Menantu Pungut

Pukulan Berat



Pukulan Berat

0Dalam sekejap mata, sikap brutal Miranda Choi sangat menarik perhatian. Perempuan itu menjadi bahan cibiran orang-orang yang menyaksikan sikap kasarnya.     

Sedangkan Aaron Liu ... ia sama sekali tak merasakan sakit karena tamparan itu. Sebuah luka yang telah ditorehkan oleh mantan tunangannya itu terlalu dalam. Sedikit pukulan tak berarti apa-apa bagi seorang pria yang telah kehilangan segalanya.     

"Berani-beraninya kamu menampar kekasihku!" geram Jiang Lily saat menyaksikan sebuah tamparan mendarat di pipi seorang pria yang datang bersamanya.     

"Kekasih? Jangan membohongi aku, Nona Jiang! Aku yakin jika kalian berdua sedang bersandiwara." Miranda Choi terlihat sangat syok saat mendengar Jiang Lily menyebutkan mantan tunangannya adalah kekasih dari perempuan muda dan sangat kaya itu.     

Tanpa menjelaskan apa-apa, Jiang Lily tiba-tiba memberikan sebuah tamparan balasan pada perempuan itu. Ia tak peduli jika semua orang akan merendahkan sikapnya yang keterlaluan.     

"Itu balasan untukmu karena telah menampar calon suamiku!" Jiang Lily sengaja mengatakan hal itu dengan cukup lantang. Ia sudah berjanji pada neneknya jika tak akan membuat Aaron Liu dipermalukan di pesta itu.     

"Apa yang Anda lakukan, Nona Jiang?" Terpancar sorotan api amarah seolah terpercik dari mata perempuan itu. Miranda Choi telah merasa sangat dipermalukan di hadapan seluruh tamu undangan dan juga keluarganya.     

Aaron Liu masih saja terpukul dengan segala kenyataan pahit yang harus diterimanya. Tak pernah membayangkan jika sahabatnya sendiri telah menghamili calon istrinya. Dan hal itu terjadi saat dirinya dan juga Miranda masih menjalin hubungan.     

Padahal selama ini, Aaron Liu sudah menganggap Su Minghao seperti saudaranya sendiri. Lalu ... apa yang harus diterimanya? Sebuah penghinaan dan juga rasa sakit yang mengerikan.     

"Balasan itu belum seberapa! Kamu pantas mendapatkan sebuah pembalasan yang jauh lebih mengerikan dari ini." Jiang Lily langsung menarik tangan seorang pria yang masih saja tak mampu menahan perasaannya. "Apakah kamu mau bertahan di pesta menjijikkan ini, Aaron?" ketus seorang perempuan cantik yang datang bersama Aaron Liu.     

"Ayo kita pergi dari sini!" Aaron Liu masih dalam posisi menggegam tangan Jiang Lily saat meninggalkan keramaian itu.     

Sangat tak baik jika mereka tetap tinggal di sana. Tentu saja akan lebih banyak orang yang akan mencibir Aaron Liu yang bernasib buruk. Tak hanya kehilangan seluruh hartanya, ia juga kehilangan sahabat dan juga calon istrinya.     

Semua orang menatap kepergian Aaron Liu dengan belas kasihan. Sedikit banyak, mereka mulai mengetahui cinta segitiga di antara mereka semua. Sedangkan Jiang Lily justru terlihat seperti seorang malaikat yang datang untuk menyelamatkan pria itu.     

"Apa kamu baik-baik saja, Aaron?" cemas Jiang Lily atas sebuah tamparan yang baru saja diterimanya.     

"Tamparan itu tak seberapa dibandingkan dengan pengkhianatan mereka berdua. Rasanya mereka benar-benar telah melemparkan aku ke dasar jurang yang begitu dalam. Itu sangat menyakitkan," keluh Aaron Liu atas segala nasib buruk yang terjadi di dalam kehidupannya.     

Jiang Lily juga merasa tak tega menyaksikan orang-orang mengkhianati pria yang sedang bersamanya itu. Jika neneknya mendengar hal itu, tentu tak akan diam saja.     

Miranda Choi pantas menerima sebuah balasan setimpal atas segala perbuatannya. Dan pengkhianat itu juga pantas mendapatkan hukuman atas perbuatan buruknya pada sahabat yang sudah menganggapnya sebagai seorang saudara.     

"Terima kasih atas pembelaan yang kamu lakukan padaku," ucap seorang pria yang sejak tadi memilih untuk diam. Aaron Liu juga tak ingin mengatakan apapun lagi.     

"Bukan apa-apa. Aku sudah berjanji pada nenek untuk memastikan kalau kamu tak akan dipermalukan di sana," terang Jiang Lily atas segala hal yang sudah dilakukannya di pesta pernikahan Miranda Choi dan juga Su Minghao. Dua manusia yang seharusnya memiliki hubungan dekat dengan Aaron Liu.     

Pria itu hanya tersenyum tipis saja. Ia sudah menduga jika semua yang dilakukan oleh Jiang Lily atas perintah neneknya. Apalagi ... sebelumnya perempuan cantik itu sama sekali tak menyukai Aaron Liu.     

Tak ingin membuang banyak waktu, mereka berdua langsung pulang ke rumah Keluarga Jiang. Sebentar lagi, mereka juga harus segera berangkat ke kantor. Ada banyak hal yang harus dilakukan oleh Jiang Lily.     

Begitu mobil telah berhenti di depan pintu utama mansion mewah itu, Aaron Liu pamit untuk masuk dan mengganti pakaiannya. Ia juga harus segera bersiap untuk berangkat ke kantor.     

Di sisi lain, Jiang Lily langsung menemui neneknya untuk memberikan sedikit laporan mengenai situasi yang baru saja dihadapinya. Ia merasa jika Nenek Jiang harus mengetahui semuanya.     

"Ada hal penting yang harus kukatakan mengenai perempuan itu, Nek," ujar Jiang Lily begitu masuk ke dalam kamar neneknya. Seolah Ia sudah sangat tak sabar untuk menceritakan semua kejadian di acar pernikahan tadi.     

"Apakah Aaron baik-baik saja?" tanya Nenek Jiang dengan tatapan tajam dan sangat penasaran.     

Sebelum menjawab, Jiang Lily memilih untuk duduk di sebuah kursi di kamar itu. Ia sendiri cukup lelah setelah berdiri cukup lama dengan emosi yang meledak.     

Jika dia saja bisa sangat murka mendengar pengkhianatan mereka, Jiang Lily tak bisa membayangkan rasanya menjadi Aaron Liu. Tentu akan sangat menyakitkan dan juga menyesakkan bagi pria tampan itu.     

"Ternyata ... Miranda Choi hamil dengan sahabat Aaron sendiri, Nek. Mereka berdua telah mengkhianatinya dengan sangat mengerikan," jelas Jiang Lily mengenai sebuah kejadian tak mengenakan di pesta pernikahan kliennya.     

"Apa! Bagaimana seorang sahabat bisa melakukan hal seperti itu? Mengapa perempuan itu tega mengkhianati calon suaminya sendiri?" Nenek Jiang langsung bangkit dari tempat duduknya. Mendengar cerita itu, ia pun menjadi ikut emosional. "Di mana Aaron sekarang?" tanyanya.     

"Dia bilang akan mengganti pakaiannya." Jawaban itulah yang tadi didengar oleh Jiang Lily saat pria itu akan masuk ke dalam.     

Tanpa berpikir panjang, Nenek Jiang langsung keluar dari kamarnya. Ia beranjak menaiki sebuah anak tangga di mana kemungkinan besar Aaron Liu berada. Wanita tua itu sangat mencemaskan kondisi dari seorang pria muda yang sudah beberapa kali melindunginya.     

Sampai di depan pintu, Nenek Jiang mendengar suara isak tangis yang begitu samar-samar. Ia sangat yakin jika Aaron Liu sedang berusaha untuk menahan tangisnya.     

"Untuk siapa kamu menangis, Aaron?" Nenek Jiang menerobos masuk tanpa mengetahui pintu. Ia melihat pria itu terduduk di lantai dengan perasaan hancur.     

"Nenek!" Aaron Liu cukup terkejut. Ia langsung menghapus air matanya dan mencoba untuk tetap baik-baik saja di hadapan sang nyonya rumah.     

Sebuah pemandangan yang sangat memilukan bagi seorang pria. Nenek Jiang berpikir jika tak seharusnya Aaron Liu begitu lemah menghadapi jalan hidup yang begitu kejam baginya.     

"Jangan sampai air mata itu menetes untuk seseorang yang tak pantas mendapatkan ketulusan darimu! Kamu harus melupakan semuanya dan bangkitlah semakin kuat!" bujuk Nenek Jiang pada seorang pria yang begitu rapuh atas cobaan di dalam hidupnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.