Ingin Kukatakan Sesuatu

Tuanku Bernama Sean Yuwono!



Tuanku Bernama Sean Yuwono!

0Jayden adalah orang Juan, penjahat dan pembunuh top Korea yang ditemukan dan dilatih sendiri oleh Jacob. Seperti sekelompok orang di bawah Louis dan Bastian, yang dingin dan profesional. Pada saat melakukan tugas, mereka hanya akan melakukan tugas yang diberikan oleh tuannya dan tidak akan mencampuri urusan lainnya.     

Sekarang tugas Jayden adalah mengawasi Wawan menjalani operasi plastik, membawanya menemui Juan jika operasi tersebut berhasil, dan meninggalkan Wawan jika operasi gagal. Sementara mengenai masalah Yuana dan preman-preman ini, itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan Jacob.     

Wawan sangat panik karena dia sangat menyukai wanita bernama Yuana Wangsa ini. Tubuh Yuana akan membuat pria manapun yang melihatnya, akan meneteskan air liur. Selain itu, nama panggung Yuana saat ini adalah Jennifer Wangsa. Dia bisa dianggap sebagai seorang bintang.     

Wawan pun meraih pakaian Jayden dan meminta bantuan, "Kak Jayden, tolong bantu. Bagimu, kamu tidak perlu turun tangan. Tinggal katakan sepatah kata saja."     

Ketika Jayden melihat orang-orang ini, mereka memang sangat biasa. Pada dasarnya, hanya butuh waktu kurang dari satu menit untuk menyelesaikan mereka semua.     

"Kenapa kalian menangkapnya?" tanya Jayden.     

Bocah berambut kuning yang memimpin melirik Jayden dan menyahut, "Bocah, jangan ikut campur! Anggap saja kamu tidak melihatnya! Dengar, tidak?"     

Sambil berkata, dia hendak meraih pergelangan tangan putih Yuana dan pergi.     

Jayden tertawa mencibir. Ketika dia menjadi preman di kota ini, preman-preman kecil ini masih mengenakan popok!     

Jayden terlihat mendorong pria berambut kuning dan berkata dengan marah, "Bocah? Dasar bocah satu ini! Kamu sama sekali tidak tahu bagaimana menghormati orang yang lebih tua, kan? Aku sedang bertanya padamu! Kenapa kamu menangkap wanita ini?"     

Orang-orang Korea paling memedulikan masalah senioritas, jadi Jayden sangat peduli dengan perkataan bocah berambut kuning ini.     

Bocah berambut kuning terdorong ke tanah. Ketika tahu Jayden bukan seorang biasa, dia bangun dengan menyedihkan, lalu beberapa orang di sebelahnya berseru, "Habisi dia bersama-sama!"     

Bocah berambut kuning itu mengulurkan tangannya, tidak ingin menimbulkan masalah. Dia berkata, "Kami bukan preman. Kami datang bukan untuk menculiknya. Jangan salah paham. Kami mengenalnya. Kami datang untuk membawanya bertemu ayah angkatnya."     

Jayden menerjemahkan kata-kata bocah berambut kuning itu kepada Wawan.     

Wawan tampak bingung dan bertanya pada Yuana, "Yuana, mereka bilang mereka diutus ayah angkatmu. Siapa ayah angkatmu?"     

Yuana langsung ketakutan! Dia pernah mengakui seorang ayah angkat. Selain itu, dia berkenalan dengannya di pernikahan Sean dan Maureen!     

Pada saat itu, Yuana sengaja pergi ke pernikahan Maureen hanya untuk mencari bos besar di lingkaran bisnis. Dia juga mengakui seseorang menjadi ayah angkatnya agar kelak bisa ikut syuting. Tanpa disangka, baru saja Yuana mengakui Presdir Anton sebagai ayah angkatnya, dia ketahuan oleh Sean.     

Sean tidak ingin Yuana melakukan hal-hal yang dilakukan kebanyakan selebriti, yang menemani tidur orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi, tanpa adanya aturan tertulis. Jadi, Sean secara khusus membantu Yuana untuk debut. Namun, dengan begini, artinya Yuana melepaskan Presdir Anton.     

Presdir Anton sudah mengakui Yuana sebagai putri angkatnya. Tentu saja dia bukannya benar-benar menjadikan Yuana putri angkat yang sesungguhnya, melainkan ingin menidurinya. Tindakan Yuana, yang menarik kembali kata-katanya, membuat Presdir Anton kesal.     

"Kak Wawan, laki-laki itu bos besar di lingkaran bisnis Bogor. Dia bukan ayah angkatku. Aku tidak menyuruhnya untuk melakukan sesuatu. Kami sudah tidak memiliki hubungan. Dulu saat di Indonesia, dia selalu mengutus orang untuk menggangguku. Tidak disangka saat sudah berada di Korea, dia bahkan masih saja mengutus orang untuk menangkapku," terang Yuana.     

"Kak Wawan, kamu harus menyelamatkanku. Jika aku dibawa pergi, si Presdir Anton itu pasti akan meniduriku. Aku ingin menyimpan kali pertamaku untuk Kak Sean. Aku tidak akan membiarkan laki-laki tua itu memperkosaku!" kata Yuana.     

Awalnya Wawan memang sudah ingin melindungi Yuana, tetapi begitu mendengar perkataan ini, dia semakin tidak bisa membiarkan lawannya berhasil. Jika tidak, kelak saat Sean tahu, dia pasti akan sangat menyalahkannya.     

Wawan menarik Yuana dari tangan pria berambut kuning dan membentaknya, "Kalau tidak mengerti bahasa Indonesia, apa kamu mengerti bahasa Inggris? Fuck out (Enyah)!"     

Pria berambut kuning dan yang lainnya pun mengamuk, "Bocah busuk, kamu yang memaksa kami! Kawan-kawan, serang!"     

Beberapa pemuda langsung maju mendekat. Wawan yang ketakutan pun langsung menarik Yuana dan buru-buru bersembunyi di belakang Jayden.     

"Kak Jayden, kami mengandalkanmu!"     

Jayden tampak tak berdaya. "Kamu ini benar-benar bikin ulah saja!"     

Meskipun Jayden tidak ingin terlibat dalam urusan orang lain, sekarang setelah Wawan terlibat, dia tidak bisa mengabaikannya begitu saja.     

Bakkk!     

Bukkk!     

Bakkk!     

Jayden meninju semua preman muda ini dan menjatuhkan mereka satu per satu hingga tidak bisa bangun. Di antara mereka, anak laki-laki berambut kuning itu mengalami patah tulang rusuk. Ketika pertempuran berakhir, Wawan kembali muncul dan menendang orang-orang ini satu per satu.     

"Kembalilah dan beritahu bosmu bahwa Yuana adalah wanita tuanku! Jika dia berani merampok wanita tuanku, tanyakan berapa banyak kepala yang dimilikinya!" kata Wawan, lalu beralih pada Jayden, "Kak Jayden, tolong terjemahkan."     

Jayden memutar bola matanya dan mengabaikan Wawan. Berkelahi untuk Wawan saja sudah sangat menghargainya, tapi Jayden masih harus jadi penerjemahnya?     

Untungnya ada seorang penerjemah di kantor Dokter Cha. Wawan langsung menarik penerjemah yang gemetar ketakutan. "Permisi, tolong terjemahkan kata-kata yang barusan kukatakan pada mereka."     

Asisten wanita itu menerjemahkannya dengan gugup.     

Bocah berambut kuning itu memegangi lukanya dengan kesakitan dan bertanya, "Kamu berani menyebut nama tuanmu?"     

"Dengar baik-baik! Tuanku bernama Sean Yuwono!" jawab Wawan.     

Asisten wanita itu menerjemahkan, "Sean Yuwono!"     

Bocah berambut kuning itu mengulanginya lagi. "Sean Yuwono? Oke, aku akan mengingatnya! Kalian berdua tunggu saja! Beraninya menentang bos kami! Aku akan membuat kalian mati di Korea!"     

Setelah itu, anak laki-laki berambut kuning itu dipapah preman-preman yang lainnya keluar.     

Wawan tidak paham perkataannya. Dia pun bertanya pada asisten wanita itu, "Barusan dia bilang apa?"     

Asisten wanita menjawab dengan gugup, "Dia bilang… akan membuat Anda dan Tuan Sean mati di Korea."     

"Berengsek!" Wawan sangat marah, "Sinting! Jika tahu begini, seharusnya aku menendangnya beberapa kali lagi. Beraninya bertindak gila seperti ini! Bukankah dia hanya bos dari lingkaran bisnis di Bogor? Di mata Tuan Muda Sean, dia hanya seperti kentut!"     

———     

Sepuluh menit kemudian, preman-preman kecil ini datang ke Gedung Hana Bank, Seoul.     

Pada saat ini, seorang pria keren berusia tiga puluhan dengan setelan jas sedang berbicara dengan Presdir Anton, bos dari lingkaran bisnis Bogor, Indonesia.     

"Presdir An, jangan khawatir. Saya sudah mengutus orang untuk menangkap putri angkat Anda. Sekarang Anda bisa terbang ke sini. Jika saatnya tiba, saya tinggalkan putri angkat Anda di hotel, atau di asrama saya, untuk Anda nikmati?"     

Pria berjas ini adalah ketua bank swasta Hana Bank, Lee Minki. Anton Lenggono bukan hanya nasabah utama Hana Bank, tetapi keduanya juga memiliki hubungan kerjasama yang sangat erat dalam bisnis.     

Kali ini ketika tahu Yuana datang ke Korea Selatan untuk perawatan kecantikan, Anton ingin menggunakan kekuasaan orang lokal seperti Lee Minki untuk menangkap Yuana. Sesudah itu, dia akan memberi pelajaran pada putri angkatnya ini.     

Di telepon, Anton berbicara, "Kalau begitu, terima kasih, Ketua Lee. Sesudah masalah ini selesai, saya pasti akan meyakinkan teman-teman saya di lingkaran bisnis Bogor untuk membantu pembiayaan kapal Anda!"     

Lee Minki menjawab dalam bahasa Indonesia yang sangat fasih, "Terima kasih, Presdir Anton! Kalau begitu, saya akan menunggu kedatangan Anda!"     

Setelah telepon terputus, Lee Minki tersenyum. Namun, dia kemudian melihat anak laki-laki berambut kuning yang diutusnya dan semua yang lainnya kembali dengan bekas luka.     

Lee Minki segera bangkit berdiri dan bertanya, "Apa yang terjadi? Kenapa kalian semua terluka? Bagaimana dengan Yuana si bintang kecil itu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.