Menantu Pungut

Dikhianati



Dikhianati

0Di hari berikutnya, Aaron Liu sengaja bangun lebih pagi. Dia tak ingin jika ayahnya sengaja untuk menghindar. Sebelum ayahnya bangun, dia sudah menunggu di ruang tamu.     

Kebetulan sekali, Jiang Lily juga tengah berada di sana untuk menemani suaminya. Dia tak ingin berada di kamar sendirian.     

"Mengapa kalian sudah di sini pagi-pagi begini?" Jenny Liu baru saja keluar dari kamar. Wanita itu melihat anak dan juga menantunya tengah duduk di kursi tamu.     

"Aku sengaja menunggu papa, Ma. Apakah Papa sudah bangun?" tanya Aaron Liu pada ibunya.     

Wanita itu menunjukkan respon terkejut. Jenny tak percaya jika anak kesayangannya itu nekat menunggu di sana. Sayangnya, mereka tak akan bertemu dengan Johnny Liu pagi itu.     

Entah kebetulan atau apa, pria tua itu mendadak harus datang ke pabrik pagi-pagi sekali. Ada sebuah masalah serius yang harus segera ditangani.     

"Papamu ada urusan mendadak di pabrik. Semoga saja semuanya segera terkendali dan bisa segera pulang," jelas Jenny Liu pada anaknya. Wanita itu lalu mendekati Jiang Lily. Dia merasa harus berbicara banyak hal mengenai hubungan mereka. "Lily ... bisakah kamu menemani mama mengobrol sebentar?" bujuknya penuh harap.     

"Apa yang ingin Mama bicarakan dengan istriku? Jangan menakut-nakuti Lily, Ma!" Aaron Liu cukup cemas jika ibunya bertanya sesuatu yang akan menyulitkan istrinya. Perasaannya sungguh tak nyaman. Ia benar-benar takut jika Jenny Liu mengetahui hubungan mereka yang sebenarnya.     

"Tak masalah, Aaron! Aku bisa menemani mama mengobrol sebentar." Jiang Lily mencoba untuk menyakinkan suaminya jika dia akan baik-baik saja. Tak perlu ada sesuatu yang harus dicemaskan olehnya.     

Rasanya terlalu berat bagi Aaron Liu. Dia tak ingin jika keluarganya sampai mengetahui hubungan tak biasa antara dirinya dan juga Jiang Lily. Meskipun pada kenyataannya, dia benar-benar menganggap perempuan itu benar-benar istri yang sesungguhnya.     

Hancurnya rencana pernikahan antara dirinya dan juga Miranda Choi adalah sebuah kesalahan terbesar di dalam hidupnya. Tak seharusnya ia tertipu oleh perempuan licik seperti mantan tunangannya itu.     

"Aku akan ikut bersamamu. Jangan sampai mama melakukan sesuatu yang tak seharusnya," ucap Aaron Liu sembari melirik seorang wanita yang sudah begitu mencintai dan juga memanjakan dirinya.     

"Kamu pikir mama akan memakan istrimu, Aaron!" ketus Jenny Liu pada anak laki-laki kesayangannya. "Kemarilah, Lily. Sepertinya suamimu benar-benar berlebihan," sindir ibu dari Aaron Liu.     

Jiang Lily hanya terkekeh geli mendengar percakapan antara ibu dan anaknya itu. Ada perasaan aneh yang tiba-tiba muncul di dalam hatinya. Dia merasa sangat cemburu pada hubungan dekat antara ibu dan anak itu.     

Sudah cukup lama, Jiang Lily harus tinggal bersama neneknya. Kedua orang tuanya tewas dalam sebuah kecelakaan. Perempuan itu akhirnya dibesarkan oleh Nenek Jiang hingga dewasa.     

Tak berapa lama, Jenny Liu menyadari ada yang salah dengan menantunya. Jiang Lily yang tadinya terkekeh geli, mendadak terdiam. Perasaan sedih yang begitu dalam terlukis begitu sedih di wajahnya.     

"Apakah kamu baik-baik saja, Lily? tanya seorang wanita yang begitu peduli dengan hubungan mereka berdua.     

"Aku baik-baik saja, Ma. Hanya saja ... aku merasa sangat iri dengan Aaron. Dia masih memiliki seorang papa dan juga Mama yang sangat mencintainya," ungkap Jiang Lily sedih.     

"Apa yang kamu katakan, Menantuku? Kamu juga adalah anak kami, tak ada bedanya antara kamu dan juga Aaron," ujar Jenny Liu dengan segala kesungguhan dan juga perasaan tulus dari dasar hatinya.     

Jenny Liu langsung memeluk menantunya. Dia bisa melihat perasaan hancur dan juga sangat sedih dari Jiang Lily. Bagaimanapun juga, perempuan itu telah menjadi bagian dari Keluarga Liu. Dia akan mencintainya dengan sangat tulus.     

Sebuah momen yang begitu mengharukan di antara mereka semua. Tak hanya sebagai seorang menantu saja, Keluarga Liu akan menerima Jiang Lily sebagai anak mereka. Selama mereka berdua bahagia, apapun pasti akan dilakukan.     

"Terima kasih, Ma," ungkap Jiang Lily tanpa melepaskan pelukan itu. Dia merasakan kasih sayang seorang ibu yang sudah cukup lama tak dirasakannya.     

"Sebaiknya kita duduk di sana." Jenny Liu mengajak mereka berdua untuk duduk di ruang keluarga. Mereka semua akan berbicara dari hati ke hati.     

Dia antara dua wanita itu, Aaron Liu duduk tak jauh dari mereka berdua. Pria itu baru mengetahui jika Jiang Lily bisa serapuh itu jika merindukan kedua orang tuanya. Perempuan itu tampak sangat berbeda dari seorang perempuan yang sudah dinikahinya beberapa waktu lalu.     

Suasana terasa begitu hangat bagi mereka semua. Baik Jiang Lily maupun Aaron Liu sama-sama merasa sangat nyaman berada di rumah itu.     

"Mengapa kalian sama sekali tak memberikan kabar jika akan menikah?" tanya Jenny Liu pada pasangan suami istri itu.     

"Bukan begitu, Ma. Aku kehilangan semua barang berharga yang kubawa kala itu. Termasuk nomor ponsel papa dan Mama. Oleh karena itu, aku tak bisa memberitahukan mengenai pernikahan kami," ujar Aaron Liu pada ibunya. Semua yang dikatakannya memang benar, tak ada yang ingin ditutupi oleh Aaron Liu.     

"Lalu ... bagaimana kamu bisa sampai di sini?" Jenny Liu tentu sangat tahu jika tak mudah untuk bisa sampai ke Pulau Chyou. Tak hanya itu saja, mereka harus menyiapkan biaya tak sedikit untuk bisa berada di sana.     

Aaron Liu sangat paham akan maksud dari pertanyaan itu. Tentu tak mudah untuk bisa sampai ke sebuah pulau yang hampir dipenuhi dengan kebun anggur itu.     

Penghuni asli pulau itu sangat sedikit dan hampir semuanya bekerja di perkebunan kebun anggur. Ada kecurigaan di dalam hati Aaron Liu jika seluruh perkebunan anggur adalah peninggalan kakeknya.     

Meskipun sudah cukup lama, Aaron Liu masih sangat mengingat jika kakeknya yang dahulu mengurus perkebunan itu.     

"Nenek dari istriku yang mengatur semuanya, Ma. Beliau yang sudah banyak membantuku untuk bertahan hingga sekarang," jelas Aaron Liu pada ibunya.     

"Bagaimana kalian berdua bisa sudah menikah? Bukankah kamu akan menikah dengan Miranda Minggu depan?" Jenny Liu masih sangat ingat tanggal pernikahan anaknya. Hari itu seharusnya masih seminggu lagi.     

Namun, Aaron Liu justru datang dengan membawa seorang perempuan yang ternyata sudah dinikahinya. Apa yang sebenarnya terjadi? Wanita itu sangat penasaran dengan segala hal yang telah terjadi pada anak semata wayangnya itu.     

Jiang Lily dan juga Aaron Liu justru saling melemparkan pandangan satu sama lain. Mereka berdua sama-sama bingung untuk menjelaskan rumitnya hubungan itu.     

"Miranda telah mengkhianati aku, Ma. Selama bertahun-tahun, dia sama sekali tak pernah mencintai aku," terang Aaron Liu pada ibunya.     

"Apa! Bukankah dia sudah setuju untuk menikah. Bahkan kamu sudah membelikan sebuah rumah dan juga memberinya toko pakaian." Jenny Liu tentu sangat mengetahui apa saja yang sudah diberikan oleh anaknya pada perempuan itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.