Menantu Pungut

Tak Tahu Balas Budi!



Tak Tahu Balas Budi!

0Nenek Jiang langsung mengerahkan semua orang untuk menemukan Aaron Liu. Ia harus membuat pria itu mendapatkan pelajaran atas perbuatannya.     

Antara percaya dan tak percaya, wanita tua itu tak yakin jika Aaron Liu telah melecehkan cucunya. Namun, kondisi Jiang Lily benar-benar sangat memprihatikan dan membuat Nenek Jiang begitu cemas.     

Tak berapa lama setelah beberapa orang mencari keberadaan Aaron Liu, pria itu justru kembali dengan sebuah taksi. Ia sama sekali tak mengetahui segala kekacauan yang telah terjadi di sana. Tak ada kecurigaan ataupun firasat apapun yang dirasakannya.     

Baru saja Aaron Liu melangkah masuk ke dalam mansion mewah itu, seorang pelayan datang menghampirinya. Si pelayan memandang pria itu dengan sebuah tatapan aneh dan teka nyaman dilihat.     

"Nyonya Jiang sudah menunggu Anda di ruangannya, Tuan," ucap pelayan itu dengan sangat sopan.     

"Terima kasih. Aku akan segera menemui Nenek Jiang." Tanpa membuang waktu, Aaron Liu menuju ke sebuah ruangan di mana sang empunya rumah berada.     

Aaron Liu mengetuk pintunya beberapa kali, sebelum akhirnya dipersilakan masuk. Ruangan itu terasa jauh lebih dingin dari biasanya. Sorotan mata Nenek Jiang juga terlihat sangat berbeda dari biasanya.     

Pria itu sangat yakin jika ada sesuatu yang besar telah terjadi. Namun, ia tak bisa menebak apapun yang sebenarnya telah terjadi di keluarganya.     

"Mengapa Nenek menunggu aku di sini?" tanya Aaron Liu dengan ekspresi datar dan seolah tak terjadi apapun. Ia mengaggap jika pertikaian antara dirinya dan juga Jiang Lily cukup wajar bagi pasangan yang sebentar lagi akan menikah.     

"Apa kamu tak ingin mengatakan sesuatu kepadaku?" tanya Nenek Jiang suntuk membuka percakapan di antara mereka berdua.     

Aaron Liu semakin bingung mendengar pertanyaan itu. Ia merasa sedang tak melakukan sesuatu yang membutuhkan sebuah pengakuan langsung di hadapan Nenek Jiang. Pria itu mencoba untuk berpikir keras agar bisa menemukan jawaban atas pertanyaan itu.     

Sebuah situasi yang sama sekali tak bisa dikendalikan oleh Aaron Liu. Pria itu masih saja bingung tanpa mendapatkan sesuatu yang sengaja ditanyakan oleh Nenek Jiang. Namun, tiba-tiba saja Aaron Liu seolah telah mengingat sesuatu ....     

"Apakah ini soal sikapku yang sudah sangat berlebihan terhadap Jiang Lily?" tebak Aaron Liu atas sebuah tuduhan serius yang bagus saja dilontarkan oleh sang empunya rumah.     

"Jika kamu sadar itu sangat berlebihan, mengapa kamu masih melecehkan cucuku? Aku pikir kamu adalah seorang pria yang baik dan bisa menjadi seorang suami yang bertanggung jawab. Namun, dugaanku selama ini salah besar," ujar Nenek Jiang dengan segala kekecewaan dan juga kesedihan di dalam hatinya.     

"Aku benar-benar minta maaf, Nek. Aku hanya memberikan pelajaran pada Jiang Lily karena terus saja memprovokasi aku, Nek." Aaron Liu masih saja mencoba untuk menjelaskan hal itu secara langsung pada Nenek Jiang. Ia tak akan pernah dengan sengaja ingin mengecewakan seorang wanita tua yang sudah sangat baik padanya.     

Mendengar jawaban itu, Nenek Jiang merasa jika Aaron Liu sama sekali tak menyesali perbuatannya. Jelas-jelas ia sudah membuat cucunya begitu terluka dan juga tak berdaya. Namun yang dilihatnya ... sangat jauh berbeda dari harapannya.     

Wanita tua itu tak bisa membayangkan sebuah pelajaran apa yang sebenarnya telah dilakukan oleh Aaron Liu. Nenek Jiang tentu saja tak mau jika cucunya harus terluka apalagi sangat menderita.     

"Apakah memberikan pelajaran pada cucuku harus dengan melecehkan dan juga membuatnya sangat terluka, Aaron? Apakah ini wujud balas budimu atas segala kebaikanku?" Nenek Jiang sangat bersedih mengatakan hal itu pada seorang pria yang sudah sangat dipercayainya. Rasanya sangat menyakitkan bagi wanita tua itu.     

"Apa maksud, Nenek?" Aaron Liu sama sekali tak paham dengan pertanyaan-pertanyaan itu. Ia merasa sudah berusaha untuk mengikuti semua yang direncakan oleh Nenek Jiang. Namun yang terjadi ....     

"Cucuku mengatakan jika kamu telah melecehkan dan memperlakukan seperti perempuan murahan," terang Nenek Jiang dengan sangat kecewa. Dia masih tak percaya jika Aaron Liu begitu tega pada Jiang Lily.     

Rasanya ... Aaron Liu seperti baru saja dilemparkan ke dalam dasar jurang. Tuduhan itu terdengar begitu berlebihan dan membuatnya terlihat begitu jahat.     

Padahal segala hal yang dilakukannya adalah sebuah pelajaran kecil pada Jiang Lily. Tak menyangka jika masalah itu justru dibesar-besarkan dan membuat dirinya terlihat seperti penjahat kelamin.     

"Sepertinya ada kesalahpahaman di sini, Nek. Aku hanya menciumnya karena Jiang Lily sama sekali tak bisa menjaga kata-katanya." Aaron Liu mencoba untuk menjelaskan semua yang sebenarnya terjadi di butik tadi.     

"Apa! Bukankah kamu telah .... " Nenek Jiang tak kuasa melanjutkan ucapannya. Ia memilih untuk kembali menelan setiap kata yang hampir saja keluar dari mulutnya.     

Aaron Liu akhirnya menjelaskan segala sesuatu yang telah terjadi saat pasangan itu berada di butik. Tak secuil pun terlewatkan oleh pria itu. Ia tak mau menutupi apapun dari Nenek Jiang. Hal itu untuk menghindari kesalahpahaman di antara mereka berdua.     

Nenek Jiang akhirnya sangat memahami situasi itu. Ia mulai mencurigai cucunya sendiri yang sengaja merencanakan hal itu pada Aaron Liu. Terlebih ... perempuan itu sudah beberapa kali menolak untuk menikah dengan pria pilihannya itu.     

Segalanya semakin jelas dan juga sangat nyata. Wanita tua itu cukup terkejut dengan sebuah rencana gila atas cucunya sendiri. Jiang Lily bisa saja merencanakan sesuatu yang mungkin jauh lebih berbahaya dari hal itu.     

"Sebagai orang yang sudah menjodohkan kamu dengan cucuku, aku benar-benar minta maaf, Aaron. Secara tak langsung, aku justru menyeret kamu dalam sebuah drama yang begitu menyulitkan kamu." Nenek Jiang mengatakan hal itu dengan sangat tulus. Ia merasa bersalah telah menjodohkan cucunya dengan Aaron Liu.     

"Tak perlu mengatakan hal itu, Nek. Di saat aku menerima perjodohan ini, aku telah siap menghadapi apapun untuk Keluarga Jiang. Hanya kelurga ini yang kumiliki sekarang. Aku sangat berterima kasih karena Nenek sudah mau menerimaku," ungkap Aaron Liu dengan segala kesungguhan dan juga ketulusan di dalam hatinya.     

Suasana yang tadinya begitu menegangkan dan penuh tekanan, berubah begitu hangat dan penuh makna. Aaron Liu semakin yakin untuk menjadi bagian dari Keluarga Jiang. Bukan karena ia jatuh hati pada Jiang Lily, segala cinta dan kasih sayang yang diberikan Nenek Jiang, benar-benar membuatnya tersentuh.     

"Aku ingin kamu melakukan satu hal penting untukku, Aaron. Apapun yang aku lakukan, kamu tetaplah seorang cucu menantu bagiku." Nenek Jiang mengatakan hal itu setengah berbisik. Ada beberapa hal lagi yang juga dikatakannya pada pria yang masih muda dan sangat tampan itu.     

Hingga tak berapa lama, Jiang Lily tiba-tiba memergoki Aaron Liu masih berada di ruangan neneknya. Perempuan itu langsung histeris dan berteriak-teriak seperti kehilangan akal sehat.     

"Usir pria brengsek itu, Nek! Dia pasti berniat untuk melecehkan aku lagi!" Jiang Lily seperti telah kesetanan di hadapan Aaron Liu dan juga Nenek Jiang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.