Menantu Pungut

Tak Lagi Tuan Muda



Tak Lagi Tuan Muda

0Tanpa membuang waktu, perempuan yang bekerja di toko itu langsung membawa Aaron Liu menemui sahabatnya. Hal itu sebagai wujud rasa terima kasih karena pria itu selalu memperlakukan dirinya dengan sangat baik.     

Meskipun Aaron Liu saat itu adalah seorang pria kaya raya, tak sedikit pun ia memandang rendah orang lain. Bahkan pria itu berhubungan baik dengan seorang perempuan yang sudah dianggap sebagai adiknya sendiri.     

"Tuan Su ada di pojok ruangan, Kak. Sepertinya dia bersama keluarganya," ucap perempuan tadi sembari menunjuk ke sebuah sisi di lantai dua Grande Factory.     

"Terima kasih. Aku akan menemuinya dulu. Sebaiknya kamu temani Nona Jiang di sana." Aaron Liu tak ingin jika Jiang Lily sampai marah karena tak ada siapapun di sana.     

Perempuan itu kembali menemani Jiang Lily memilih beberapa pakaian. Sedangkan Aaron Liu mulai melangkah kaki ke arah beberapa orang yang tampak sibuk memilih setelah jas bermerek di toko itu.     

Ada keraguan di dalam hati Aaron Liu. Ia takut akan mendapatkan penolakan dari sahabatnya. Jelas-jelas Su Minghao sengaja meninggalkan apartemen di saat keluarganya telah bangkrut. Namun, ia masih sangat penasaran alasan sahabatnya itu pergi di saat titik terendah di dalam hidupnya.     

"Minghao!" panggil Aaron Liu dengan segala keraguan yang masih dirasakannya.     

Pria yang tampak sibuk memilih-milih itu membalikkan badan lalu berpaling ke arah suara. Su Minghao tampak sangat terkejut menyaksikan Aaron Liu berada di toko yang sama dengannya.     

Seketika itu juga, sahabat Aaron Liu langsung memucat. Tak menyangka jika mereka berdua akan bertemu secepat itu. Terlebih ... kepergian Su Minghao kala itu memang disengaja olehnya. Pria itu tak ingin terlibat apapun pada seseorang yang sudah kehilangan segalanya.     

"Aaron! Bagaimana kamu bisa berada di toko ini? Bukankah seluruh bisnis keluargamu telah bangkrut?" Su Minghao merasa tak percaya jika Aaron Liu masih bisa membeli pakaian di toko langganan mereka itu. Mengingat kondisi keuangan keluarganya, sudah dipastikan jika pria itu tak mungkin bisa membeli apapun di Grande Factory.     

"Apakah setelah keluargaku bangkrut, aku tak boleh datang ke toko ini? Mengapa kamu tampak terkejut bukan malah senang saat bertemu denganku?" lontar Aaron Liu dalam tatapan tajam penuh kecurigaan.     

Aaron Liu bisa melihat jika sahabatnya itu sama sekali tak menganggapnya lagi. Sudah bisa dipastikan jika Su Minghao telah sengaja untuk menjauhi dirinya.     

Padahal ... di saat Keluarga Liu masih berjaya, sahabatnya itu sering mendatanginya dan meminta bantuan bantuan. Bukan hanya sekali atau dua kali saja. Hal itu terjadi puluhan kali.     

Sayangnya, saat itu Aaron Liu terlalu bodoh hingga mempercayai sahabatnya. Ia berpikir jika Su Minghao benar-benar tulus menjalin persahabatan. Semuanya semakin jelas dan sangat mengecewakan. Tak ada persahabatan tulus di antara mereka berdua.     

"Apakah aku tak boleh datang ke toko ini? Bukankah semua orang bebas keluar masuk ke dalam Grande Factory?" Aaron merasa sangat tersindir atau ucapan sahabatnya sendiri. Seolah ia sama sekali tak pantas untuk masuk ke dalam toko itu.     

"Bukan begitu, Aaron! Jangan salah paham!" Su Minghao berupaya untuk mendekati sahabatnya agar tak terlalu kesal atas ucapannya. Ia mencoba memandang Aaron Liu lalu menepuk pundak kanannya. "Biar aku yang membayar tagihanmu kali ini," lanjutnya dengan sebuah senyuman penuh arti.     

"Tak perlu melakukan hal itu, Minghao. Aku hanya ingin menanyakan sesuatu padamu. Mengapa kamu tiba-tiba menghilang di saat yang sama dengan kebangkrutan keluargaku?" tanya Aaron Liu pada seorang pria yang selama ini cukup dekat dengannya.     

Sebuah pertanyaan yang cukup mengejutkan dan juga sangat sulit bagi Su Minghao. Ia tak mungkin mengatakan alasan sebenarnya dari kepergiannya beberapa waktu lalu.     

Sebisa mungkin, Su Minghao harus menemukan sebuah alasan yang tepat untuk sahabatnya itu. Ia merasa bersalah atas segala kemalangan yang harus terjadi pada Aaron Liu. Sayangnya, tak ada hal apapun yang bisa merubah segalanya.     

"Kamu juga tahu, Aaron. Perusahaan papaku sedang bermasalah. Aku harus melakukan sesuatu untuk menyelamatkan perusahaan. Beberapa hari ini, aku berada di luar negeri untuk bertemu investor baru. Jika tak percaya, kamu bisa bertanya langsung pada papaku," jelas Su Minghao sembari melemparkan tatapan pada seorang pria yang terlihat sedang mencoba beberapa setel pakaian.     

"Tak perlu melibatkan paman. Ini adalah urusan di antara kita berdua," tegas Aaron Liu pada sahabatnya.     

Pembicaraan kedua pria itu telah berhasil menarik perhatian Keluarga Su. Mereka semua melemparkan tatapan aneh pada seorang pria muda yang harus berjuang sendirian untuk bertahan hidup.     

Tak jauh beda dari mereka semua, Aaron Liu juga melemparkan pandangan pada keluarga besar dari sahabatnya itu. Sangat jarang melihat Keluarga Su mendatangi toko bersama-sama.     

"Apakah akan ada pesta di keluargamu? Mengapa mereka membelikan setelan pakaian yang sama?" Aaron Liu merasa hal ini sedikit aneh dan tak seperti biasanya. Ia sangat yakin jika ada sesuatu yang tak diketahuinya.     

"Bukan pesta, hanya sebuah perusahaan cabang yang baru. Kami akan meresmikannya beberapa hari lagi. Jadi sebelum itu, Keluarga Su sengaja memesan pakaian senada dari toko ini," jelas Su Minghao dengan ekspresi cemas dan mulai bingung untuk menjelaskan hal itu pada sahabatnya.     

Antara percaya dan tak percaya, Aaron Liu tak ingin berlama-lama di sana. Ia tak ingin menanyakan apapun lagi pada sahabatnya. Setelah berbincang sebentar, pria itu akhirnya meninggalkan Su Minghao. Hal itu menarik perhatian bagi seluruh Keluarga Su.     

"Bukankah itu tadi Tuan Muda Liu?" tanya ayah dari Su Minghao tanpa mengalihkan pandangan dari Aaron Liu.     

"Dia sudah bukan lagi tuan muda, Pa!" sahut seorang pria yang terlihat jauh lebih muda dari Su Minghao. Ia pun menertawakan kehidupan Aaron Liu yang begitu menyedihkan.     

Sudah menjadi rahasia umum jika Keluarga Liu telah bangkrut. Mereka telah kehilangan seluruh aset dan juga perusahaan. Dalam semalam saja, segalanya telah hancur berkeping-keping. Status sosial yang dulunya begitu tinggi, tak ada artinya sama sekali.     

Cukup menyedihkan dan juga sangat memilukan bagi Aaron Liu. Mereka semua tak menyangka jika takdir terlalu kejam pada Keluarga Liu.     

"Hentikan omong kosong itu! Walau bagaimanapun, Aaron masih sahabatku. Aku harus memperlakukannya dengan sebaik mungkin," tegas Su Minghao pada seorang pria yang ternyata adalah adiknya sendiri.     

"Sudahlah, Kak. Tak perlu munafik di hadapanku. Bahkan semua perbuatan mu di belakang Aaron lebih buruk daripada kata menjijikkan itu sendiri," lontar pria itu dengan nada ketus. Ia tak senang karena kakaknya sengaja memanfaatkan sahabatnya sendiri.     

"Jika kamu tak bisa menutup mulutmu, aku akan menyobeknya sekarang juga!" ancam Su Minghao dengan wajah geram dan tak terima dengan kata-kata adiknya sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.