Rahim Pengganti

NRA Aditama Corp



NRA Aditama Corp

0Siapa yang tidak mengenal perusahan hebat yang sudah berada di kancah dunia bisnis. NRA Aditama Corp merupakan perusahaan yang bergerak di bidang properti.     

Perusahan terbesar di dunia, banyak anak cabang yang menawarkan dirinya untuk bergabung di sana. Perusahaan besar yang memiliki ribuan karyawan dari Sabang hingga Merauke.     

Dari pagi ini Carissa mendapatkan panggilan interview ke perusahaan tersebut, Carissa menunggu hingga hampir 3 bulan. Sejak awal Carissa yakin di terima di sana, hanya saja harapan itu sedikit terhenti karena belum adanya panggilan.     

Tapi dua hari yang lalu, Carissa di hubungi oleh pihak HRD untuk datang dan menghadap pimpinan perusahaannya langsung.     

"Eh Neng Caca udah rapi aja. Mau kemana Neng," tanya Pak Ujang penjaga kosan dimana Carissa tinggal.     

"Mau interview kerja Pak, doakan saya bisa keterima di sana nantinya," balas Carissa.     

Pak Ujang pun mengaminkan doa yang di ucapkan oleh Carissa. Dan tak lama Carissa pun segera pergi, menggunakan motor yang sengaja ia pinjam dari Inka kemarin.     

Tak butuh waktu lama, Carissa sudah sampai di depan gedung yang memiliki 25 lantai ini. Dengan sedikit merapikan penampilannya Carissa masuk ke dalam lobby kantor tersebut.     

"Permisi Mbak," sapa Carissa ramah.     

Resepsionis tersebut, tersenyum ramah juga kearah Carissa.     

"Iya ada apa Mbak," tanyanya.     

"Begini Mbak, saya di minta Pak Andrian untuk datang ke sini."     

"Tunggu sebentar ya Mbak saya konfirmasi dulu," ucapnya ramah.     

Resepsionis itu tersenyum, lalu ia menekan tombol yang ada di dekatnya. Carissa juga di minta menunggu, dan tak membutuhkan waktu lama, seseorang datang menghampiri Carissa.     

"Nona Carissa?" tanyanya.     

"Iya saya Carissa," jawabnya.     

Orang itu pun segera meminta Carissa untuk mengikuti dirinya. Carissa pun segera ikut laki laki itu untuk naik menuju lantai dimana Carissa akan dibawah.     

Tepat di lantai 21 lift tersebut, berhenti dan terbuka. Laki laki yang mengantar dirinya tadi pun mempersilakan Carissa keluar.     

"Silakan Nona, Pak Andrian sudah menunggu di dalam," ucapnya.     

Carissa pun mengucapkan terima kasih lalu dirinya masuk kedalam ruangan tersebut, di sana bukan Andrian sendirian yang ada, tapi juga ada dua orang lainnya.     

"Permisi," ucap Carissa.     

"Silakan duduk Ca," perintah Andrian.     

Carissa kaget, ternyata Andrian yang ia kenal adalah HRF di kantor yang sudah lama ia berikan surat lamaran.     

"Kamu pasti kaget kan Ca?" ucapnya sambil tertawa. Siapa yang tidak kaget, laki laki yang dulu nakal dan suka bolos bisa berkerja di perusahaan yang begitu benefit ini.     

Carissa hanya bisa tersenyum kaku, dia juga bingung dengan kondisi seperti ini. Bertemu dengan Andrian seperti sebuah devaju.     

"Santai Ca, santai aja. Gue temen loe, jadi anggap saat ini lagi ngorbol jangan tega," ucap Andrian.     

"Hai Rian," sapa Carissa.     

"Ya ampun Ca, loe masih aja kek gitu. Gue kabarnya baik, sorry Ca. Gue gak tahu kalau Carissa Ayudia Putri itu kamu, lamaran kamu itu udah lama di meja gue. Hanya saja gue malas bukanya, nah kemarin gue gak sengaja jatuhi lamaran loe. Makanya gue langsung ngehubungi loe," jelas Andrian.     

Carissa hanya bisa tersenyum, dia bingung dengan situasi seperti ini.     

"Oke gue mau ngasih tahu, loe di terima di kantor ini. Gue udah rekomendasi loe untuk jadi sekertaris Bian. Loe masih kenal sama Bian kan? Fabian Satriawan Aditama," tanya Andrian.     

Andrian menjelaskan semuanya, prosedur dan apa saja yang ada di kantor ini. Sejujurnya Carissa ingin mundur, tapi ia dilema saat ini Carissa harus mengumpulkan banyak uang agar bisa membantu Bunda Iren.     

"Loe gak usah kaku, gitu biasa aja. Gue tetap teman loe kok Ca," ucapnya. Carissa hanya menganggukkan kepalanya.     

"Iya Pak," jawab Carissa.     

"Ya elah udah gue bilang, panggil seperti biasa aja."     

"He he."     

***     

Setelah dari ruangan tersebut, Andrian mengajak Carissa pergi ke ruangan CEO bersama dengan dua orang lainnya, perasaan Carissa saat ini benar benar tidak karuan.     

"Kenapa diam aja Ca, ayo masuk."     

Langkah kaki Carissa saat ini sungguh berat, mereka sudah berada di depan ruangan CEO.     

Tak lama dua orang yang bersama dengan Andrian dan Carissa yang ikut tadi, segera pergi dari mereka.     

"Santai kita cuma mau ketemu sama teman lama," ucap Andrian santai.     

Laki laki itu tidak tahu jika saat ini Carissa sudah tidak ingin hidup. Bukan karena takut, atau kenapa tapi karena orang yang ada di balik ruangan tersebut yang menjadi masalahnya.     

Tok     

Tok     

Tok     

Pintu ruangan itu mereka ketuk, dan tak lama suara dari dalam mempersilakan mereka masuk. Jantung Carissa sejak tadi masih belum tenang, saat masuk menambah debaran yang luar biasa.     

"Loh Ca?" tanya seseorang yang saat ini berada di samping CEO NRA.     

"Loe berdua berhenti dulu mesra gitu, gue risih lihatnya" ujar Andrian kesal. Sedang sih wanita yang berada di sana tertawa.     

"Suka suka gue, Mas Bian suami gue. Gak mungkin juga gue mesra sama loe kan," jawabnya.     

Wanita itu Della, istri Fabian dan juga sahabat Carissa.     

"Duduk Ca," ajak Andrian.     

Carissa pun duduk di dekat Andrian dan berhadapan langsung Della, tak lama Bian pun duduk di dekat sang istri.     

"Kamu kok gak bilang sih sayang kalau Caca kerja di sini," Tanya Della kepada sang suami, Bian hanya tersenyum tipis dengan tangannya mengusap kepala sang istri dengan tulus.     

"Jangan salahkan aku sayang, tuh sih Andrian baru menerima. Tugasnya baca Novel terus sampai, urusan rekrut lama banget."     

Andrian hanya tertawa mendengar sindiran langsung kepadanya itu.     

"Gue itu udah mau keluar dari sini, tapi suami loe nih ngelarang gue. Gue juga bingung sama posisi gue di sini, kadang jadi HRD, kadang asisten CEO, gue kok kayak laki laki panggilan," gerutu Andrian.     

Memang benar apa yang di katakan laki laki itu, Bian tidak mudah percaya dengan orang lain sehingga membuatnya harus meminta bantuan kepada Andrian. Pekerjaan Andrian jadi double bahkan triple karena sahabatnya itu, tapi meski seperti itu Andrian tidak pernah mengeluh dia melakukan semuanya dengan ikhlas.     

Apa lagi mengingat bantuan banyak dari keluarga Aditama. Sejak dulu, Papi Bian sudah menganggap Andrian seperti anaknya sendiri, hingga sekarang.     

"Tapi untung gue ketemu, Caca jadi kan dia bisa jadi sekretaris Bian. Minimal kerjaan gue ada yang bantu," ucapnya.     

Keempat pun saling berbincang, Carissa hanya menjawab jika di tanya. Posisi saat ini, Carissa ingin pulang dirinya tidak kuat dalam kondisi seperti ini.     

"Udah jam siang ya, aku izin pulang."     

"Gue antar ca," ucap Andrian.     

***     

Selama di dalam mobil Andrian dan Carissa diam tidak ada satu kata pun yang terlontar dari mulut mereka. Hingga Andrian melirik dan membuka suara.     

"Loe suka sama orang gak berubah ya ca," ucap Andrian.     

"Maksudnya," tanya Carissa. Sambil menoleh kearah Andrian.     

"Iya rasa suka kamu sama Bian gak berubah ya."     

Carissa diam, dirinya sendiri pun tidak tahu bagaimana harus menjawab ucapan Andrian.     

"Gue tahu dari zaman dulu Ca. Gue kira loe udah lupa sama dia, tapi sepertinya masih hingga sekarang."     

"Kata siapa?" tanya Carissa.     

"Kata semesta."     

Carissa diam, Andrian sejak dulu memang memiliki sifat jahil dan Carissa sudah tahu hal itu. Dirinya lebih baru diam, dibanding mendengarkan ucapan Andrian. Tak butuh lama mobil yang dibawah oleh, Andrian sudah sampai di kosan Carissa.     

"Makasih Rian," ucapnya.     

"Sama sama Ca. Ingat besok loe udah masuk kerja," balas Andrian.     

Carissa menganggukkan kepalanya lalu masuk ke dalam kosan. Setelah mobil Andrian berlalu dari sana.     

###     

Bab 3 Yeay, semoga kalian suka ya. Jangan lupa komennya yaa. Terima kasih buat kalian semua.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.