Menantu Pungut

Jebakan Sempurna



Jebakan Sempurna

0Jiang Lily sangat syok begitu menyadari jika calon suaminya adalah Aaron Liu. Segala harapan di dalam dirinya seolah lenyap seketika itu juga. Ia tak bisa mundur atau melarikan diri saat ratusan pasang mata menatapnya.     

Dengan segenap kekuatan, perempuan itu mengepalkan kedua tangannya begitu erat. Ingin rasanya Jiang Lily menghilang begitu saja. Ia beranggapan jika pernikahan itu hanyalah kesialan baginya.     

"Kita bertemu lagi, Jiang Lily," sapa Aaron Liu dalam balutan senyuman tipis penuh kemenangan. Ia bisa melihat jika calon istrinya sangat murka saat menyadari keberadaannya.     

"Brengsek! Kamu sengaja menjebak aku, tunggu saja pembalasan atas tindakan bodoh mu ini!" gertak Jiang Lily bersamaan dengan sebuah senyuman yang sedikit dipaksakan. Ia tak mungkin memperlihatkan kekecewaannya di hadapan seluruh orang.     

Pasangan itu saling mengucapkan sebuah janji pernikahan pada pasangannya. Sebuah pernikahan yang seharusnya begitu sakral justru semakin mengobarkan dendam di dalam hati Jiang Lily.     

Bibirnya bisa saja tersenyum di hadapan ratusan pasang mata. Namun, hati tak bisa berbohong. Jiang Lily sudah berjanji pada dirinya sendiri akan membalas semua perbuatan Aaron Liu. Dia sengaja membiarkan pria itu menang untuk hari itu, tak ada lain kali bagi seorang pria yang sudah menjebaknya dan juga mengelabuhi neneknya.     

"Jangan harap aku bisa menjadi istri yang baik untukmu!" peringat Jiang Lily saat mereka berdua telah resmi menjadi pasangan suami istri.     

"Jika kamu tak bisa, biar aku saja yang menjadi suami yang baik untukmu, Istriku." Dalam sekejap saja, Aaron Liu sudah mendaratkan sebuah ciuman di hadapan para tamu undangan. Mereka melihat jika pasangan itu sangat serasi dan begitu romantis. Padahal ....     

"Hari ini aku melepaskan kamu di hadapan semua orang. Jangan harap kamu selamat lain kali!" ancam Jiang Lily sembari terus tersenyum dan memperlihatkan pada semua orang jika dirinya sangat bahagia.     

Semua orang langsung bersorak menyambut kebahagiaan pasangan pengantin. Meskipun pernikahan mereka terkesan mendadak, segala persiapan tampak sangat sempurna. Tak ada hal apapun yang mengecewakan. Segalanya berjalan sesuai rencana Nenek Jiang.     

Wanita tua itu bangkit dari tempat duduknya lalu menghampiri pasangan pengantin. Nenek Jiang sangat lega bisa melihat pernikahan Aaron Liu dan juga cucu kesayangannya. Mereka berdua terlihat sangat serasi satu sama lain.     

"Selamat atas pernikahan kalian. Nenek sangat bahagia bisa menjadikan Aaron menantu di keluarga kita," ucap Nenek Jiang pada pasangan pengantin yang baru saja meresmikan hubungan mereka.     

"Terima kasih, Nek. Aku juga sangat senang bisa menjadi bagian dari Keluarga Jiang." Aaron Liu benar-benar sangat tulus mengatakan hal itu. Ia berjanji akan menjadi seorang suami yang baik bagi istrinya.     

"Sepertinya Nenek dan juga pria miskin ini sangat puas bisa menjebak aku," sindir Jiang Lily pada neneknya dan juga seorang pria yang baru saja dinikahinya. "Apakah rasanya sangat menyenangkan?" Sebuah senyuman kecut diperlihatkan oleh perempuan itu pada dua orang di sebelahnya.     

Jiang Lily masih saja terlihat bodoh di hadapan mereka berdua. Ia tak bisa menolak ataupun melarikan diri dari acara pernikahan itu. Sebuah jebakan sempurna yang telah sengaja direncanakan oleh neneknya sendiri dan seorang pria yang telah resmi menjadi suaminya.     

Tak peduli akan kata-kata kasar yang dilontarkan oleh istrinya, Aaron Liu masih saja mengumbar senyuman seolah ia adalah pria paling bahagia. Ia tak ingin membuat orang-orang mencurigai hubungan buruk di antara mereka berdua.     

"Tentu saja, Lily! Aku sangat senang memiliki Aaron sebagai menantuku," celetuk Nenek Jiang secara langsung pada cucunya. Ia sangat tahu jika Jiang Lily sangat kecewa dengan pernikahannya.     

"Nenek terlalu berlebihan. Apa hebatnya Aaron bagi keluarga kita?" sahut Jiang Lily dengan wajah sangat muram. Tak pernah paham ataupun mengerti dengan sesuatu yang dinilai istimewa dari pria yang sudah menjadi suaminya itu.     

"Nanti ... kamu juga akan tahu sendiri!" Begitulah jawaban Nenek Jiang atas pertanyaan cucunya. Ia sangat yakin jika Jiang Lily akan memahami maksud tersembunyi di balik perjodohan itu.     

Tak secuil kebahagiaan yang dirasakan oleh Jiang Lily. Hanya kekecewaan dan juga perasaan kesal yang begitu menyesakkan dirinya. Rasanya begitu sulit untuk menerima Aaron Liu sebagai suaminya sendiri.     

Namun, hal berbeda justru dirasakan oleh Aaron Liu. Ia merasa sangat tertantang untuk menaklukkan perempuan keras kepala yang tak pernah mau menganggapnya itu. Tak peduli hal buruk apa yang akan dilakukan Jiang Lily, pria itu akan berusaha untuk menjadi seorang suami yang baik bagi istrinya.     

"Kalian langsung beristirahat saja! Nanti malam ada acara makan malam di rumah kita," ucap Nenek Jiang pada pasangan yang baru saja meresmikan hubungan. "Antar mereka ke kamarnya!" perintah pemilik mansion pada seorang pelayan.     

"Baiklah, Nek. Sebaiknya Nenek juga beristirahat," bujuk Aaron Liu karen tak ingin Nenek Jiang kelelahan karena rangkaian acara panjang yang begitu padat.     

Mereka semua telah masuk ke kamar masing-masing. Semua tamu undangan juga telah meninggalkan acara pesta pernikahan itu. Hanya ada beberapa orang yang sedang membersihkan area depan yang tadi dipakai untuk acara. Beberapa orang yang lainnya juga tampak sibuk menyiapkan acara makan malam untuk nanti.     

Begitu masuk ke sebuah kamar yang sengaja didesain khusus untuk pasangan pengantin, Jiang Lily langsung tersenyum kecut dengan pemandangan itu. Ia merasa sangat muak dengan kehidupan yang harus dijalaninya bersama Aaron Liu.     

"Nanti malam, tidurlah di kamar sebelah! Aku tak mau satu ranjang denganmu," ketus Jiang Lily pada seorang pria yang tak lain adalah suaminya.     

"Jika kamu mau, pergilah ke kamar sebelah. Aku tak ingin mengecewakan nenek dengan mengikuti keinginanmu yang berlebihan." Aaron Liu memberikan sebuah balasan telak agar perempuan itu tak terus menginjak harga dirinya.     

Yang sebenarnya terjadi ... Nenek Jiang meminta secara khusus agar Aaron Liu bersedia membimbing Jiang Lily menjadi jauh lebih baik. Bahkan pria itu boleh melakukan apapun pada seorang perempuan yang sudah resmi menjadi istrinya.     

Tak hanya itu saja, Nenek Jiang juga meminta Aaron Liu untuk segera menghamili cucunya. Bagaimana bisa menghamili Jiang Lily jika mereka saja tak tidur seranjang? Hal itu akan menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi pria tampan itu.     

"Sial! Mengapa aku bisa terjebak dengan pria licik seperti kamu?" teriak Jiang Lily sembari berusaha untuk melepaskan gaun pengantin yang masih dipakainya.     

"Sepertinya kamu sedang memaki dirimu sendiri. Bukankah kamu yang begitu licik dengan merencanakan beberapa hal jahat?" balas Aaron Liu tanpa rasa takut sedikit pun. Ia hanya akan membuat perempuan itu tidak melakukan hal yang membahayakan dirinya.     

Jiang Lily terlihat sangat kesulitan membuat gaun pengantinnya. Ia tak ingin meminta bantuan dari seorang pria yang sangat dibencinya. Namun, berbagai usaha telah dilakukannya dan sama sekali tak berhasil.     

"Jika membutuhkan bantuan, kamu bisa memintanya secara langsung pada suamimu ini," goda Aaron Liu sebelum mendekati istrinya yang tampak frustrasi membuka gaun yang dipakai dalam pesta pernikahan tadi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.