Menantu Pungut

Harapan Nenek Jiang



Harapan Nenek Jiang

0"Selamat pagi, Nyonya," sapa seorang perempuan yang kebetulan bekerja di bagian resepsionis. Tak bisa dipungkiri, perempuan itu tampak sangat tertarik pada sosok pria tampan di sebelah Nenek Jiang.     

Wanita tua itu tersenyum simpul dan menatap seorang perempuan yang selama ini bekerja kepadanya. Kemudian dia pun beralih pada sosok pria tampan di sebelahnya. Seolah ada sesuatu yang ingin dikatakan oleh Nenek Jiang pada Aaron Liu.     

"Panggilkan manajer produksi ke ruang meeting! Aku ingin berbicara dengannya," perintah Nenek Jiang pada si resepsionis itu.     

"Baiklah Nyonya." Tanpa membuang waktu, perempuan itu langsung menuju ke ruangan sang manajer untuk memberitahukan kedatangan Nenek Jiang di pabrik.     

Nenek Jiang lalu mengajak Aaron untuk masuk ke dalam sebuah ruangan. Jika dilihat-lihat, ruangan Itu tampak seperti ruang meeting. Dengan dinding kaca yang mengelilinginya, terkesan sangat mewah dan juga berkelas untuk ukuran sebuah pabrik.     

Tak berapa lama setelah mereka berdua duduk, datanglah seorang perempuan dengan pakaian rapi dan terlihat sangat modis masuk ke dalam ruangan itu.     

"Selamat siang, Nyonya Jiang. Apa kabarnya? Sudah cukup lama Anda tidak mengunjungi pabrik?" sapa perempuan itu setelah memasuki ruangan di mana Nenek Jiang dan juga Aaron Liu berada di sana.     

"Silakan duduk, Nona Lee. Saya akan memperkenalkan Aaron sebagai asisten saya yang baru. Selama cucu saya belum kembali dialah yang akan mengurus segala pekerjaanku di sini." Nenek Jiang memperkenalkan Aaron Liu secara resmi kepada manajer operasional di pabriknya. Dialah yang bertanggung jawab untuk mengurus segala pekerjaan di sana. Tentunya masih dalam pengawasan Nenek Jiang sendiri atau cucunya.     

Lee Hana yang dipanggil dengan sebutan Nona Lee adalah manajer produksi. Dia lah yang memegang posisi tertinggi di sana. Hal itu tetap di bawah pengawasan perusahaan JL fashion.     

Perempuan itu benar-benar sangat cantik. Bahkan bentuk tubuhnya seperti seorang model profesional, cukup kompeten dalam segala pekerjaannya. Lee Hana juga cukup bisa diandalkan akan untuk mengatur beberapa staf produksi. Dia bisa melakukannya pekerjaannya seorang diri tanpa seorang asisten.     

"Apakah Tuan Aaron adalah kerabat Anda? Bukankah sedikit aneh jika Anda tiba-tiba memiliki asisten baru yang tampak masih sangat muda? Apakah jika Tuan Aaron bisa bekerja menggantikan Anda, Nyonya Jiang?" Lee Hana melontarkan beberapa pertanyaan sekaligus, seolah ia sama sekali tak mempercayai pilihan dari sang pemilik perusahaan.     

"Apa hubungan ku dengan Aaron itu bukan urusanmu, Nona Lee!;Kamu hanya perlu bekerja sama dengannya untuk mengurus perusahaan saja. Tak perlu berkomentar apalagi menilai kinerjanya," ketus nenek Jiang pada seorang perempuan cantik yang tiba-tiba berubah pucat saat mendengar ungkapan kekesalan darinya.     

Aaron Liu sangat memahami apa yang sedang dikawatirkan oleh Lee Han. Dia sadar jika dirinya sama sekali tak berpengalaman dalam mengelola sebuah perusahaan. Apalagi sampai turun secara langsung ke lapangan.     

Hal itu benar-benar menjadikan beban tersendiri bagi Aaron Liu. Dia takut akan mengecewakan seorang wanita yang sudah berbaik hati untuk menerimanya dan menjadikan dirinya seorang asisten pribadi.     

"Bisakah saya berbincang-bincang sebentar, Nek?" tanya Aaron pada seorang wanita tua yang kebetulan sekali sedang duduk di sebelahnya.     

"Tentu saja. Ayo ikut ke ruanganku." Nenek Jiang langsung bergegas keluar dari ruangan itu menuju ke ruangannya sendiri. Dia ingin berbicara secara pribadi pada seorang pria yang sudah beberapa kali menolongnya.     

Sebelum Aaron mengatakan apapun, Nenek Jiang sudah bisa menebak apa saja yang mungkin akan dikatakan oleh pria muda itu. Dia sangat yakin jika Aaron sedikit tak nyaman dengan ucapan Lee Hana yang cukup menyinggung itu.     

Disisi lain, Aaron Liu cukup bingung untuk mengatakan sesuatu yang sangat mengusik dan terasa mengganjal di dalam hati. Pria itu sama sekali tak ingin memiliki posisi khusus di perusahaan. Jika bukan karena Nenek Jiang, ia tak mungkin mau bersusah payah mengurus perusahaan. Bahkan saat keluarganya masih memiliki beberapa perusahaan saja, Aaron Liu sama sekali tak tertarik.     

"Apa yang ingin kamu katakan?" tanya Nenek Jiang tanpa basa-basi sedikitpun. Dia ingin segera mendengar apa yang begitu mengganggu Aaron Liu.     

"Bagaimana jika aku menjadi asisten saja, tanpa harus mengurus perusahaan, Nek? Aku merasa kurang pantas berada di posisi itu," ungkap Aaron Liu atas sesuatu yang sudah sangat mengganggunya sejak pembicaraan mereka dengan Lee Hana.     

Perempuan itu benar-benar telah berhasil menggoyahkan hati Aron. Pria itu merasa jika dirinya tak pantas berada di perusahaan itu sebagai asisten dari Nenek Jiang. Oleh karena itu, ia mencoba untuk membujuk Nenek Jiang untuk membatalkan keputusan menjadikan dirinya sebagai asisten pribadi. Apalagi sampai diberikan kekuasaan penuh atas perusahaan Keluarga Jiang     

"Mengapa kamu lebih peduli pada penilaian Nona Lee daripada aku, Aaron? Apakah kamu bener-bener meragukan kemampuanku untuk memilih kamu menjadi asistenku?" Nenek Jiang mulai terbakar amarah yang sejak tadi ditahannya. Tak seharusnya Aaron mengatakan hal itu begitu jelas padanya. Padahal sudah jelas-jelas wanita tua itu mempercayakan semuanya pada Aaron Liu.     

Namun sayangnya, kepercayaan itu seolah telah dilemparkan sia-sia oleh seorang pria muda yang sudah beberapa kali menolong Nenek Jiang, Hal itu cukup melukai harga diri seorang wanita yang sudah cukup berharap terlalu banyak pada Aaron Liu sendiri     

"Maafkan aku, Nek. Aku tak bermaksud untuk mengatakan hal itu. Aku hanya merasa tak pantas berada di posisi ini. Jika Nenek benar-benar mempercayaiku, aku akan berjuang keras untuk mewujudkan semua harapan Nenek kepadaku," sesal Aaron Liu pada Nenek Jiang yang masih memandangnya penuh arti.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.