Ingin Kukatakan Sesuatu

Membalas Dendam Wawan!



Membalas Dendam Wawan!

0Sean menghela napas. Dia tidak menyangka Wawan akan dipukuli seperti ini untuk menjadikan dirinya sebagai pria pertama Yuana. Pukulan ini memang tidak adil bagi Wawan, karena Sean sama sekali tidak tertarik menjadi orang pertama Yuana.     

Jika Sean mau, ketika dia masih presiden direktur Grup Citra Abadi, ketika Yuana membawa foto perselingkuhan Giana dan Yoga… Atau ketika Sean mengambil ciuman pertama Yuana, dia bisa saja melakukannya.     

Sean bukan orang suci. Dia juga tidak buta. Dia tahu nilai pesona Yuana bahkan lebih besar daripada Giana dan Maureen, berdasarkan daya tarik wanita terhadap pria. Itu karena sosoknya begitu sempurna!     

Selama periode perceraian palsu Sean dan Giana pertama kali, dan sebelum menjadi kekasih dengan Chintia, Sandy si bajingan itu sering mengirimi Sean foto pribadi adiknya. Namun, saat itu Sean tidak memiliki pikiran buruk tentang Yuana. Jika Yuana bukan dari keluarga Wangsa, dengan status dan keadaan Sean saat itu, sejak lama dia pasti sudah meniduri Yuana!     

Sayangnya Yuana adik sepupu Giana dan dalam tiga tahun terakhir, dia sudah seperti Giana yang sudah memandang rendah Sean. Dia hanya mengubah sikapnya pada Sean setelah tahu Sean ternyata presiden direktur. Jadi, Sean tidak ingin memiliki hubungan dengan Yuana. Dia muak dengan wanita materialistis seperti itu!     

Jika Yuana menyatakan perasaannya, sebelum identitas Sean terungkap, dia pasti sudah lama membiarkan Yuana menjadi wanitanya. Namun, dia ingat dengan jelas ketika Jayanata mengatakan bahwa keluarga awalnya mengatur agar Yuana dan Sean menikah.     

"Untung saja Ayah membatalkannya! Aku juga tidak ingin menikah dengan orang tidak berguna seperti ini!" kata Yuana waktu itu.     

Masa lalu masih teringat jelas di ingatan Sean. Dia masih tidak bisa melepaskan keluarga Wangsa. Masing-masing dari sudah mereka menyakiti Sean dengan sangat dalam, termasuk Yuana. Semakin berjalannya waktu, Sean semakin merasa hukuman untuk keluarga Wangsa masih tidak cukup!     

Pada saat ini, Wawan menghela napas. "Hah… Sayangnya kalian terlambat. Si Lee itu sudah pergi hampir dua jam yang lalu. Sepertinya dia sudah menerkam Yuana sejak tadi."     

John tersenyum dan menjawab, "Belum tentu! Wawan, kamu masih belum tahu, kan? Kita merampok banknya! Aku rasa saat ini dia bahkan tidak memiliki minat untuk bermain dengan wanita. Dia pasti sedang keluar kota untuk mengejar lemari besinya."     

"Haha! Benarkah? Bagus sekali! Setelah uang itu dicuri, langsung bakar saja dan jangan kembalikan padanya!" Wawan langsung sangat gembira. "Tuan Muda Sean benar-benar harus menerima Yuana. Jika tidak, percuma saya dipukuli sampai seperti ini!"     

Sean tidak ingin menolak dan membuat Wawan sedih. Dia menepuk bahu Wawan dan berkata, "Wawan, kita bicarakan masalah Yuana nanti. Sekarang hal yang paling penting adalah membantumu membalas dendam!"     

"Seperti apa si Ketua Lee itu memukulmu, aku juga ingin kamu melakukan hal yang sama pada wajahnya! Jangan pikir dia penguasa lokal, jadi kamu tidak berani memprovokasinya. Ingat, di manapun itu, asalkan kamu orangku, Sean Yuwono, kamu bisa melakukan apapun yang kamu inginkan dan tidak perlu menundukkan kepala pada siapapun!" tegas Sean.     

Wawan meneteskan air mata ketika mendengar kalimat ini. Barusan Wawan menyanjung Lee Minki dan memohon belas kasihan. Tetapi, pada akhirnya dia dipukuli seperti ini.     

Wawan mengepalkan tinjunya dengan marah. "Terima kasih, Tuan Muda Sean! Mulai sekarang, saya, Wawan Erlangga, tidak akan pernah tunduk pada siapa pun, kecuali Tuan Muda Sean!"     

Sean mengangguk. "Ayo! Aku akan membawamu untuk membalas dendam!"     

———     

Lee Minki baru saja kembali dari luar kota ke kediamannya di Yeouido. Tubuhnya yang mengenakan setelan jas berkeringat, tetapi dia tidak berencana untuk mandi. Dia sudah tidak sabar untuk bertemu Yuana.     

"Hehe. Bintang paling cantik di Indonesia, Nona Jennifer sayang, aku datang!"     

Lee Minki sekali lagi memegang pegangan pintu kamar dengan tangan kanannya. Namun, ketika hendak membuka pintu kali ini, dia diinterupsi lagi.     

"Ketua! Ketua!"     

Tiba-tiba terdengar salah satu bawahan yang berlari menghampiri Lee Minki dan berteriak dengan panik. Lee Minki pun sangat marah. Sudah dua kali dia ingin menikmati wanita cantik, tapi kesenangannya diganggu orang dua kali juga!     

"Ada apa?" tanya Lee Minki dengan tidak sabar.     

Bawahannya menjawab dengan panik, "Di luar… Di luar ada orang yang memaksa masuk dan bilang ingin mencari Anda untuk balas dendam!"     

Lee Minki tertegun sejenak. "Mencariku untuk balas dendam? Mungkinkah laki-laki Indonesia yang di rumah sakit Korea TL tadi? Huh! Tidak sadar diri, tapi masih saja ingin mencariku untuk balas dendam? Di luar aku punya puluhan pengawal! Apa yang harus ditakutkan?!"     

"Jangan datang kemari dan menggangguku! Berapa banyak orang yang datang, bunuh saja mereka semua! Mengenai polisi, aku yang akan mengurusnya!" perintah Lee Minki.     

Sambil berbicara, Lee Minki hendak membuka pintu kamar lagi. Namun, tiba-tiba empat orang muncul di depannya. Mereka adalah Sean, Louis, John, dan Wawan!     

"Sial! Bagaimana mereka bisa menerobos masuk?!"     

Wajah Lee Minki tampak tidak percaya. Keamanan kediamannya sangat kuat. Terdapat puluhan petugas keamanan yang semuanya dilengkapi senjata.     

Tidak mungkin hanya beberapa orang saja bisa menerobos masuk. Namun, Lee Minki tidak tahu puluhan pengawalnya sudah diselesaikan dengan cepat oleh puluhan orang Louis. Tetap saja ada perbedaan mendasar antara pengawal dengan prajurit yang pernah berada di medan perang.     

Ketika Lee Minki melihat ada yang tidak beres, dia segera meraih pistol di tangannya, kemudian membidik Sean dan hendak menembak.     

Syuuut!     

Louis segera melemparkan anak panahnya dan mengenai pergelangan tangan Lee Minki yang memegang pistol, seperti kilat. Pistol langsung terlepas dari tangannya dan jatuh ke tanah. Anak panah itu langsung menghujam pergelangan tangan Lee Minki dan darah pun langsung mengalir.     

"Aaahhh!" pekik Lee Minki sambil memegang tangan kanan yang terluka dengan tangan yang lain. Ini pertama kalinya dia melihat jagoan yang begitu menakutkan!     

"Ketua! Ketua! Anda tidak apa-apa?! Keparat! Aku akan berduel dengan kalian!"     

Bawahan Lee Minki ingin mengambil pistol, tetapi saat ini John sudah bergegas menghampirinya dan meninju wajahnya.     

Bakkk!     

Bukkk!     

Dengan dua pukulan, John menjatuhkan lawannya hingga pingsan.     

Saat ini, Wawan maju mendekati Lee Minki selangkah demi selangkah. Lee Minki sangat ketakutan hingga terus mundur sampai ke pojokan.     

Wawan menyentuh wajahnya yang terluka, lalu bertanya pada Lee Minki, "Ketua Lee, apa Anda masih ingat siapa saya?"     

Lee Minki menelan ludah dengan gugup. Dia baru saja memukul Wawan hingga tidak bisa dikenali. Sekarang, Wawan mencari bala bantuan dan Lee Minki pasti tidak akan bisa melarikan diri dari pembalasannya!     

Lee Minki masih sangat memperhatikan citranya dan mengakui kepengecutannya, "Kawan, ini semua salah paham. Bukankah hanya karena seorang bintang wanita itu? Kita tidak perlu seserius ini."     

Saat berbicara, tiba-tiba Lee Minki menatap Sean. "Jika tebakanku benar, Tuan yang berwibawa ini Tuan Sean yang kamu sebutkan sebelumnya, kan?"     

Sean tidak menyangka Lee Minki dapat menebak identitasnya. Dia pun mengangguk. "Benar, saya Sean Yuwono! Ketua Lee, saya dengar Anda ingin merebut wanita saya, lalu mengkambinghitamkan saya?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.