Ingin Kukatakan Sesuatu

Saya Pemilik Tempat Ini!



Saya Pemilik Tempat Ini!

0Sean juga bagian dari dunia hiburan Indonesia. Ketika mendengar resepsionis rendahan Korea ini memfitnah dunia hiburan Indonesia mereka seperti ini, Sean juga sangat marah!     

Berbicara mengenai industri hiburan, Korea Selatan bukan 'kakak tertua' di seluruh dunia. Di hadapan Amerika Serikat, semuanya adalah 'adik'. Tetapi, bahkan sutradara terbesar di Hollywood dan seorang bintang yang dapat tampil di Super Bowl tidak akan berani mengatakan itu pada Sean,     

"Baik!"     

John tidak bisa melakukan hal lainnya. Tetapi, soal menghancurkan sesuatu, ini merupakan keahliannya dalam beberapa puluh tahun. Sambil berkata begitu, John terlebih dulu menghancurkan meja resepsionis GE Entertainment. Di meja depan, logo GE Entertainment langsung terkoyak.     

Resepsionis terkejut. Dia tidak menyangka mereka benar-benar berani menghancurkan perusahaan.     

"Satpam! Satpam!!!"     

Resepsionis segera memanggil staf keamanan gedung. Tidak lama kemudian, beberapa petugas keamanan berperawakan tinggi dan berseragam pun datang.     

Resepsionis buru-buru berkata, "Satpam, cepat hentikan mereka. Mereka preman dari Indonesia. Mereka ingin bertemu artis kami. Jika tidak, mereka akan menghancurkan perusahaan kami. Tolong usir mereka! Sekalian panggil polisi dan bawa mereka ke kantor polisi!"     

Ketika mendengar hal itu, petugas keamanan langsung mengeluarkan tongkatnya dan berjalan menuju John yang sedang menghancurkan barang-barang.     

"Geumanhaeyo! (berhenti)" teriak petugas keamanan itu.     

Penerjemah berteriak pada John dengan panik, "Satpam menyuruh Anda berhenti!"     

Pada saat berhadapan dengan dua orang petugas keamanan Korea, John mencibir, "Hanya Tuan Muda Sean yang bisa menghentikanku! Kalian berdua yang hanya kentut ini berani menghentikanku? Tanyakan pada mereka apakah mereka pernah mendengar, Korea akan kacau balau atau tidak, tergantung pada Kak John!"     

Penerjemah tertegun. Sean pun berkata, "Beri tahu satpam, saya pemilik gedung ini. Semua yang ada di gedung ini milik saya, termasuk mereka."     

Penerjemah menerjemahkan ke petugas keamanan.     

Setelah mendengarkan apa yang dikatakan pada petugas keamanan, resepsionis berkata pada penjaga keamanan, "Jangan dengarkan omong kosongnya! Mana mungkin orang yang tidak memenuhi syarat seperti ini menjadi pemilik gedung ini?! Orang yang memiliki gedung ini pasti seorang triliuner. Dari mananya dia terlihat seperti orang kaya?"     

Para petugas keamanan itu ragu-ragu. Itu karena beberapa waktu lalu, mereka baru saja diberi tahu oleh atasan mereka bahwa gedung itu sudah dibeli oleh seorang pria Indonesia dengan nama belakang Yuwono. Dia juga menyuruh mereka untuk lebih cerdik saat bekerja. Jika mereka bertemu seseorang dari Indonesia yang juga bernama belakang Yuwono, itu adalah bos mereka.     

Jangan sampai Bos mendapati mereka melakukan kesalahan. Jika tidak, tunggu dipecat saja!     

Seorang petugas keamanan memandang Sean dari atas ke bawah dan bertanya dengan hati-hati, "Pemisi, siapa nama Anda?"     

"Sean Yuwono!"     

"Ternyata memang bernama belakang Yuwono!"     

Kedua petugas keamanan itu panik. Mereka hanya tahu nama belakang bos baru mereka adalah Yuwono, tapi mereka sama sekali tidak tahu nama lengkapnya.     

"Mohon tunggu sebentar, saya akan meminta pimpinan kami untuk datang ke sini."     

Setelah beberapa saat, seorang pria yang sedikit lebih tua datang dan dua petugas keamanan itu berbisik padanya tentang apa yang terjadi.     

Pimpinan keamanan berjalan ke arah Sean dan memberi hormat, "Apa Anda bos baru gedung ini, Sean Yuwono, Tuan Sean?"     

Sean mengangguk.     

Pimpinan keamanan bertanya, "Bisakah saya melihat dokumen Anda? Maafkan kami karena melakukan ini. Kami juga khawatir jika ada seseorang yang berpura-pura menjadi Anda dan menghancurkan bangunan Anda, maka itu akan sangat gawat."     

Sean tidak keberatan dan membuktikan identitasnya pada karyawannya sendiri. Kemudian, dia menunjukkan paspornya pada pimpinan keamanan. Ketika pimpinan keamanan melihatnya, dia segera membungkuk 90 derajat.     

"Ketua, selamat datang untuk memeriksa pekerjaan!"     

Kedua petugas keamanan yang datang lebih dulu menjadi pucat karena ketakutan. Untungnya mereka belum melakukan apa-apa. Kalau tidak, mereka akan tamat.     

"Selamat datang, Ketua!" kata kedua petugas keamanan itu serempak.     

Resepsionis tercengang. "Dia… Dia benar-benar Ketua?"     

Sean memandang wanita Korea itu. "Perusahaanmu menyewa gedung saya, tapi malah tidak mengizinkan saya masuk. Saya lihat, kalian ini ingin pindah tempat! Hubungi ketuamu segera, atau aku akan menghancurkan perusahaanmu!"     

Resepsionis tidak berani menolak. "Baik, Ketua! Saya akan langsung menghubungi sekarang juga! Tolong redakan amarah Anda dan maafkan saya atas hal yang sebelumnya terjadi!"     

Ketika mengetahui identitas Sean, resepsionis benar-benar bersikap jauh lebih baik. Pekerja semacam mereka, yang telah memprovokasi orang besar seperti Sean, dapat dipecat hanya dengan satu kata dari Sean, bahkan tidak dapat menemukan pekerjaan yang baik ke depannya.     

Dalam waktu kurang dari setengah jam, Song Changsoo, presiden direktur GE Entertainment, langsung membawa Ji Changwook kembali ke perusahaan. Song Changsoo juga membawa seorang penerjemah.     

Begitu memasuki pintu ruang pertemuan, Song Changsoo menyapa sambil tersenyum, "Astaga. Bukankah ini Ketua Sean Yuwono yang paling hebat, paling muda, paling tampan, dan paling cakap di Indonesia? Kenapa Anda sampai terbang jauh-jauh ke Korea? Sebelum datang, seharusnya Anda menghubungi dan memberi tahu saya terlebih dahulu sehingga saya bisa mengirim seseorang untuk menjemput Anda."     

Sekali lihat, Song Changsoo tampak seperti serigala berbulu domba. Dia menjabat tangan Sean dengan kedua tangannya.     

Sean menjabat tangannya dengan satu tangan dan berkata, "Ketua Song, sebelum saya datang, saya sudah menghubungi Anda beberapa kali, tapi Anda tidak menjawab."     

Song Changsoo membuat ekspresi yang benar-benar bodoh. "Benarkah? Ternyata begitu? Pasti ada yang salah dengan jaringan sinyal sialan itu! Anda tidak tahu seberapa buruk sinyal di Seoul baru-baru ini."     

"Ngomong-ngomong, saya baru saja mendengar dari resepsionis bahwa seluruh gedung ini milik Ketua Sean? Ya Tuhan. Kenapa kita bisa begitu berjodoh begini? Perusahaan kami memilih tempat ini, tetapi kami mempekerjakan banyak ahli dan menghabiskan banyak uang. Presdir Sean, Anda tidak boleh menangguhkan kontrak dan mengusir kami dari sini!" kata Song Changsoo lagi.     

Sean mendengus dingin. Alih-alih mengobrol dengan Song Changsoo, dia menatap pria tampan yang terus berdiri. Kebetulan itu idola dan kekasih impian Jasmine, Ji Changwook!     

"Anak ini sangat tampan."     

Tingginya lebih dari 180 sentimeter, wajahnya tampan, dan pakaiannya sopan. Meskipun Ji Changwook beberapa tahun lebih tua dari Sean, dari sudut pandang usia saja, dia tidak terlihat lebih tua. Harus diakui bahwa ada beberapa alasan khusus, mengapa begitu banyak wanita Indonesia tergila-gila pada bintang idola Korea Selatan. Mereka lebih memperhatikan perawatan diri dan cara berpakaian daripada pria Indonesia.     

"Halo. Saya Ji Changwook."     

Ji Changwook membungkuk pada Sean. John memandang Ji Changwoo dengan ekspresi tidak senang.     

"Apa Tuan Muda Sean membiarkanmu berbicara? Dasar banci. Bisa-bisanya seorang pria dewasa memakai riasan!"     

Jasmine adalah wanita idaman John. Dia tahu dirinya tidak layak untuk Jasmine, jadi dia berpikir tuannya bisa mendapatkan Jasmine. John tidak akan mengeluh, hanya jika Sean yang mendapatkan Jasmine. Jika itu orang lain, dia pasti tidak akan setuju. Jadi, ketika tahu Jasmine menyukai bintang idola ini, John sangat cemburu.     

"John, jangan kasar begitu."     

Sean mengingatkan bahwa dia tidak ingin bintang-bintang Korea ini berpikir orang-orang Indonesia tidak bermoral.     

Sean memandang Ji Changwook dan berkata, "Saya tidak akan banyak bicara lagi. Dalam seminggu, saya ingin kamu mengadakan konser tunggal di Surabaya. Kalau kamu setuju, saya akan segera mentransfer 100 miliar padamu. Ingat, 100 miliar rupiah. Jika kamu tidak setuju, kamu bisa berkemas dan segera pulang. Saya jamin tidak akan ada tempat untukmu di industri ini!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.