Menantu Pungut

Kesialan VS Keberuntungan



Kesialan VS Keberuntungan

0Cukup mengejutkan bagi Aaron Liu saat mendengar permintaan Jiang Lily. Tak menyangka jika perempuan itu tega merencanakan sesuatu yang akan membuat neneknya sendiri harus menelan pil pahit.     

Sungguh tega dan juga sangat keterlaluan, hal buruk yang ingin dilakukan oleh perempuan cantik itu. Aaron Liu masih saja berdiri tanpa mengatakan apapun. Ia memperhatikan setiap ekspresi dan kesungguhan hati Jiang Lily untuk membatalkan pernikahan itu.     

"Apakah Anda sudah memikirkan rencana itu dengan matang? Apakah Anda sudah memikirkan perasaan Nenek Jiang begitu mengetahui hal itu? Aku menolak rencana gila itu, Nona Jiang!" tegas Aaron Liu dalam kata-kata yang cukup menyakinkan. Ia sama sekali tak tertarik dengan sejumlah uang yang ditawarkan oleh perempuan itu.     

"Jangan munafik kamu, Aaron! Aku sangat yakin jika kamu mendekati nenekku hanya untuk mengambil hartanya saja." Sebuah tuduhan serius dan juga tak main-main baru saja dilontarkan Jiang Lily pada seorang pria yang akan menikahinya.     

"Berpikirlah sesuka Anda, Nona Jiang! Aku sama sekali tidak tertarik dengan segala bentuk harta yang Anda sebutkan tadi. Hanya Nenek Jiang yang sangat aku hormati hingga aku tak mampu menolak keinginannya." Aaron Liu mengatakan sesuatu yang begitu membebaninya. Wanita tua itu terlalu berharga jika dibandingkan segala harta apapun.     

Mendengar jawaban itu, Jiang Lily justru terkekeh geli. Ia tak bisa menahan tawa di hadapan seorang pria yang sebentar lagi akan menjadi suaminya. Perempuan itu berpikir jika tak ada seorang pun yang bisa menolak harta kekayaan yang berlimpah.     

Tak berapa lama, Jiang Lily mengeluarkan beberapa surat berharga miliknya. Ia juga memperlihatkan beberapa sertifikat miliknya atas kepemilikan beberapa properti. Perempuan itu selalu berinvestasi untuk memutar uangnya, sudah banyak aset dan juga investasi yang dimiliki atas namanya sendiri.     

"Kamu terlalu naif, Aaron! Ambil saja semua aset dan juga beberapa surat berharga milikku, asal kamu mau membatalkan pernikahan kita." Jiang Lily melakukan sebuah penawaran yang sangat menggiurkan. Jika semua itu dijumlahkan, bisa untuk membangun sebuah perusahaan baru.     

"Terima kasih atas kebaikan Anda, Nona Jiang. Namun, aku tak ingin mengecewakan nenek. Hanya Nenek Jiang yang benar-benar peduli di saat semua orang membuang aku. Jadi ... aku akan benar-benar membalas segala kebaikannya itu," tolak Aaron Liu atas sebuah penawaran yang bernilai fantastis. Ia tak paham dengan alasan Jiang Lily yang dinilainya terlalu berlebihan.     

Cukup tak masuk akal bagi Aaron Liu, di saat perempuan itu menawarkan semua hartanya hanya untuk membatalkan pernikahan. Hal itu membuat ia sangat penasaran akan seorang pria yang membuat Jiang Lily benar-benar terpikat.     

Tak sampai di sana, Jiang Lily masih saja berupaya untuk melakukan negosiasi pada Aaron Liu. Tak tanggung-tanggung, perempuan itu rela memberikan uang bulanan sebagai kompensasi atas pembatalan itu.     

"Anda benar-benar sudah gila! Berapapun yang Anda tawarkan, aku tak akan menerima sepeser pun!" tegas Aaron Liu setelah mendengar sebuah negosiasi menjijikkan dari Jiang Lily.     

"Kamu akan menyesal menolak tawaranku!" seru Jiang Lily setengah berteriak saat pria itu sudah keluar dari kamar.     

Aaron Liu bergegas pergi dari kamar itu. Dia sudah tak tahan untuk menghadapi seorang perempuan yang selalu saja berpikiran sempit.     

Perempuan itu berpikir jika segalanya bisa dibeli dengan uang. Jiang Lily telah salah menilai Aaron Liu. Ia sempat berpikir jika pria itu sama saja dengan orang-orang lain di luar sana. Namun yang dilihatnya ....     

"Sialan! Apa yang sebenarnya diinginkan pria miskin itu?" maki Jiang Lily sembari melempar barang-barang di kamar. Ia telah kehilangan akal untuk membujuk seorang pria miskin yang telah dipungut neneknya dari jalanan.     

Rasanya sangat geram dengan segala penolakan yang telah dilakukan oleh Aaron Liu. Perempuan itu harus memikirkan sebuah cara agar pernikahan itu dibatalkan sebelum acara digelar.     

Di ruang keluarga, Nenek Jiang sengaja menunggu Aaron Liu keluar dari kamar cucunya. Setelah menunggu cukup lama, pria muda itu terlihat berjalan ke arahnya.     

"Apa yang dikatakan Lily padamu, Aaron?" tanya Nenek Jiang ketika pria itu sudah berada cukup dekat dengannya.     

"Bukan hal penting, Nek. Nona Jiang hanya ingin membahas mengenai rencana pernikahan kami." Aaron Liu sengaja mengatakan kebohongan itu. Ia tak ingin membuat Nenek Jiang bersedih dan juga kecewa atas cucunya sendiri.     

Wanita tua itu justru tersenyum kecut mendengar jawaban Aaron Liu. Ia bisa menebak jika pria itu sedang mengatakan kebohongan. Tentu saja, Jiang Lily tak mungkin membahas rencana pernikahan mereka. Nenek Jiang sangat mengenal cucunya melebihi siapapun.     

Nenek Jiang bisa melihat jika Aaron Liu sengaja menutupi keburukan cucunya. Hal itu membuatnya semakin yakin jika pria tampan yang tinggal di rumahnya itu memang pantas menjadi cucu menantu.     

"Apakah cucuku menawarkan semua aset dan juga harta miliknya? Kamu tak perlu menutupi apapun dariku, Aaron. Tentunya ... aku jauh lebih mengenal anak nakal itu dibandingkan denganmu," ujar Nenek Jiang dengan cukup tenang. Seolah tak ada beban apapun yang sedang ditanggung.     

"Apakah Nenek sama sekali tak marah?" Aaron Liu merasa heran atas respon Nenek Jiang saat mengetahui hal itu. Tak ada perubahan ekspresi apapun di wajahnya. Seolah wanita tua itu sudah bisa menebak semua yang akan terjadi.     

"Apa yang bisa aku lakukan untuknya, Aaron? Lily begitu terobsesi atas seorang pria yang mungkin saja hanya ilusinya saja. Hanya kamu harapanku saja, Aaron. Kuharap kamu bisa menyelamatkan penerus Keluarga Jiang." Wanita tua itu mengatakan semuanya dengan nada memohon. Seakan tak ada orang lain lagi yang bisa menyelamatkan keluarganya.     

Hati Aaron Liu seolah ikut bergetar mendengar penuturan itu. Ia merasakan segala kegelisahan dan juga kekhawatiran dari Nenek Jiang. Terlihat sebuah beban yang tersirat dalam setiap kata dalam ucapannya.     

Hal itu membuat Aaron Liu semakin tak tega jika harus membatalkan perjodohan itu. Dengan segala keyakinan yang dimilikinya, ia berjanji pada dirinya sendiri jika ia akan menjadi seorang menantu yang baik di Keluarga Jiang.     

"Semoga saja aku tak akan mengecewakan Nenek." Kalimat itu bukan hanya sebagai balasan, melainkan juga harapan jika Aaron Liu ingin menjadi sosok yang baik bagi keluarga barunya itu.     

"Sebaiknya hubungi kedua orang tuamu. Jelaskan mengenai pernikahan kalian! Haruskah aku yang berbicara langsung pada keluargamu?" tanya Nenek Jiang dengan cukup antusias. Ia ingin segera mendapatkan ijin atas pernikahan Aaron Liu dan juga cucunya.     

Namun, respon Aaron Liu tak terlalu antusias. Ia tak mungkin bisa menghubungi kedua orang tuanya.     

"Aku kehilangan koperku yang berisi segala data penting, termasuk alamat baru dan nomor telepon kedua orang tuaku, Nek," jelas Aaron Liu atas ketidakberdayaan yang dialaminya.     

Segala informasi mengenai alamat dan juga nomor telepon yang bisa dihubungi telah hilang di hari yang sama dengan pertemuannya dan Nenek Jiang. Sebuah kesialan dan keberuntungan yang datang bersamaan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.