Rahim Pengganti

Surat Perjanjian



Surat Perjanjian

0Carissa sudah tidak tahu apa yang saat ini ada di dalam pikirannya. Yang dirinya tahu adalah menyelematkan kehidupan orang orang yang berada di panti asuhan, seperti saat ini dia sedang menunggu Della.     

Akhirnya wanita itu menyetujui apa yang ditawarkan Della sebagai seorang yang mengandung benih dari suaminya, lalu dengan teganya menukar anaknya itu dengan uang.     

Membayangkannya saja Carissa sudah sesak apa lagi saat harus menjalani semuanya, rasanya Carissa tidak akan sanggup melakukan hal seperti itu.     

"Sudah lama?" tanya Della dengan sikap angkuhnya. Carissa tidak kaget lagi melihat sikap sang sahabat, ah mungkin sudah tidak pantas lagi dia sebut sahabat. Karena kemarin sungguh Carissa benar benar akhirnya tahu bagaimana sikap Della.     

"Baru." Jawaban singkat dari Carissa hanya dianggukin oleh Della.     

"Gue gak mau banyak omong sama loe, gue cuma mau kasih ini aja. Loe buka buka setelah di rumah. Yang intinya gue cuma butuh loe untuk mengandung anak dari Mas Bian secara sah. Jadi kalian bakalan menikah, di dalam surat itu sudah tertera jangka waktunya. Jika selama waktu tersebut loe gak bisa kasih Mas Bian anak, berarti loe harus siap bercerai dengannya."     

Carissa hanya mendengarkan hal tersebut dengan seksama, tangannya masih memegang amplop berwarna cokelat itu, saat ini Carissa benar benar tidak tahu apa kah tindakannya saat ini sudah benar atau tidak.     

"Setelah loe tanda tangan surat tersebut, gue bisa pastikan bahwa panti asuhan akan aman." Della segera beranjak dari sana. Wanita itu menampilkan senyuman liciknya saat pergi meninggalkan Carissa di sana sendirian.     

***     

Di dalam rumah ini lah air mata Carissa tak henti hentinya mengalir, setiap kata yang di baca dalam surat perjanjian itu sangat sangat tidak sesuai dengan prinsip yang ada di dalam dirinya.     

SURAT PERJANJIAN     

Pihak Pertama : Della Syaputri.     

Pihak Kedua : Carissa Ayudia Putri     

Surat Perjanjian ini di buat dalam keadaan sadar dan tanpa pengaruh apa pun dari kedua buah pihak yang sudah tercantum diatas.     

Dengan ini Pihak kedua wajib menaati semua aturan yang sudah di buat oleh pihak pertama sesuai kesepakatan sebelumnya.     

Ada pun rincian perjanjian sebagai berikut :     

1. Pihak Kedua harus menikah secara diam diam dengan suara pihak Pertama.     

2. Pihak kedua harus melahirkan seorang anak hasil dari pernikahan tersebut.     

3. Selama menjadi Istri kedua dari suami pihak pertama, yang bersangkutan tidak boleh jatuh cinta dengan suami pihak pertama.     

4. Setelah menikah, pihak kedua akan tinggal di rumah yang sudah di siapkan oleh pihak pertama.     

5. Pihak kedua harus hamil paling lama selama 2 tahun setelah pernikahan.     

6. Jika selama waktu yang di tentukan pihak kedua tidak kunjung hamil, maka surat perjanjian ini dibatalkan.     

7. Setelah pihak kedua melahirkan, masa waktu bersama sang anak hanya 1 bulan.     

8. Pihak kedua tidak boleh, memiliki foto, atau kenangan apa pun terhadap bayi yang akan dikandung.     

9. Seluruh aturan ini akan berubah jika pihak pertama menghendakinya.     

Demikian surat ini disampaikan tanpa ada unsur paksaan sendikit pun.     

Air mata itu semakin deras mengalir, sungguh alangkah tega Della membuat hal seperti ini. Dia yang mengandung, tapi selembar foto pun tidak bisa ia miliki untuk dikenang.     

"Apa aku harus menerima ini semua?" gumamnya dalam hati, Carissa bingung takut dan saat ini tidak tahu harus berbuat seperti apa. Carissa hanya ingin Panti Asuhan dimana tempat dia hidup selama ini bak baik saja.     

Tapi wanita itu juga tidak mungkin melakukan hal yang tidak sesuai dengan hati nuraninya. Dering telpon Carissa berbunyi di sana tertera sebuah nama yang membuat Carissa melorotkan matanya. Bagaimana tidak laki laki itu kenapa bisa menghubungi, dengan perasaan ragu Carissa mengangkat telpon tersebut.     

"Hallo."     

"Besok temui saya di Cafe Kenangan Jam 7 Malam, ada sesuatu yang harus saya bicarakan tidak boleh telat. Oh satu lagi, jangan ada yang tahu tentang hal ini."     

Tut     

Panggilan tersebut, langsung diputuskan begitu saja. Belum sempat Carissa berkomentar sedikit pun, orang di sebelah sana sudah langsung mematikannya.     

"Huuu, kebiasaan."     

Carissa pun segera pergi ke dapur perut sudah berbunyi, karena memikirkan banyak hal membuat wanita itu melupakan bahwa dirinya belum makan siang bahkan ini sudah mau malam. Dengan lincahnya Carissa membuat nasi goreng sederhana, hanya itu yang saat ini bisa dirinya masak.     

"Selamat makan," gumamnya pada dirinya sendiri.     

Sederhana tapi Carissa selalu bersyukur akan semuanya, dia bahagia hidup seperti ini andai Carissa tahu siapa orang tuanya, mungkin hidupnya akan lebih baik.     

Tapi manusia hanya mampu berandai andai saja, hanya Tuhan lah yang sudah merencanakan semuanya.     

***     

Keesokan harinya Della sudah menelpon Carissa menanyakan mengenai kapan dia bisa mengambil surat perjanjian itu, tapi Carissa belum menjawab kapan wanita ini tahu apa alasan Bian mengajaknya bertemu hari ini.     

Laki laki yang menelpon Carissa kembali adalah Fabian, suami dari Della dan mantan Boss di kantor Carissa. Entah sudah pantas di bilang mantan Boss atau belum, karena hingga detik ini Carissa masih tercatat sebagai karyawan di sana.     

Setelah urusannya di toko bunga selesai, Carissa pun kembali ke kost nya untuk membersihkan diri serta bersiap untuk pergi ketempat dimana Bian ingin bertemu.     

Tak membutuhkan waktu lama Carissa sudah siap dengan celana jins serta kaus berwarna hitam membuat siapa saja akan terpesona tampilan Carissa malam ini.     

"Udah pas ini, saat pergi."     

Carissa pergi menggunakan bus seperti biasanya, lebih aman menurutnya tapi sebenarnya lebih hemat.     

Selama diperjalanan Carissa selalu mendengarkan musik yang sengaja ia pasang di hp nya, untuk menemani perjalanan indah. Bersenandung ria adalah kebiasaan Carissa, lagu yang menjadi favorit nya sejak lagu tersebut rilis.     

Melukis Senja by Budi Doremi     

Aku mengerti     

Perjalanan hidup yang kini kau lalui     

Ku berharap     

Meski berat, kau tak merasa sendiri     

Kau telah berjuang     

Menaklukkan hari-harimu yang tak mudah     

Biar ku menemanimu     

Membasuh lelahmu     

Izinkan kulukis senja     

Mengukir namamu di sana     

Mendengar kamu bercerita     

Menangis, tertawa     

Biar kulukis malam     

Bawa kamu bintang-bintang     

'Tuk temanimu yang terluka     

Hingga kau bahagia     

Aku di sini     

Walau letih, coba lagi, jangan berhenti     

Ku berharap     

Meski berat, kau tak merasa sendiri     

Kau telah berjuang     

Menaklukkan hari-harimu yang tak indah     

Biar ku menemanimu     

Membasuh lelahmu     

Izinkan kulukis senja     

Mengukir namamu di sana     

Mendengar kamu bercerita     

Menangis, tertawa     

***     

Carissa sudah sampai ditempat yang sudah mereka sepakati melirik jam yang ada ditangannya masih ada 15 menit lagi ternyata, setidaknya Carissa tidak telat pikirnya seperti itu.     

"Maaf Mbak atas nama siapa?" tanya seorang pelayan tersebut.     

"Carissa," jawabnya sedikit ragu, karena jujur Carissa tidak tahu apakah benar atau salah.     

"Baik silakan saya antar." Carissa hanya mengikuti pelayan tersebut mengajak nya ketempat yang sudah disiapkan.     

Sampailah Carissa di ruangan tersebut, dan saat masuk pemandangan pertama yang Carissa lihat ada dua orang wanita ya saat di rumah sakit bertemu dengan nya.     

"Sudah datang Nak? Masuk Mama sudah menunggu kamu," ucap wanita itu.     

###     

Hai terima kasih sudah mau membaca cerita ini, silakan tinggalkan ulasannya ya. Yang mau berteman dengan aku di IG boleh     

@ochagumay24 disana biasanya aku akan kasih cuplikan mengenai part selanjutnya.     

Terima kasih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.