Menantu Pungut

Melukai Harga Diri



Melukai Harga Diri

0Setelah makan malam, Jiang Lily kebetulan sekali ingin bersama dengan neneknya. Mereka menikmati kebersamaan mereka di ruang keluarga. Terasa begitu lama mereka tak berdekatan seperti itu.     

"Apakah Nenek sudah tak menyayangi aku lagi?" tanya seorang perempuan cantik yang masih muda pada neneknya.     

"Bagaimana kamu bisa berpikir seperti itu, Lily?" balas Nenek Jiang pada cucunya.     

Perempuan muda itu tak langsung menjawab, ia melirik seorang pria yang masih belum masuk ke dalam kamarnya. Kebetulan sekali, Aaron Liu sedang sibuk dengan beberapa tugas yang baru saja diberikan oleh Nenek Jiang beberapa waktu lalu.     

Hal itu cukup mengganggu bagi Jiang Lily. Bahkan perempuan itu sampai berpikir jika neneknya lebih peduli pada orang lain daripada terhadap dirinya.     

"Aku merasa jika Nenek terlalu peduli pada pria asing itu. Bukankah sangat berlebihan?" protes Jiang Lily atas keputusan neneknya memberikan seorang pria asing sebuah tanggung jawab yang jauh lebih besar.     

"Nenek akan menjadikan Aaron sebagai asistenmu. Kamu harus memperlakukannya dengan baik, Lily. Mulai besok, kalian berdua akan berangkat bersama. Dia yang akan membantumu dalam mengurus perusahaan dan juga melindungi kamu," jelas Nenek Jiang tanpa peduli dengan keterkejutan dari cucunya.     

"Bagaimana bisa seperti itu, Nek? Mengapa tak membicarakan hal itu padaku terlebih dulu?" Lagi-lagi, Jiang Lily hanya bisa melontarkan nada protes saja. Ia benar-benar tak habis pikir jika neneknya sendiri mempercayakan dirinya pada orang lain.     

Dengan begitu berat dan sangat menyesakkan, Nenek Jiang harus menghela nafasnya. Ia masih saja tak memahami alasan cucunya begitu membenci Aaron Liu. Padahal mereka berdua baru bertemu beberapa jam yang lalu.     

Kebencian Jiang Lily pada Aaron dinilainya sangat berlebihan dan tak biasa. Nenek Jiang justru memikirkan sesuatu yang tidak-tidak mengenai hubungan mereka berdua. Sebuah pemikiran nakal dan tentu saja memunculkan nada protes dari cucunya sendiri.     

"Tak ada gunanya berbicara denganmu, Lily. Kamu pasti akan menolaknya kali ini. Aaron benar-benar seorang pemuda yang sangat baik dan juga bertanggung jawab. Semoga saja kamu bisa bersikap baik padanya," bujuk Nenek Jiang pada seorang perempuan cantik yang sudah beberapa lama tak bersamanya.     

"Apakah aku bisa menolaknya?" Sebenarnya, Jiang Lily tak perlu mengatakan sebuah pertanyaan yang jawabannya sendiri ia sudah ketahui. Namun, perempuan itu masih saja memiliki sedikit harapan.     

"Kamu bisa menolak apapun sebelumnya, Lily. Sayangnya, kali ini kami tak bisa menolak Aaron sama sekali," peringat Nenek Jiang pada cucunya.     

Jiang Lily tersenyum kecut mendengar ancaman itu. Tak pernah membayangkan sebelumnya jika seseorang yang selama ini bersamanya justru mempercayai orang lain. Berulang kali ia berpikir, perempuan itu sama sekali tak menemukan alasan khusus pada Aaron.     

Segalanya justru terlalu mencurigakan dan membuat Jiang Lily berpikir tidak-tidak mengenai seorang pria yang tinggal di rumahnya. Sangat wajar jika ia tak bisa mempercayai orang asing. Apalagi ... neneknya baru saja bertemu beberapa hari yang lalu.     

"Apakah Aaron telah menghasut dan meracuni pikiran, Nenek?" tuduh Jiang Lily pada seorang pria yang ternyata mendengar semua pembicaraan mereka.     

"Jangan berbicara omong kosong, Lily! Aaron bukan pria seperti itu," bentak Nenek Jiang pada cucunya yang sangat keras kepala.     

"Tak apa-apa, Nek. Nona Jiang boleh menilai apapun sesuai penilaiannya sendiri." Tiba-tiba Aaron Liu berjalan menghampiri kedua wanita beda generasi itu.     

Pria tampan itu melemparkan senyuman penuh arti tanpa mengalihkan pandangan dari kedua wanita itu. Aaron Liu hanya tak ingin memperburuk hubungan antara nenek dan cucu. Ia bisa melakukan apapun untuk kebaikan Keluarga Jiang.     

Hal itu membuat Jiang Lily tersenyum penuh kemenangan sembari melirik pria tampan yang sangat dipercaya oleh neneknya sendiri. Rasanya sangat tak nyaman melihat Aaron Liu berpura-pura baik di depannya.     

"Tak bisa begitu, Aaron! Mulai besok pagi, kalian berdua akan bekerja bersama-sama. Kuharap tak ada perselisihan apapun ke depannya." Nenek Jiang mengatakan hal itu penuh ketegasan dan sangat menyakinkan.     

"Tapi, Nek!" rengek Jiang Lily pada seorang wanita tua yang selama ini sudah merawat dan membesarkannya.     

"Tak ada penolakan apapun, Lily!" Wanita tua itu langsung bangkit dari tempat duduknya lalu beranjak dari sana. Nenek Jiang sengaja membiarkan mereka berdua untuk berbicara satu sama lain.     

Seketika itu juga, Jiang Lily menunjukkan wajah kesal dengan muka cemberut. Ia masih saja belum menerima segala keputusan dari neneknya. Rasanya tak rela jika harus bekerja dengan seorang pria asing yang sama sekali tak dikenalnya.     

Sedangkan Aaron Liu masih saja berdiri tak jauh dari perempuan itu. Ia tak ingin memperburuk keadaan dengan berada di sana. Pria itu akhirnya membalikkan badan dan berpikir untuk kembali ke kamar. Namun, tiba-tiba saja ....     

"Berhenti, Pria asing! Mengapa kamu begitu lihai bersandiwara di hadapan nenekku? Apa yang sedang kamu rencanakan sebenarnya? Jika kamu mau uang, aku akan memberikan berapa pun yang kamu inginkan!" Jiang Lily benar-benar memandang rendah pria itu. Ia berpikir jika Aaron Liu hanya ingin memanfaatkan neneknya saja.     

"Anda telah salah paham, Nona," tukas Aaron Liu atas tuduhan tak beralasan dan juga kata-kata kasar yang dilontarkan oleh seorang perempuan cantik di rumah itu.     

Hal itu benar-benar melukai harga diri Aaron Liu. Namun, ia sama sekali tak bisa melakukan pembelaan apapun. Pria itu sangat sadar posisinya di rumah Keluarga Jiang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.