Menantu Pungut

Dilecehkan?



Dilecehkan?

0Lagi-lagi Aaron Liu merasa telah diremehkan seorang perempuan yang sebentar lagi akan menjadi istrinya. Seolah tanpa lelah, Jiang Lily terus saja membujuknya untuk melarikan diri dari pernikahan mereka. Hal itu tentu saja sangat menyinggung perasaan seorang pria yang bernasib malang itu.     

Dengan segala keberanian yang dimilikinya, Aaron Liu menarik perempuan itu hingga jarak mereka terlalu dekat. Melemparkan sebuah tatapan tajam, dengan ekspresi kesal yang sejak tadi ditahannya.     

"Jika aku tak berhutang budi pada Nenek Jiang, aku memilih untuk tinggal di jalanan daripada menghadapi kegilaan kamu, Jiang Lily! Sepertinya kamu sengaja ingin mencobai batasan di antara kita." Aaron Liu benar-benar mulai terbakar amarah. Ia semakin tak tahan dengan desakan perempuan itu.     

"Jangan jual mahal, Aaron! Aku tahu jika kamu mengincar harta yang lebih banyak dari Keluarga Jiang!" tuduh Jiang Lily di saat ia merasa terjepit dan juga tersudut oleh kata-kata calon suaminya.     

Suasana begitu menegangkan, Aaron Liu juga tak kunjung melepaskan cengkeramannya dari Jiang Lily. Pria itu sangat geram dengan sebuah tindakan bodoh yang sengaja direncanakan oleh calon istrinya sendiri.     

Berulang kali Aaron Liu berpikir, ia tetap tak tega untuk mengecewakan Nenek Jiang. Lalu ... apa yang sebenarnya dipikirkan oleh perempuan manja dan keras kepala itu? Apakah seluruh kebodohannya telah membutakan mata dan juga hatinya?     

Hanya Jiang Lily dan Sang Pencipta yang mengetahui jawabannya. Menebak-nebak pun juga tak mungkin bisa dengan sempurna mengetahui jawabannya.     

"Hentikan omong kosong itu, Jiang Lily! Apakah kamu ingin aku membungkam mulutmu itu?" gertak Aaron Liu pada perempuan yang berdiri hampir tak ada jarak di antara mereka.     

"Tak perlu sok pemberani! Di hadapan perempuan murahan itu saja, kamu hanya menatapnya tanpa melakukan apapun. Membalas tamparan Miranda saja kamu tak mampu, Aaron," hina Jiang Lily atas sebuah insiden tamparan yang dilakukan oleh mantan tunangan dari Aaron Liu.     

Perempuan itu telah berhasil memprovokasi calon suaminya. Namun, Jiang Lily sama sekali tak sadar jika hal itu sangatlah berbahaya. Pria itu bukanlah seorang malaikat yang bisa menerima segala hal buruk yang dilakukan oleh orang lain.     

Dalam sekejap saja, Aaron Liu memagut kasar bibir Jiang Lily. Pria itu tak peduli jika calon istrinya akan mengamuk atas tindakan itu. Ia hanya ingin memberikan sebuah pelajaran pada seorang perempuan yang terus saja merendahkan dirinya.     

Jiang Lily tak sempat untuk menghindar dari serangan itu. Seketika, batinnya berteriak meminta pertolongan. Namun, mulutnya terkunci di bawah penguasa Aaron Liu. Hanya bisa pasrah dengan hati yang terus memberontak atas sikap kurang ajar dari calon suaminya.     

"Apakah kamu masih ingin meremehkan calon suamimu ini?" ledek Aaron Liu setelah melepaskan sebuah ciuman peringatan untuk perempuan keras kepala itu.     

"Brengsek! Berani-beraninya kamu melakukan hal menjijikkan itu!" Jiang Lily berteriak cukup keras dengan wajah yang telah memerah antara menahan emosi dan juga terbuai atau sentuhan Aaron Liu. Sebuah tamparan keras mendarat di wajah pria tampan di depannya.     

Sorot matanya memperlihatkan perasaan benci yang begitu besar. Seolah aura membunuh tergambar begitu nyata. Perempuan itu sama sekali tak bisa menerima segala sikap kasar dari seorang pria asing yang akan menikahinya.     

Jiang Lily merasakan hatinya semakin terbakar dalam kemarahan. Dadanya seakan ingin meledak dan menghancurkan pria di depannya itu. Begitu memalukan dan sangat melukai harga dirinya sebagai seorang wanita.     

Sedangkan Aaron Liu ... sudah sangat siap untuk menerima tamparan itu. Ia merasa sangat pantas menerima setelah semua yang telah dilakukannya.     

"Tunggu pembalasanku! Aku akan pastikan jika hidupmu akan seperti di neraka menjadi menantu pungut di Keluarga Jiang," ancam Jiang Lily sebelum ia berlari keluar tanpa melepaskan gaun pengantin yang masih dipakainya.     

Perempuan itu berlari masuk ke dalam mobil lalu meninggalkan Aaron Liu di sana. Seperti sebuah drama yang selalu ditayangkan di televisi, Jiang Lily bak seorang calon pengantin yang baru saja melarikan diri dari pria yang akan menikahinya.     

Aaron Liu sama sekali tak melakukan apapun. Ia sadar jika dirinya sangat bersalah dan sedikit keterlaluan. Namun, semua yang dilakukan oleh Jiang Lily sudah melebihi batasannya. Ia hanyalah seorang pria biasa yang tentu saja tak luput dari kesalahan.     

Sedangkan Jiang Lily, masih saja tak bisa menerima segala perlakuan kasar dari calon suaminya. Seolah ia tak rela jika ada orang lain yang mengambil ciuman pertamanya. Padahal ... perempuan itu ingin mempersembahkan dirinya untuk seorang pria yang dicintainya sejak lama.     

Sampai di mansion Keluarga Jiang, perempuan itu berlari masuk dan langsung ke kamarnya. Jiang Lily mulai mengamuk dan juga menghancurkan apapun yang ada di sana.     

Hal itu membuat Nenek Jiang cemas dan juga bingung. Ia pun langsung menemui cucunya di kamar. Seisi kamar sudah hancur berantakan tak berbentuk.     

"Apa yang sebenarnya terjadi, Lily?" tanya Nenek Jiang dengan suara meninggi. Ia merasa jika cucu kesayangannya itu semakin tak terkendali dan tak bisa diatur.     

"Aku tak mau menikah dengan pria brengsek seperti Aaron, Nek. Dia tak pantas menjadi anggota Keluarga Jiang. Aaron tak lebih dari seorang pria bejat yang ingin mengambil keuntungan dari keluarga kita saja." Jiang Lily mengatakan hal itu dengan kalimat terbata-bata. Ia begitu emosional membayangkan pria itu akan menjadi suaminya.     

"Apa yang membuatmu berpikir seperti itu? Aaron adalah seorang pria yang baik. Dia akan menjadi seorang suami yang bertanggung jawab untukmu. Jangan melemparkan tuduhan itu padanya!" Nenek Jiang tentu sangat tahu jika Aaron Liu tak seperti yang dikatakan oleh cucunya. Tak mungkin jika pria itu melakukan sesuatu yang melanggar batasannya.     

Jiang Lily tersenyum kecut atas ucapan neneknya. Ia tertawa lepas seperti seseorang yang telah kehilangan akal. Rasanya sangat memuakkan membayangkan bagaimana Aaron Liu menyentuhnya.     

Perempuan itu berpikir harus memanfaatkan situasi itu dengan sangat baik. Jiang Lily mungkin saja bisa membuat Aaron Liu ditendang dari rumah itu jika ia sedikit mendramatisir semuanya.     

Rencana licik nilai tercetus di dalam kepalanya. Ia berpura-pura terluka dan mulai terlihat sangat menyedihkan. Perempuan itu harus berhasil untuk mengambil simpati dari neneknya sendiri.     

"Nek! Aaron telah melecehkan aku, Nek. Aku tak mau menikahi seorang pria brengsek seperti dia. Lebih baik Nenek jodohkan aku dengan orang lain, asal bukan Aaron." Jiang Lily mulai menangis dan memperlihatkan ketidakberdayaan di dalam dirinya. Ia harus berhasil membuat pria itu ditendang dari keluarganya.     

"Apa yang kamu katakan itu benar?" Seketika itu juga, Nenek Jiang langsung menunjukkan wajah murka. Ia melihat Jiang Lily menganggukkan kepalanya sembari terus menangis. Rasanya sangat terluka melihat kondisi cucunya yang sangat menyedihkan     

Nenek Jiang langsung keluar dari kamar cucunya, ia harus mencari keadilan untuk Jiang Lily.     

"Cari dan bawa Aaron ke ruanganku!" perintah Nenek Jiang pada semua orang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.