Ingin Kukatakan Sesuatu

Sean, Kamu Menang!



Sean, Kamu Menang!

0Sebenarnya Sean tidak akan mungkin mengejar Park Eunya sama sekali. Bagi Sean, Nyonya memang penyesalan terbesar dalam hidupnya. Akan tetapi, sekarang Sean sudah memiliki Maureen dan Chintia. Lagi pula, Nyonya sendiri juga punya suami.     

Sean hanya ingin suatu hari nanti Park Eunya bisa tidak memandang rendah dirinya. Tapi, dia sama sekali bukan ingin merebutnya dari Choi Roho untuk dijadikan istri. Alasan mengapa dia mengatakan itu adalah demi mencari alasan untuk menahan Juan.     

Juan selalu mengaku sebagai ahli cinta karena keluarganya memiliki uang yang tidak ada habisnya, wajahnya tampan, dan dirinya telah menodai begitu banyak wanita cantik di seluruh dunia. Dalam hal hubungan percintaan, pasti Juan lah ahlinya. Karena itu, Sean berpura-pura meminta nasihat padanya.     

Juan bercanda, "Dasar anak ini! Aku memperlakukanmu sebagai adikku, tapi kamu malah ingin menjadi ayah mertuaku?"     

Juan baru saja meniduri putri Park Eunya, tapi sekarang Sean ingin mengejar Park Eunya. Hubungan ini jelas agak kacau.     

Setelah berbicara, Juan menepuk bahu Sean dan berkata, "Haha. Aku bercanda. Sepertinya kamu benar-benar tertarik pada janda itu. Hah… Adikku yang polos dan konyol ini. Oke, aku akan membantumu."     

Keduanya duduk di kursi, mengisi gelas mereka dengan anggur merah, dan mulai minum sambil mengobrol. Juan adalah ahli mutlak dalam menaklukkan wanita, jadi dia segera mulai berbicara tanpa henti. Tidak usah ditanyakan lagi, Sean bahkan benar-benar mendapatkan banyak pencerahan darinya.     

Pada pukul dua pagi, keduanya sudah meminum beberapa botol anggur merah.     

"Ya, sudah. Aku sudah mengatakan semua yang perlu aku katakan. Sekarang sudah sangat larut. Aku harus pergi," kata Juan.     

Sean meraih Juan. "Hei, jangan pergi. Ayo minum lagi."     

Juan tersenyum. "Adikku, kamu pikir aku tidak tahu? Kamu bukannya ingin mempelajari keterampilan mendapatkan gadis dariku, tapi sebenarnya kamu ingin membuatku mabuk dan memaksaku untuk tetap tinggal, kan?"     

"Tadi kamu terus memegang ponselmu untuk mengirim pesan. Pasti kamu mengirim pesan pada Louis dan yang lainnya, menyuruh mereka untuk bersiap-siap menangkapku, kan?" Juan tertawa, "Haha. Aku akan terus terang memberitahumu. Hari ini aku ingin pergi dan kamu tidak akan bisa menahanku."     

Meski Juan sudah membaca pikiran Sean, Sean tetap tenang. Dia menyesap anggurnya dan menjawab, "Aku tahu."     

"Baguslah kalau kamu tahu. Sampai jumpa, adikku yang bodoh!"     

Juan tersenyum dan berdiri lagi.     

Lagi-lagi Sean berkata, "Juan, hari ini kamu tidak akan bisa pergi."     

Juan terkejut memandang Sean. Seharusnya Sean tahu dengan jelas bahwa masing-masing dari mereka memiliki kekuatan yang sama. Jelas tidak ada satu yang bisa sepenuhnya mengalahkan yang lain. Jika ingin menahan Juan, itu hal yang mustahil.     

Pada saat ini, Sean turut berdiri dan berkata, "Barusan aku memang sedang mengirim pesan pada bawahanku untuk mengusir semua tamu hotel dan pelayan. Sekarang di hotel ini, hanya ada kamu dan aku. Oh, mungkin juga ada Louis dan Jacob. Kita berempat."     

Juan terkejut. "Sebenarnya kamu ingin melakukan apa?!"     

Duarrr!!!     

Tepat pada saat ini, terdengar ledakan keras di hotel! Juan merasa seluruh tanah bergetar. Botol anggur dan gelas di atas meja, semuanya jatuh ke lantai karena getaran itu.     

Juan buru-buru memegang meja dan tampak ketakutan. "Suara apa ini?!"     

Sean tetap tenang dan menjawab, "Bom."     

"Bom?! Apa kamu sudah gila?! Kamu ingin meledakkan hotel ini?!" tanya Juan.     

"Meskipun kamu sudah memberitahu rahasia keluarga padaku, aku harus menyelesaikan tugasku untuk membawamu kembali," Sean bersikeras.     

Juan mendengus dingin. "Adikku, selama ini hanya aku yang bisa mengendalikanmu, tapi kamu tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikanku!"     

Sambil berbicara, Juan bergegas keluar. Segera, Sean melangkah maju untuk mencegatnya. Dia menghadang Juan dengan satu kali lompatan. Juan menendangnya, melawan Sean dengan kedua tangannya, kemudian meninjunya. Keduanya pun kembali berduel.     

Tara!     

Tiba-tiba Juan memiliki belati di tangannya dan langsung memotong baju Sean. Sementara, Sean segera melepas arloji di pergelangan tangannya dan melemparkannya ke tangan Juan dengan presisi dari jarak jauh, memaksa belatinya terjatuh ke tanah.     

Juan tidak ingin terus berduel dengan Sean. Dia buru-buru membuka pintu kamar, bersiap untuk keluar. Namun, saat ini terdengar ledakan keras lainnya.     

Duarrr!!!     

Juan dan Sean segera kehilangan keseimbangannya dan terjatuh ke lantai.     

Juan pun mengeluh, "Sinting! Sebenarnya ada berapa banyak bom yang kamu siapkan?! Ini pusat Korea! Cara bermainmu lebih parah dariku!"     

Sambil berbicara, Juan bangkit lagi. Hanya saja, ketika dia keluar dari pintu kamar, dia langsung mundur lagi. Itu karena di luar, sudah ada api besar yang menyala dan alarm terus mengeluarkan suara yang menusuk telinga.     

Pada saat yang sama, jendela Prancis kamar president suite tiba-tiba pecah. Ternyata jendela itu dipecahkan seseorang dari luar.     

Di luar jendela, ada sebuah pesawat. Pesawat itu adalah pesawat Dolphin 1 milik Sean. Semua ini, tentu saja merupakan pengaturan Sean.     

Kali ini Sean harus bisa membawa Juan kembali. Salah satu alasannya adalah karena Sean ingin memastikan kebenaran. Rahasia keluarga yang Juan katakan mungkin saja tidak benar.     

Alasan kedua adalah meskipun benar, yang mana berarti Sean sudah mengetahui rahasia keluarga dan tahu bahwa keluarga memiliki teknologi rahasia dan pengobatan canggih, dia masih juga tidak memenuhi syarat untuk menggunakannya.     

Jika Sean ingin seorang wanita seperti Park Eunya mengakuinya, dia harus menjadi pewaris kekayaan rahasia keluarga Yuwono! Dia tidak boleh membiarkan kekayaan rahasia yang dapat mengubah dunia diserahkan pada Tian seorang!     

Di luar kamar, suara ledakan terus terdengar. Saat ini Juan sudah tidak tahu harus berbuat apa.     

"Kakak Kedua, sekarang kamu hanya memiliki dua cara untuk pergi dari sini. Satu, menerobos ke luar kamar. Dengan keahlianmu, mungkin kamu bisa menghindari bom dan api, jadi kamu tidak akan mati. Tapi, aku jamin, meski kamu tidak mati, kamu tetap akan terbakar, terutama wajahmu yang tampan itu," kata Sean.     

Sean melanjutkan, "Masih ada cara lain, yaitu naik ke pesawat bersamaku untuk kembali ke Inggris dan bertemu Kakek!"     

Juan sangat kesal. Selama ini, selalu dia lah yang menggoda adiknya. Dia sengaja mencari Giana yang mencintai uang, tetapi cantik, untuk diberikan pada Sean. Ketika memilih keluarga Wangsa, dia sudah tahu entah Giana atau Yuana yang menikahi Sean, keduanya pasti tidak akan menyukai Sean.     

Ketika Juan memilih keluarga yang akan dinikahi Sean, bukannya tidak ada gadis yang cantik dan berkarakter baik. Sesudah itu, dia mengambil keputusan sendiri untuk menyatukan Maureen dan Sean.     

Juan melakukan ini memang agar Sean memiliki dukungan di Indonesia, tapi di saat yang sama juga untuk rencananya sendiri. Karena begitu Tian berurusan dengan Juan, Sean pasti tidak akan mati dan Juan juga bisa datang ke keluarga Susetia untuk melarikan diri.     

Juan mengangkat telepon dan menghubungi Jacob.     

"Di mana?!" tanya Juan dengan suara yang keras.     

Jacob yang berada di ujung telepon berseru, "Tuan, saya terjerat oleh Louis. Sekarang api menyebar begitu parah. Lift rusak. Saya tidak akan bisa naik ke atas sana dalam lima menit."     

Pada saat ini, lokasi president suite tempat Sean dan Juan berada di lantai teratas gedung. Mendengar laporan Jacob, jelas Juan kesal bukan main.     

"Sean, kamu benar-benar hebat rupanya. Pantas saja Kakek sangat menyukaimu dan Kakak Tertua juga menganggapmu sebagai ancaman terbesar. Oke, kamu menang! Aku akan kembali ke Inggris bersamamu untuk bertemu dengan Kakek!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.