Menantu Pungut

Rencana Busuk



Rencana Busuk

0Nenek Jiang tersenyum kecut mendengar sebuah pertanyaan yang sengaja menyudutkan dirinya. Bukan masalah sebuah posisi, kedua anak adiknya itu telah melakukan bisnis gelap yang mungkin saja akan merusak pasar JL Fashion.     

"Apakah kamu menyadari posisi itu? Haruskah aku perjelas di sini? Soal perusahaan ilegal yang kalian dirikan itu .... " Sebenarnya Nenek Jiang sama sekali tak ingin membahas hal itu. Namun, mereka seolah sengaja ingin memanfaatkan momen istimewa di Keluarga Jiang.     

"Kami berdua telah ditipu, Bibi Jiang. Perusahaan itu sama sekali bukan milik kami. Aku dan kakak hanya terlalu bodoh dan justru terjebak di sana." Wen Hui mencoba untuk menjelaskan hal itu secara langsung pada bibinya. Ia sedang berupaya untuk mendapatkan sebuah posisi di perusahaan JL Fashion.     

Suasana semakin memanas, Jiang Lily hanya bisa menahan senyuman menyaksikan kedua pamannya yang begitu bodoh dan juga ceroboh. Mereka berdua hanyalah dua pria yang tak bisa diandalkan dan selalu menjadi parasit bagi ibunya.     

Aaron Liu semakin bingung berada dalam situasi tersebut. Ia tak ingin untuk membela salah satu pihak dan justru akan memperumit hubungan mereka.     

Setelah berpikir beberapa saat, menantu Keluarga Jiang itu akhirnya membuka suara. Ia berharap jika perkataannya itu tak akan membuat hubungan mereka menjadi semakin buruk.     

"Bagaimana jika kita meminta seorang paman untuk membantu kita di perusahaan, Nek? Tak ada salahnya jika kita memberikan kesempatan," ujar Aaron Liu dengan perasaan ragu dan juga takut jika akan mendapatkan penolakan dari nenek mertuanya.     

"Apa-apaan itu, Aaron! Apakah kamu sudah siap memelihara seorang penghianat di perusahaan kita?" celetuk Jiang Lily tanpa memikirkan perasaan dari kerabatnya itu. Perempuan itu memang selalu melontarkan kata-kata tanpa berpikir.     

"Hentikan, Lily! Mengapa kamu begitu tega menuduh paman kamu sendiri seperti itu?" Wen Ziyi menunjukkan wajah memelas dan sangat menyedihkan. Ia seolah sangat terluka oleh perkataan perempuan itu.     

Pemilik JL Fashion itu mulai memikirkan saran Aaron Liu beberapa saat lalu. Sebenarnya tak terlalu buruk untuk mengajak salah satu dari mereka untuk bergabung dengan perusahaan.     

Selain mereka bisa mengawasi dan juga terus memantau gerak-geriknya, mungkin saja akan ada informasi penting yang bisa didapatkan dari pria itu. Nenek Jiang sedang mempertimbangkan saran dari Aaron Liu untuk mempekerjakan salah satu dari mereka.     

"Aku setuju dengan saran Aaron. Mulai besok, Wen Hui bisa membantu di perusahaan. Kuharap kamu tak mengecewakan kami semua," peringat Nenek Jiang pada keponakannya.     

"Terima kasih, Bibi. Aku akan bekerja keras dan melakukan yang terbaik untuk JL Fashion." Wen Hui begitu bersemangat, ia benar-benar sangat antusias untuk bergabung dengan perusahaan besar dan sangat maju milik Keluarga Jiang.     

"Lebih baik kalian menginap saja di sini! Besok pagi kalian baru kembali pulang." Nenek Jiang menginginkan mereka semua untuk tinggal di mansion malam itu. Selain sudah cukup larut, rasanya tak nyaman menyuruh mereka untuk segera pulang.     

Akhirnya seorang wanita dan dua anaknya itu menginap di mansion mewah Keluarga Jiang. Untung saja, telah banyak kamar yang telah disiapkan sebelumnya.     

Tak berapa lama, Nenek Jiang langsung masuk ke dalam kamar. Ia merasa sedikit lelah dan harus segera beristirahat. Beberapa orang masih terlihat mengobrol di ruang keluarga. Jiang Lily juga sudah pamit untuk kembali ke kamarnya.     

"Sepertinya saya sedikit lelah. Saya mohon undur diri untuk kembali ke kamar," pamit Aaron Liu pada mereka semua. Dia pun bergegas masuk ke dalam kamar di mana istrinya sudah masuk duluan.     

Sampai di kamar, Jiang Lily melemparkan tatapan tak senang pada suaminya. Ia masih saja tak paham dengan ide tak masuk akal untuk memasukkan pamannya ke perusahaan.     

Aaron Liu tentu sangat sadar jika istrinya tak menyetujui usulan itu. Namun, ia memiliki sebuah rencana tersendiri atas mereka semua. Sedikit banyak, Nenek Jiang sudah menceritakan mengenai kebusukan Keluarga Wen.     

"Apa kamu sengaja membuat mereka memata-matai perusahaan kita? Apakah kamu tak sadar jika usulmu itu akan sangat membahayakan perusahaan kita?" Baru juga masuk ke kamar, Jiang Lily sudah menghujani suaminya dengan beberapa pertanyaan sekaligus. Ia sama sekali tak paham dengan pemikiran Aaron Liu.     

"Tenanglah! Semua pasti akan baik-baik saja. Nenek juga sudah menyetujui hal ini. Tentu saja itu sudah melalui sebuah pertimbangan panjang dan tak asal memutuskan," jelas Aaron Liu pada sosok perempuan yang sejak awal sama sekali tak menghargai dirinya.     

"Aku tak mau ikut campur jika mereka kembali berulah!" tegas Jiang Lily dengan nada meninggi. Sebuah ucapan penuh penekanan yang mempertegas jika dirinya tak mau terlibat dengan Keluarga Wen.     

Rasanya sangat memusingkan berhadapan langsung dengan istrinya. Aaron Liu lalu mencari sesuatu di kantong celananya. Kemudian ia beralih menuju ke meja di samping ranjang.     

Namun, pria itu sama sekali tak menemukan sesuatu yang sedang dicarinya. Ekspresi bingung yang ditunjukkan itu cukup menarik perhatian Jiang Lily. Membuat perempuan itu sangat penasaran apa yang sedang dicari oleh suaminya.     

"Apa yang sedang kamu cari, Aaron? Kamu tampak seperti anak ayam kehilangan induknya," sindir cucu kesayangan dari Nenek Jiang itu.     

"Sepertinya ponselku tertinggal di ruang keluarga. Aku akan mengambilnya dulu." Aaron Liu bergegas keluar dengan sedikit cemas. Ia benar-benar lupa telah meletakkan ponsel itu di suatu tempat.     

Tak lama setelah keluar dari kamar, Aaron Liu berjalan pelan menuju ke ruang keluarga. Namun, ada sesuatu yang membuatnya langsung menghentikan langkah saat itu juga. Ia pun menyembunyikan diri di sebelah lemari yang berada tak jauh dari ruang keluarga.     

Ada sebuah rencana busuk yang sedang dibicarakan oleh seorang wanita dengan dua anak itu. Aaron Liu cukup terkejut saat mendengarkan pembicaraan mereka bertiga. Antara percaya dan tak percaya, ia akhirnya bisa mendengar sendiri jika mereka telah merencanakan kejahatan pada Keluarga Jiang.     

"Apakah Mama sudah memiliki rencana untuk mengambil alih JL Fashion?" tanya Wen Rou yang kebetulan duduk tak jauh dari ibunya. Pria itu berbicara setengah berbisik. Tentunya mereka tak mau jika sampai ada yang mendengar pembicaraan itu.     

"Pelankan suaramu! Kita tak mungkin bisa mengambil alih perusahaan selama wanita tua itu masih hidup," jawab Wen Ziyi atas pertanyaan anaknya. Wanita itu kembali memperhatikan sekeliling untuk memastikan tak ada seorang di sekitar sana.     

"Apakah maksud Mama ... kita harus menghabisi Bibi Jiang? Bagaimana dengan Jiang Lily? Dia tak mungkin diam saja saat kita mengambil alih perusahaan," sahut Wen Hui dengan sedikit cemas.     

Sudah berbagai cara telah dilakukan oleh Keluarga Wen untuk mencelakai Nenek Jiang. Sayangnya, mereka tak pernah benar-benar berhasil. Hal itu dilakukan hanya demi harta kekayaan yang dimiliki oleh nenek dan juga cucu perempuannya itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.