Ingin Kukatakan Sesuatu

Bertemu Nyonya Lagi!



Bertemu Nyonya Lagi!

0Juan pun panik. "Sialan! Adik Ketiga, apa yang kamu suntikan padaku?!"     

Sean tersenyum. Setelah menyuntik Juan dengan obat ini, Sean yakin dia tidak perlu khawatir kakak keduanya ini akan melarikan diri. Itu karena bahkan jika dia melarikan diri, kakak keduanya ini akan kembali sendiri dengan patuh.     

"Ini obat yang dapat membuat wajah mengeras. Dalam tiga hari, jika kamu tidak mendapatkan obat penawarku, kamu akan mengalami kelumpuhan wajah! Sama seperti wanita yang gagal operasi plastik, sangat buruk rupa, dan tidak akan pernah bisa pulih!" kata Sean.     

Sean tahu Juan adalah orang yang sangat memperhatikan penampilan dan paling tidak tahan dengan orang yang buruk rupa. Jadi, Juan tidak akan pernah membiarkan dirinya menjadi buruk rupa. Ini lebih membuatnya menderita daripada membunuhnya.     

Juan mengenakan celananya dan berkata, "Sean, kamu tidak tahu berterima kasih! Aku begitu baik padamu dengan mengenalkan dua istrimu. Aku bahkan juga menyelamatkan ayah pacarmu! Bisa-bisanya kamu malah begini padaku?"     

Sean membalas dengan dingin, "Kamu baik padaku atau tidak, kita pergi ke tempat Kakek dan katakan di depan seluruh keluarga!"     

Pada saat ini, Juan sudah di bawah kendali Sean dan tugasnya sudah dianggap selesai. Tidak lama lagi, Sean akan segera bisa mengetahui apa sebenarnya rahasia keluarganya!     

Tepat pada saat ini, tiba-tiba Sean mendengar langkah kaki yang datang dari luar ruangan dan disertai dengan suara wanita.     

"Gawat! Ibu harimau itu membawa orangnya kemari! Aku harus segera kabur!" Juan tiba-tiba panik.     

Sean meraih Juan dan memperingatkan, "Kamu tidak boleh pergi!"     

Juan berkata dengan panik, "Jika masih tidak pergi juga, kita berdua akan mati di sini! Zephyr 2 milikku dirusak wanita gila ini! Si Park ini tidak mudah dihadapi. Dia bukan orang biasa…"     

"Aduh! Aku tidak punya waktu untuk menjelaskannya padamu! Kira kabur dulu saja, baru kita bicarakan lagi nanti!"     

Sambil berbicara, Juan segera melepaskan belenggu Sean dan kabur melalui jendela!     

"Park?"     

Pada saat Sean sedang berpikir, tiba-tiba…     

Brak!     

Pintu dibuka paksa dan puluhan pria berjas masuk. Di antara mereka, seorang wanita yang mengenakan gaun panjang berwarna hitam dan begitu berkarisma pun muncul.     

Sekarang sudah pukul 11 malam, tetapi mengenakan pakaian formal seperti itu dan riasan tipis di rumahnya sendiri bukanlah sesuatu yang dilakukan oleh seorang wanita dari keluarga biasa. Terutama, di antara pengawal tinggi dan perkasa ini, dia tampak lebih kuat!     

Tak… Tak… Tak…     

Suara sepatu hak tinggi berwarna hitam yang sangat teratur pun terdengar.     

Wanita berkarisma ini berjalan masuk selangkah demi selangkah. Sementara, Sean memandang wanita ini sambil tertegun. Bukan karena kecantikannya yang memukau dan temperamennya yang elegan, melainkan karena sean mengenal wanita ini!     

"Nyonya…"     

Wanita ini adalah wanita yang Sean lindungi di medan perang Suriah, Park Eunya!     

Setelah Park Eunya masuk dan melihat si gadis bidadari itu berantakan, dia segera berteriak dengan suara yang keras, "Semua orang, tutup mata kalian!"     

Pengawal-pengawal ini seolah mendengar dekrit kekaisaran. Mereka segera menutup mata dan tidak berani melihat hal-hal yang tidak boleh dilihat. Sementara, si gadis bidadari itu juga sangat ketakutan ketika melihat Park Eunya.     

"Bu…"     

Gadis itu menatap Park Eunya sambil menangis dengan gemetar.     

Plak!     

Park Eunya menampar wajah cantik gadis itu. "Masih juga tidak memakai baju dengan benar? Keluar dari sini!"     

"Oh."     

Gadis itu buru-buru mengambil pakaiannya dari lantai dan segera keluar. Setelah gadis itu pergi, baru pada saat itulah pengawal-pengawal ini berani membuka mata.     

Pada saat ini, Park Eunya mengalihkan perhatiannya pada Sean. Sean juga balas melihat ke arah Park Eunya. Keduanya saling memandang. Selain itu, jarak mereka hanya kurang dari satu meter.     

Tanpa sadar jantung, Sean mulai berdebar. Dia menjadi sangat bersemangat! Terakhir kali keduanya saling memandang begitu dekat adalah di dasar ngarai Hota, satu-satunya tempat romantis di medan perang Suriah. Itu momen indah yang tidak pernah bisa dilupakan Sean seumur hidupnya.     

Mereka menghabiskan lebih dari sepuluh jam di sana, mengobrol tentang cinta, kehidupan, mimpi, kematian, dan banyak lagi… Di sana, mereka berdua saling berciuman…     

Ketika bertemu seperti ini lagi, Sean tidak bisa menahan senyum di sudut mulutnya. Sean berpikir dalam hati, Nyonya, kita bertemu lagi. Entah bagaimana perasaanmu ketika bertemu denganku lagi setelah empat tahun?     

Sean menantikan bagaimana perasaan wanita yang berpengaruh begitu besar padanya ini ketika bertemu dengannya lagi. Mungkinkah sama seperti Sean, dia juga mengingat adegan-adegan indah mereka berdua empat tahun lalu? Tetapi…     

Plak!     

Sebuah suara renyah terdengar. Park Eunya mengangkat tangannya dan menampar wajah Sean dengan marah. Sean, yang tadinya gembira dapat bertemu lagi dengannya, kini perasaannya langsung jatuh ke dasar lembah.     

Setelah menampar Sean, Park Eunya segera berbalik dan tidak lagi menatap Sean. Sesudah itu, dia berkata pada seorang pengawalnya yang tinggi dan perkasa itu, "Bunuh dia."     

"Baik!" Pengawal itu segera mengeluarkan senjatanya dan mengarahkannya pada Sean.     

Lebih dari segalanya, Sean lebih merasa sedih ketimbang terancam.     

Kita tidak bertemu selama empat tahun, tetapi ketika bertemu lagi, kalimat pertama yang kamu ucapkan… Hal pertama yang ingin kamu lakukan, ternyata malah ingin… membunuhku?     

Sean merasakan kepedihan di hatinya, Dia sangat jarang merasa sesedih ini!     

Jika wanita ini hanya seorang Nyonya kaya raya biasa, Sean tidak akan keberatan jika dia mau membunuhnya. Namun, wanita ini adalah Nyonya! Dialah wanita yang pernah disukai Sean dan pernah dirinya lindungi mati-matian!     

Bisa-bisanya Nyonya bertindak seperti ini! Empat tahun yang lalu, dia sendiri yang berkata pada Sean untuk datang ke Korea mencarinya!     

"Kamu ingin membunuhku?" Sean bertanya pada Park Eunya dalam bahasa Inggris dengan suara yang sedih.     

Tiba-tiba Park Eunya berbalik dan menatap Sean lagi. Wajahnya yang berkarisma menunjukkan keterkejutan. Mungkin dia terkejut karena pria di depannya ternyata berbicara dalam bahasa Inggris dengannya.     

Bahasa Inggris Park Eunya sendiri sangat fasih. Dia berkata dengan dingin, "Kamu sudah bercinta dengan putriku! Bukankah aku harus membunuhmu? Putriku baru berusia 15 tahun! Dasar bajingan!"     

Empat tahun yang lalu, Sean sudah tahu Park Eunya memiliki seorang putri yang cantik. Pada saat itu, putrinya baru berusia 11 tahun. Sementara, saat itu Park Eunnya baru berusia 31 tahun. Sekarang dia berusia 35 tahun.     

Meskipun sudah bertambah tua, pesona Park Eunya tidak berkurang sedikit pun. Dia menjadi lebih anggun dan kulitnya juga masih sama bagusnya.     

Sean tidak ingin menjelaskan bahwa dirinya tidak menyentuh putri Park Eunya sama sekali. Sekarang dia hanya ingin memperjelas satu hal. Sebenarnya Park Eunya mengenali siapa Sean atau tidak?     

Sean sangat familiar dengan psikologi dan dia bisa melihat bahwa selain amarah, tidak ada rasa kaget di mata Park Eunya. Dia seperti tidak mengenali siapa Sean sama sekali!     

Sean sudah kegirangan sendiri dan merindukan Park Eunya untuk waktu yang sangat lama, tapi siapa yang menyangka Park Eunya malah tidak mengenalinya?     

Sean memandang Park Eunya dan berkata, "Nyonya, apakah Nyonya benar-benar akan membunuhku?"     

Ketika Park Eunya mendengar panggilan 'Nyonya', dia merasa seperti sudah terpisah dari dunia dan merasakan perasaan yang sangat akrab. Dia memandang Sean dan bertanya, "Kamu…"     

Sean mencibir, "Berkat angan-anganku sendiri, aku bahkan mengira Nyonya akan mengingatku seumur hidup. Tidak disangka, dalam empat tahun yang begitu pendek, Nyonya sudah melupakanku!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.