Menantu Pungut

Rencana Gila



Rencana Gila

0Nenek Jiang langsung bangkit dari tempat duduknya. Ia memandang Aaron Liu dalam sorotan dingin. Tak ada yang mengetahui, apa yang sebenarnya dibicarakan oleh wanita tua itu pada calon menantunya. Suasana menjadi hening dan penuh misteri.     

"Pergilah dari rumah ini, Aaron! Aku tak mungkin menerima seorang pria brengsek menjadi menantu di Keluarga Jiang," usir seorang wanita tua penguasa kerajaan bisnis fashion terbesar dan juga ternama.     

"Tapi, Nek ... aku bisa jelaskan semuanya." Aaron Liu mencoba untuk menghentikan pengusiran atas dirinya. Ia tak mungkin pergi begitu saja tanpa melakukan apapun. "Bukankah sebentar lagi aku dan juga Jiang Lily akan menikah?" Terlihat wajah sedih penuh kekecewaan dari pria itu.     

"Pergilah!" usir Nenek Jiang lagi sebelum akhirnya wanita tua itu memalingkan wajahnya. Seolah pemilik JL Fashion itu sudah tak mau mendengar apapun dari pemuda yang menolongnya tempo hari.     

Tak ingin memperkeruh keadaan, Aaron Liu akhirnya keluar dari ruangan itu. Terlihat begitu berat setiap langkah kaki yang digerakkan untuk meninggalkan rumah itu. Tak menyangka jika segalanya hancur berantakan hanya karena sebuah kesalahan kecil saja.     

Di ruangan neneknya, Jiang Lily tersenyum penuh kemenangan. Dia merasa sangat hebat bisa menendang pria itu begitu cepat. Tak menyangka jika hanya dengan sedikit usaha saja, ia bisa membuat Aaron Liu pergi dari hidupnya.     

Perempuan itu mendekati Nenek Jiang yang masih memandang ke luar jendela ruang kerjanya. Seolah ia tak rela membiarkan Aaron Liu keluar dari rumahnya. Segalanya terjadi begitu cepat dan di luar kendali. Ia berjanji pada dirinya sendiri jika akan membuat segalanya jauh lebih baik.     

"Terima kasih, Nek. Aku bisa tenang dengan kepergian pria brengsek itu," ucap Jiang Lily dengan suara yang masih saja menyedihkan. Perempuan itu masih saja bersandiwara di hadapan neneknya sendiri.     

"Meskipun begitu ... pernikahanmu akan tetap digelar. Persiapkan dirimu untuk menjadi seorang pengantin." Nenek Jiang terdengar tanpa emosi mengatakan hal itu. Ia tak mungkin membatalkan sebuah pesta pernikahan yang sudah diatur dengan sangat baik.     

"Tidak ada lagi calon suamiku, Nek. Siapa yang akan menikahi perempuan seperti aku, Nek? Setelah Aaron melecehkan aku, tak mungkin ada pria manapun yang mau menjadikan aku sebagai istrinya." Seolah tak ingin menyerah, Jiang Lily terus saja mengatakan kebohongan. Ia hanya tak ingin menikah dengan pria lain selain Li Xian.     

Dalam situasi yang cukup genting, Nenek Jiang berupaya untuk melakukan yang terbaik. Ia tak ingin salah langkah dan justru membuat cucunya menderita. Wanita itu sangat tahu, mana yang baik ataupun yang terbaik untuk Jiang Lily.     

Sebenarnya cukup mengejutkan, saat Nenek Jiang mendengar sebuah pelecehan yang dilakukan oleh Aaron Liu. Tentu saja, ia tak mungkin langsung mempercayai Jiang Lily. Meskipun perempuan itu adalah cucuku sendiri, bukan berarti Nenek Jiang akan menutup mata terhadap kebenaran.     

"Aku akan mencari seseorang yang benar-benar pantas untuk keluarga kita. Kamu cukup bersiap saja untuk menyambut hari pernikahan," tegas Nenek Jiang yang cukup mengetahui segala niat jahat yang sebenarnya telah dilakukan oleh cucunya.     

"Tidak bisakah aku menikah beberapa tahun lagi, Nek. Setidaknya sampai aku menemukan seorang pria yang cocok." Jiang Lily sedang berusaha untuk memohon belas kasihan dari neneknya. Ia tak mau menikah dengan siapapun dalam waktu dekat.     

"Bukankah kamu sendiri yang sudah mengatakan akan setuju dengan siapapun pilihan nenek?" peringat seorang wanita tua yang hampir saja kehilangan kesabaran dalam menghadapi cucu kesayangannya. Tak hanya itu saja, Nenek Jiang memperlihatkan sebuah sorotan yang sangat mengerikan pada Jiang Lily yang kebetulan berdiri di dekatnya.     

Merasa kepalanya semakin panas dan akan segera meledak, Nenek Jiang memutuskan untuk pergi dari sana. Ia tak mau berhadapan dengan cucunya yang sangat keras kepala. Rasanya sangat menyesal telah memanjakan Jiang Lily dan membuatnya menjadi perempuan egois dan tak berperasaan.     

Sebuah kegagalan dalam membesarkan anak perempuan dari anak kandungnya sendiri. Nenek Jiang harus segera memperbaiki segalanya agar Jiang Lily tak semakin tersesat dalam keegoisannya.     

Dalam perasaan yang bercampur aduk menjadi satu, Jiang Lily langsung bergegas masuk ke dalam kamarnya. Ia masih saja sangat kesal karena tak bisa menghentikan pernikahan itu.     

"Benar-benar sial! Terbebas dari Aaron, aku harus menghadapi pernikahan dengan pria lain." Jiang Lily mengepalkan kedua tangannya cukup erat. Ia benar-benar tak bisa membatalkan sebuah pernikahan yang akan digelar beberapa hari lagi.     

Perempuan itu berteriak cukup keras. Jiang Lily ingin melampiaskan segala ketidakberdayaan yang melekat di dalam dirinya. Ia tak mungkin bisa menolak keputusan neneknya itu. Terlebih, ia sendiri sudah mengatakan jika akan menerima siapapun yang akan dinikahinya.     

"Sepertinya tak masalah jika aku menikah dengan seseorang. Aku bisa memberikan semua uangku agar pria itu berpura-pura kabur mengejar perempuan lain," ucap Jiang Lily pada dirinya di depan kaca. Lagi-lagi ia merencanakan sebuah hal gila atas pernikahannya sendiri.     

Jiang Lily merasa dirinya terlalu hebat. Ia beranggapan kalau seluruh dunia ada dalam genggamannya. Perempuan itu tak sadar, jika kegilaannya itu justru bisa menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.     

Di hari-hari berikutnya, mansion mewah milik Keluarga Jiang mulai sibuk dengan berbagai persiapan. Penjagaan semakin diperketat, ibarat lalat saja tak bisa masuk atau keluar dengan bebas. Hal itu dilakukannya untuk mengantisipasi jika Jiang Lily akan melarikan diri dari sana.     

Nenek Jiang benar-benar mempersiapkan segalanya dengan sangat baik. Berharap jika tak ada kesalahan apapun yang terjadi menjelang pesta pernikahan.     

"Tunggu!" seru Jiang Lily pada seorang pelayan yang kebetulan melewati kamarnya.     

"Ada yg bisa saya bantu, Nona?" tanya si pelayan pada cucu dari majikannya.     

Pelayan itu berdiri di depan pintu sebuah ruangan di mana kamar Jiang Lily berada. Sebenarnya, ia cukup cemas jika perempuan itu meminta sebuah bantuan yang mungkin akan membahayakan dirinya.     

Jiang Lily menarik si pelayan untuk masuk ke kamarnya. Ia tak ingin ada orang lain yang mendengar pembicaraan mereka berdua.     

"Mengapa semua orang tampak sangat sibuk di rumah ini? Bukankah pesta pernikahan digelar di hotel?" tanya Jiang Lily sangat penasaran.     

"Nyonya Jiang tiba-tiba merubah rencana itu, Nona. Pesta pernikahan akan digelar di mansion secara tertutup. Tamu undangan juga sangat terbatas, itupun dengan penjagaan sangat ketat," jelas pelayan itu dengan cukup hati-hati. Ia tak ingin salah menjelaskan dan membuat murka majikannya.     

Jiang Lily menghela nafasnya cukup pelan. Ia tak menyangka jika neneknya akan melakukan pernikahan seperti itu. Rasanya benar-benar sangat sulit untuk melarikan diri sebelum acara pernikahan digelar.     

"Bagaimana dengan calon suamiku?" sahut Jiang Lily dengan cukup antusias.     

"Calon suami Anda akan datang malam ini. Kami sudah menyiapkan sebuah kamar khusus untuk calon mempelai pria," jelasnya.     

Jiang Lily akhirnya memiliki kesempatan untuk menghentikan pernikahan itu. Ia akan berusaha untuk menemui calon suaminya sebelum pesta pernikahan digelar. Jika dia tak mungkin bisa keluar dari mansion, calon suaminya itu pasti bisa bebas keluar masuk dari bangunan mewah milik keluarganya. Ia akan membuat pria itu pergi sebelum hari pernikahan tiba.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.