pramugari. Harus diakui, pesona Jasmine yang menjadi pramugari setidaknya meningkat 10%.     

Sean yang melihat kedua kaki lencir Jasmine masih tidak percaya Jasmine sudah menjadi wanitanya. Jasmine sudah menjadi pramugari selama dua tahun dan telah melayani banyak tamu, setidaknya ribuan penumpang pria, yang semuanya menginginkannya. Tanpa disangka-sangka, ternyata mereka malah didahului oleh Sean…     

"Jasmine, kamu… Dari mana kamu mendapatkan seragammu?" Sean sedikit merasa malu untuk menatap langsung ke arah Jasmine.     

Setelah Jasmine berhubungan intim dengan Sean, dia justru sangat tenang. Alih-alih menghindari Sean, dia justru berpura-pura menjadi pramugari untuk melayaninya.     

Jasmine tersenyum dan menjawab, "Kak John menyiapkannya untukku!"     

"Dasar John bajingan…"     

Sean tahu John sudah berencana mengumpulkan seragam pramugari di seluruh dunia!     

Ketika Jasmine melihat Sean menjadi agak aneh, Jasmine datang dan meraih lengan Sean, lalu berkata, "Kak Sean, mari kita lupakan apa yang terjadi barusan! Anggap saja itu tidak pernah terjadi. Aku juga tidak akan memberitahu kakakku. Jangan khawatir! Kak Louis, kamu juga tidak akan mengkhianati Kak Sean, kan?"     

Louis mengangguk dan menjawab, "Tentu saja."     

John dan Wawan turut datang mendekat. "Kami juga harus merahasiakannya untuk Tuan Muda Sean!"     

Sean mengangguk. "Kalau begitu, sementara sembunyikan saja ini dari Chintia. Kelak saat kami sudah kembali bersama, aku akan mencari kesempatan untuk mengakui padanya. Ngomong-ngomong, Jasmine, kamu sudah pernah tinggal di Pulau Kematian, apa kamu tahu lokasi pasti Juan dan Chintia, juga berapa banyak orang yang dimiliki Juan di pulau itu?"     

"Kak Juan juga memiliki pesawat seperti milikmu. Kira-kira ada sekitar satu atau dua ratus orang. Selain itu, semuanya sangat tampan! Untuk lokasi spesifiknya, aku punya gambaran, tapi aku tidak bisa menjelaskannya. Ketika sampai di pulau itu, aku bahkan tidak tahu arah utara, selatan, timur, dan barat," terang Jasmine.     

"Lalu, di mana kamu tinggal di Pulau Kematian?" tanya Sean.     

Jasmine menjawab, "Tinggal di vila. Vila dengan taman bunga yang sungguh cantik! Terdapat pohon, bunga, kolam renang, dan kelinci kecil!"     

Semua orang tercengang. Bukankah Pulau Kematian bahkan tidak memiliki sejengkal rumput atau bahkan burung laut?     

Bagaimana bisa ada vila? Bahkan juga ada kelinci kecil? Apa kamu yakin kelinci kecil itu bukan dirimu sendiri?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.