Ingin Kukatakan Sesuatu

Kamu Tidak Layak untukku!



Kamu Tidak Layak untukku!

0Park Eunya berkata dengan penuh pesona, "Waktu memilih penerjemah dan pengawal di medan perang, aku langsung menyukaimu, karena kamu orang Asia dan juga memiliki wajah yang tampan. Tidak disangka-sangka, kemampuanmu juga sama bagusnya."     

"Sayangnya, latar belakangmu terlalu buruk. Mungkin kamu merasa dalam beberapa tahun, menjadi orang kaya dengan aset 20 triliun KRW sudah merupakan pencapaian tertinggi. Tapi, aku katakan padamu, kamu masih jauh dari puncak!" cibir Park Eunya, "Di dunia ini, ada banyak hal yang tidak kamu ketahui dan ada banyak keluarga misterius yang tidak kamu ketahui! Mereka lah puncak dunia!"     

Sean tertegun.     

Keluarga misterius! Park Eunya bahkan tahu keberadaan keluarga Yuwono!     

Tidak heran Park Eunya memandang rendah nilai Sean saat ini. Ternyata dia sudah mendengar tentang keluarga Yuwono! Memang benar, hanya 20 triliun saja, apa artinya itu di mata keluarga Yuwono?     

Tok! Tok! Tok!     

Tepat pada saat itu, seseorang mengetuk pintu. Sean segera menjadi waspada dan mengambil pistolnya. Lalu, suara seorang pria terdengar di luar pintu.     

"Istriku, apa kamu di dalam?"     

Park Eunya berkata dengan tenang, "Itu suamiku. Bukakan saja pintu untuknya."     

"Memang aku sudah gila? Membuka pintu untuk membiarkan suamimu membunuhku? Cepat pakai bajumu sekarang juga, atau aku akan menyanderamu seperti sekarang!" perintah Sean.     

Park Eunya berkata dengan putus asa, "Aku sudah bilang, aku sudah mengusir semua petugas keamanan di kamar ini. Tidak akan ada orang yang menyentuhmu! Haha. Tidak disangka, setelah empat tahun, kamu menjadi begitu pengecut seperti tikus."     

"Kamu…!"     

Sean sangat marah. Dia tidak ingin wanita ini menghinanya dalam hal kedudukan dan keberanian yang dimilikinya.     

"Oke. Lagi pula, berdasarkan kekuatan pengawal-pengawalmu ini, mereka juga tidak akan bisa menyakitiku! Jika mereka berani main tangan, jangan salahkan aku jika aku membunuh mereka!"     

Sambil berbicara, Sean keluar dari kamar mandi dan berlari keluar untuk membuka pintu.     

Setelah membuka pintu dengan hati-hati, Sean mendapati hanya ada Choi Roho, seorang pria paruh baya, di luar pintu tanpa pengawal. Apa yang dikatakan Park Eunya sepertinya memang benar. Dia benar-benar sudah membubarkan semua personel keamanan.     

Sean memandang Choi Roho, si pria paruh baya berusia empat puluhan, yang hanya pria Korea biasa dengan perawakan yang biasa-biasa saja dan berpenampilan rata-rata.     

Choi Roho memandang Sean sambil tersenyum, tanpa menunjukkan permusuhan atau kepanikan, lalu bertanya, "Apa kamu pengawal baru? Apa Nyonya ada di dalam?"     

Choi Roho bahkan menganggap Sean sebagai pengawal mereka. Tampaknya pengawal-pengawal ini biasanya juga melindungi Park Eunya. Jika tidak, sebagai tuannya, Choi Roho tidak mungkin tidak mengenal pengawalnya.     

Sean melihat bahwa dirinya tidak perlu main tangan, jadi dia pun langsung berpura-pura menjadi pengawal dan menjawab, "Di kamar mandi."     

Choi Roho tidak mengatakan apa-apa dan langsung berjalan ke sana. Sean menutup pintu dari dalam lagi, kemudian mengikutinya.     

Melihat Choi Roho masuk, Park Eunya bertanya dengan datar, "Kenapa kamu kemari?"     

Nada Park Eunya cukup acuh tak acuh dan tidak ada tanda-tanda kemesraan pasangan suami-istri. Ini membuat Sean merasa sangat aneh. Itu karena saat masih kecil, Sean pernah tinggal selama satu tahun di Korea Selatan. Dia tahu bahwa di Korea, dalam hubungan suami-istri, umumnya pria lebih unggul dari wanita.     

Banyak orang disesatkan oleh para pemeran utama drama Korea. Padahal, sebenarnya wanita Korea tidak memiliki kedudukan di rumah. Berbeda dengan wanita Indonesia. Ketika mereka menikah, mereka tidak hanya bertanggung jawab atas kekuatan finansial, tetapi juga memarahi dan mendisiplinkan suami mereka.     

Selain itu, status sosial Choi Roho jelas jauh lebih kuat daripada Park Eunya, yang hanya seorang ibu rumah tangga. Secara logika. ketika Choi Roho suaminya ini kembali ke rumah, seharusnya Park Eunya menyambutnya di pintu dan berinisiatif untuk mengganti sepatunya.     

Mungkinkah latar belakang keluarga Park Eunya juga tidak buruk?     

Choi Roho berjalan ke sebelah Park Eunya, lalu bertanya, "Sayang, aku dengar terjadi sesuatu pada putri kita, itu sebabnya aku langsung kemari. Apa yang terjadi pada putri kita?"     

Park Eunya melirik Sean dengan kesal, kemudian berkata pada Choi Roho, "Tidak apa-apa. Hanya agak terkejut saja."     

Choi Roho mengangguk. "Oh, baguslah kalau begitu."     

"Kamu tidak menanyakan keadaanku?" tanya Park Eunya.     

Choi Roho melirik Sean yang berdiri di luar pintu, lalu berkata sambil tersenyum, "Bahkan saat mandi, ada pengawal yang mengikutimu, jadi mana mungkin terjadi sesuatu padamu? Haha."     

Park Eunya membalas dengan kesal, "Aku lihat kamu memang hanya peduli pada wanita lain dan tidak punya waktu untuk memedulikanku. Itu baru benar, kan?"     

Choi Roho tampak malu dan berkata, "Hari ini aku sibuk seharian. Aku istirahat dulu."     

Sambil berkata, Choi Roho berbalik dan pergi. Sean membungkuk sesuai aturan orang Korea dan mengawasinya pergi meninggalkan kamar.     

Pada saat ini, tiba-tiba Park Eunya berkata pada Sean dalam bahasa Korea, "Sean, kemari dan gosok punggungku."     

Sean tertegun di tempat. Ketika mendengar ini, langkah Choi Roho juga segera terhenti, dan wajahnya memerah. Bisa-bisanya Park Eunya mengatakan hal seperti itu pada pengawalnya di depan suaminya? Ini jelas-jelas ingin membuatnya marah dan mempermalukannya!     

Siapa sangka, Choi Roho tidak mengatakan sepatah kata pun dan menanggung penghinaan ini. Dia pergi meninggalkan kamar dengan langkah yang cepat.     

Sean berjalan menghampiri Park Eunya dan menatap wanita itu dengan tatapan tak percaya. Dia selalu berpikir Giana sudah termasuk wanita yang sangat buruk, tapi saat Giana dibandingkan dengan Park Eunya, Giana bahkan hanya sepersepuluhnya!     

Setidaknya saat berselingkuh dengan Cahyadi atau Yoga, Giana melakukannya secara diam-diam agar Sean jangan sampai tahu. Sementara, si Park Eunya ini bahkan mengatakan hal seperti itu di depan suaminya.     

Jika Sean suami Park Eunya dan mendengar ini, mungkin dia akan sangat marah hingga mengambil pisau untuk menebas orang. Wanita ini memang benar-benar menakutkan!     

"Sekarang suamimu pasti berpikir ada sesuatu di antara aku dan dirimu. Dia pasti akan membenciku sampai ke tulang-tulangnya," kata Sean, "Nyonya, jelas-jelas kamu bukan orang yang sembarangan seperti itu. Kenapa kamu bertindak seperti ini?"     

Meskipun Sean dan Park Eunya sudah lama tidak berhubungan, dia masih mengenalnya. Empat tahun lalu, ketika berada di ambang kematian, Park Eunya bersikeras bahwa seorang tentara rendahan tidak layak menjadi suaminya. Sekarang Park Eunya bahkan lebih tidak mungkin memperlakukan dirinya sendiri dengan sembarangan.     

Selera Park Eunya begitu tinggi dan belum pernah ditemui Sean sebelumnya. Jika tebakan Sean benar, tidak banyak pria di dunia yang bisa disukai Park Eunya. Jadi, tidak mungkin selingkuh sama sekali.     

Park Eunya tersenyum dan membalas, "Oh? Kamu bahkan bisa tahu kalau aku bukan wanita yang sembarangan?"     

Park Eunya selalu ingin menunjukkan bahwa dirinya suka bermain-main dengan pria, seperti pria kaya yang suka bermain-main dengan wanita, tetapi sayangnya dia masih gagal.     

"Bukannya aku terlalu percaya diri, tapi aku pasti bisa mengalahkan 99% laki-laki Korea kalian. Kamu bahkan tidak tertarik padaku, apalagi laki-laki lain? Mereka semakin tidak memiliki kesempatan," kata Sean.     

Park Eunya tertawa. "Aku suka laki-laki yang percaya diri. Aku semakin tertarik padamu. Sekarang aku akan memberimu kesempatan untuk memijatku sambil menceritakan ceritamu selama beberapa tahun terakhir ini."     

Sean tertawa mencibir. "Maaf, kamu tidak layak!"     

"Apa katamu?!" Park Eunya sontak merasa kesal. Dalam kekesalannya, terbersit sedikit keterkejutan. Dia seolah terkejut ada pria yang akan menolaknya. Menolak hal yang begitu indah, yaitu untuk melayaninya secara pribadi.     

Sean tersenyum dan berkata, "Maaf, aku sedang terburu-buru. Aku sudah harus pergi dan tidak punya waktu untuk memijatmu. Selain itu, sejak empat tahun yang lalu, kamu merasa aku tidak layak untukmu. Bahkan sampai hari ini, kamu masih saja berpikir begitu. Aku bersumpah. Suatu hari nanti, aku akan membuatmu tahu kalau kamu tidak layak untukku, Sean Yuwono!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.