Menantu Pungut

Posisi Baru Yang Menantang



Posisi Baru Yang Menantang

0"Apa yang kalian bicarakan?" Nenek Jiang langsung masuk ke ruangan itu dan melemparkan tatapan tajam pada kedua orang yang sempat bersitegang.     

Wanita tua itu sama sekali tak ingin mengatakan apapun, meski ia sendiri sempat mendengar beberapa hal yang mereka bicarakan. Bahkan Nenek Jiang juga sempat mendengar sebuah ancaman yang dilontarkan oleh adik iparnya pada Aaron Liu.     

Mereka berdua terlihat sangat terkejut dengan kemunculan tiba-tiba dari sang pemilik perusahaan. Ada perasaan takut dan juga gelisah yang dilukiskan Wen Ziyi di wajahnya.     

"Bukan sesuatu yang penting, Kak. Aku hanya mengucapkan selamat saja pada pria tampan ini," ujar Wen Ziyi dengan sebuah senyuman yang sengaja dipaksakan. Ia tak mungkin mengatakan berbagai ancaman yang sempat diucapkannya tadi.     

"Lalu ... apa yang ingin kamu katakan tadi? Apakah ada sesuatu yang penting?" tanya Nenek Jiang dalam wajah datar tanpa ekspresi yang cukup berarti.     

Nenek Jiang harus mengikuti setiap sandiwara yang sedang dimainkan oleh adik iparnya sendiri. Andai saja tak ada ikatan keluarga di antara mereka, wanita tua itu pasti sudah membuat Wen Ziyi tinggal di jalanan.     

Sudah banyak kejahatan yang telah dilakukan oleh wanita itu. Wen Ziyi memang pantas untuk menerima sebuah hukuman setimpal atas segala kejahatannya. Segalanya hanya soal waktu saja. Cepat atau lambat, wanita itu akan mendapatkan hukuman setimpal atas semua kejahatannya.     

"Bisakah kita berbicara berdua saja, Kak? Aku tak ingin jika ada orang asing yang mengetahui pembicaraan kita," bujuk Wen Ziyi pada seorang wanita tua yang tak lain adalah kakak kandung dari mendiang suaminya.     

"Siapa yang orang asing?" Nenek Jiang meninggikan suaranya, ia tak pernah menganggap Aaron Liu sebagai orang asing. Justru wanita itulah yang sebenarnya adalah orang asing baginya.     

Nyali Wen Ziyi semakin menciut. Ia tak berani melawan kakak iparnya secara terang-terangan. Sedikit kesalahan saja, bisa berakhir dengan bencana bagi keluarganya. Ia harus menekan emosi dan juga harga dirinya agar bisa menghadapi Nenek Jiang.     

Sedangkan Aaron Liu sama sekali tak bergerak dari sana. Ia tak akan meninggalkan Nenek Jiang bersama dengan seorang wanita yang telah merencanakan hal jahat pada Keluarga Jiang.     

"Baiklah, Kak. Aku akan langsung saja berbicara sekarang juga." Wen Ziyi mencoba untuk terdiam sebentar, ia harus menyusun kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan penolakannya atas keputusan tadi. "Mengapa Kakak ipar tak mengangkat anakku saja untuk menggantikan posisi itu?" tanyanya dengan segala keraguan dan juga perasaan cemas.     

"Bukankah anakmu sudah memiliki perusahaan sendiri? Untuk apa dia menggantikan aku di perusahaan ini? Aku lebih percaya dengan Aaron daripada kedua anak laki-lakimu yang tak berguna itu," terang Nenek Jiang dengan kata-kata yang terdengar sedikit kasar.     

Wanita tua itu tak berbicara tanpa dasar. Ia sangat tahu jika perusahaan yang didirikan oleh kedua anaknya itu bukanlah perusahaan biasanya. Banyak kecurangan dan juga bisnis ilegal yang dilakukan di sana.     

Sebelumnya ... Nenek Jiang sudah meminta seseorang untuk menyelidiki perusahaan fashion milik keponakannya itu. Cukup mengejutkan baginya, mereka memproduksi barang-barang tiruan JL Fashion untuk merusak harga pasaran.     

Sayangnya, usaha mereka tak membuahkan hasil. Hasil produksi dari pabrik mereka tak memiliki kualitas yang baik. Beberapa fashion store justru mengembalikan semua barang dari pabrik mereka.     

"Jangan begitu, Kak! Mereka adalah keponakanmu sendiri, anak-anak dari adik kandungmu." Wen Ziyi tentu saja tak terima atas tuduhan itu. Ia berpikir jika kakak iparnya itu sengaja ingin menghancurkan keluarganya. Tak seharusnya sebuah keluarga justru memojokkan dan mencari kesalahan anggota keluarga lainnya.     

"Aku tak yakin jika mereka benar-benar keponakanku. Rasanya wajah mereka berdua tak ada yang mirip dengan adikku," sindir Nenek Jiang mengenai kedua anak laki-laki yang dilahirkan oleh Wen Ziyi, saat adiknya masih hidup.     

"Apa maksud dari ucapan Kakak ipar? Aku tak mungkin mengkhianati suamiku, Kak!" Wen Ziyi mencoba untuk menyakinkan kakak iparnya. Tuduhan itu terlalu menyakitkan dan sangat memuakkan baginya. Wanita itu tak ingin dipermalukan di hadapan seorang pria asing yang akan menduduki posisi Nenek Jiang di perusahaan.     

Tak ingin memperpanjang pembicaraan itu, Nenek Jiang langsung keluar dari ruang meeting. Ia benar-benar tak mau menghabiskan waktu lebih banyak lagi dengan seorang perempuan tamak dan juga jahat seperti Wen Ziyi.     

Aaron Liu juga langsung mengikuti Nenek Jiang keluar dari sana. Ia cukup terkejut dengan semua pembicaraan antar keluarga tadi. Tak seharusnya pria itu mendengar pembicaraan mereka berdua.     

"Apa kamu sangat terkejut, Aaron? Akan ada banyak hal tak terduga yang masih belum terungkap. Kamu hanya perlu bersiap-siap saja untuk mendengar sesuatu yang tak mungkin kamu sangka," ujar Nenek Jiang tanpa menghentikan langkahnya menuju ke sebuah ruangan yang sebentar lagi akan menjadi milik Aaron Liu.     

"Tidak, Nek. Aku hanya tak menyangka jika Nyonya Wen bisa melakukan hal seperti itu." Aaron Liu tak ingin terlalu banyak berkomentar. Ia merasa tak memiliki kapasitas untuk mengatakan apapun mengenai hubungan mereka berdua.     

Begitu sampai ke ruangan Nenek Jiang, mereka pun duduk saling berhadapan untuk membicarakan beberapa pekerjaan. Aaron Liu harus mulai terbiasa dengan segala hal baru di JL Fashion.     

"Mulai besok, ruanganmu di sini. Aku akan menempatkan seseorang untuk membantumu sementara. Kamu harus mulai membiasakan diri untuk jabatan baru di perusahaan," jelas Nenek Jiang mengenai segala pekerjaan baru yang akan dipegang oleh calon menantunya.     

"Bagaimana jika kemampuanku tak sesuai harapan, Nenek?" Aaron Liu tak percaya diri untuk memikul sebuah tanggung jawab besar atas perusahaan itu. Sebuah tantangan yang tak main-main dan juga sangat beresiko untuk bisnis Keluarga Jiang.     

Nenek Jiang bisa melihat segala keraguan dan juga perasaan cemas yang terlukis di wajah Aaron Liu. Cukup wajar jika pria itu merasa terbebani atas sebuah tanggung jawab yang terlalu besar.     

Sayangnya, Aaron Liu tak ingin mengecewakan wanita tua yang sudah banyak membantunya. Ia akan mencoba dan terus berusaha untuk melakukan yang terbaik bagi perusahaan milik Keluarga Jiang.     

"Kamu tak perlu mencemaskan apapun, ada aku dan juga cucunya yang akan membantumu. Kita bisa saling membantu untuk membangun perusahaan menjadi jauh lebih baik lagi," ujar Nenek Jiang dengan segala keyakinan atas kemampuan Aaron Liu dalam menjalankan bisnis keluarga.     

"Aku akan melakukan apapun sesuai arahan Nenek," balas seorang pria yang bernasib lebih baik setelah pertemuannya dengan Nenek Jiang.     

Tak lama setelah pembicaraan di antara mereka, Jiang Lily tiba-tiba menerobos masuk ke ruangan itu. Ia datang dengan wajah murka yang seolah telah terbakar amarah.     

"Apa maksud Nenek meminta Aaron menjadi Presiden Direktur JL Fashion? Apakah Nenek sengaja ingin mempermalukan aku?" geram Jiang Lily karena merasa tak terima atas keputusan neneknya sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.