Menantu Pungut

Pria Asing Yang Tidur Seranjang



Pria Asing Yang Tidur Seranjang

0Jiang Lily masih saja merasa gelisah karena ibu dan anak dari Keluarga Wen tak kunjung datang. Ia cukup curiga jika mereka berdua sedang merencanakan sesuatu yang mungkin saja akan berbahaya.     

"Maaf, kami terlambat." Wen Ziyi datang bersama dengan anak bungsunya. Mereka berdua tampak panik dan juga terlihat sedikit lelah.     

"Mengapa kalian bisa sangat terlambat sampai ke kantor? Bukankah sebelum kami berangkat kalian sudah pergi duluan?" Jiang Lily bertanya dengan nada tak senang. Mereka berdua sama sekali tak memiliki niat yang sungguh-sungguh untuk bekerja di perusahaan.     

"Tadi Mama harus pulang dan mengganti pakaiannya. Hal itulah yang membuat kami terlambat, Lily," sahut Wen Hui yang kebetulan juga terlambat datang dengan ibunya.     

Alasan apapun yang dikatakan oleh mereka berdua, sama sekali tak memuaskan Jiang Lily. Perempuan itu sama sekali tak berbesar hati untuk memaafkan keterlambatan mereka.     

Bukan tanpa alasan ia melakukan hal itu. Jiang Lily hanya menghindari berbagai hal buruk yang mungkin saja akan dilakukan oleh Keluarga Wen.     

"Kuharap kalian berdua tak lagi datang terlambat. Meskipun kita masih kerabat dekat, aku tak akan mentolerir kesalahan apapun," tegas Jiang Lily pada pasangan ibu dan anak itu. "Lebih baik Paman membantu Nyonya Wen untuk menyelesaikan pekerjaannya. Ada hal penting yang ingin aku bicarakan dengan suamiku," ucapnya sangat menyakinkan.     

"Terima kasih, Lily." Ibu dan anak itu akhirnya keluar dari ruangan presdir. Mereka bergegas pergi menuju ke sebuah ruangan di mana Wen Ziyi mulai bekerja.     

Aaron Liu masih menatap sosok perempuan yang bisa begitu tegas bahkan terhadap kerabatnya sendiri. Perempuan itu adalah cucu dari pemilik perusahaan yang baru kemarin dinikahinya. Tak biasanya seorang perempuan bisa mengendalikan situasi dalam waktu sekejap.     

Ada daya tarik tersendiri di mata Aaron Liu. Istrinya itu jauh berbeda dari beberapa perempuan yang pernah dikenalnya. Bahkan dengan mantan tunangannya sendiri, terlihat kesenjangan yang cukup jauh di antara mereka berdua.     

"Kamu benar-benar sangat hebat dalam menjalankan perusahaan, Lily," puji Aaron Liu lalu bangkit dari kursi dan mendekati istrinya.     

"Aku memang hebat dan sangat berbakat memimpin perusahaan, tapi kamulah yang dipilih nenek untuk menggantikannya. Sejujurnya ... aku sangat kecewa dan juga sakit hati karena hal itu," ungkap Jiang Lily pada Presiden Direktur JL Fashion, yang tak lain adalah suaminya sendiri.     

"Ayolah, Istriku! Jangan berpikir berlebihan! Aku di sini hanya membantumu saja. Tidak bisakah kamu belajar untuk memperlakukan aku sebagai suamimu?" Aaron Liu berharap jika perempuan itu mau menerimanya sebagai seorang suami. Meski mereka berdua hanya dijodohkan, pria itu tak ingin main-main dalam sebuah pernikahan.     

Aaron Liu sudah berjanji pada Nenek Jiang untuk lebih bersabar dalam menghadapi istrinya. Meski mereka berdua masih belum memiliki perasaan saling cinta, ia berharap jika suatu hari ada sebuah keajaiban yang mendatangi mereka berdua.     

Entah itu cepat atau lambat, Aaron Liu akan menunggu sampai Jiang Lily benar-benar bisa mencintainya. Bagaimana jika yang terjadi justru yang sebaliknya? Pria itu tak berani membayangkan hari terburuk itu akan tiba.     

"Pernikahan kita tak didasari oleh perasaan apapun, Aaron. Bahkan kita hanyalah dua orang asing yang tidur di ranjang yang sama. Aku juga tahu jika kamu masih mencintai Miranda. Begitu juga denganku, aku masih berharap bisa menemukan Li Xian." Jiang Lily seolah tak ingin memberikan secuil harapan untuk suaminya. Entah kehidupan pernikahan yang seperti apa yang harus mereka jalani.     

"Lebih baik kita mulai bekerja saja. Pembahasan ini rasanya tak akan pernah usai. Di mana rancangan busana musim panas yang akan segera diluncurkan itu?" tanya Aaron Liu pada seorang perempuan yang terlihat melamun untuk beberapa saat.     

Jiang Lily mengambil sebuah map besar yang berada tak jauh dari meja kerja Aaron Liu. Ia sengaja untuk membantu suaminya di hari pertama bekerja di JL Fashion. Selain itu, Nenek Jiang sudah berpesan agar ia juga memperhatikan pria itu. Tak bisa dipungkiri jika dirinya telah menjadi istri dari seorang pria pilihan neneknya.     

Aaron Liu mulai memperhatikan setiap desain terbaru yang akan menjadi trend busana musim panas. Sedikit banyak, ia cukup mengetahui mengenai dunia fashion. Pria itu pernah membantu Miranda Choi membangun sebuah fashion store beberapa waktu lalu.     

Apa yang sudah dibangunnya dari nol, justru tak mendapatkan hasilnya. Miranda Choi mengklaim jika fashion store itu miliknya. Padahal sudah sangat jelas jika semua uang berasal dari Keluarga Liu.     

"Cukup bagus dan terlihat simpel namun tetap elegan. Akan lebih baik jika kita tambahkan beberapa motif bunga-bunga," saran Aaron Liu atas sebuah pakaian musim panas yang akan diluncurkan oleh JL Fashion.     

"Nanti akan aku katakan pada tim desain. Pagi ini mereka juga harus menyerahkan desain gaun malam yang akan dipakai di peragaan busana pekan depan." Jiang Lily menjelaskan beberapa proyek yang sedang dikerjakan oleh JL Fashion.     

"Apakah peragaan busana itu memakai merk kita? Maksudnya brand JJ Fashion .... " Aaron Liu hanya ingin memastikan mengenai segala proyek yang dikerjakan oleh perusahaan Keluarga Jiang.     

Pertanyaan yang cukup menarik bagi Jiang Lily. Sebagai orang baru, Aaron Liu tergolong sangat memahami mengenai bisnis fashion. Hal itu cukup mengejutkan bagi perempuan itu.     

Ada nilai tambah dari seorang Jiang Lily pada suaminya. Ia tak menyangka jika pria itu cukup bisa diandalkan. Selama ini, cucu dari Nenek Jiang itu merasa salah telah meremehkan suaminya itu.     

"Benar! Itu peragaan busana pertama di tahun ini yang menggunakan brand kita. Semoga saja apa yang ditargetkan oleh perusahaan bisa tercapai." Jiang Lily mengharapkan sesuatu yang sangat besar terjadi di tahun itu. Ia menginginkan perusahaan bisa berkembang pesat dan menjadi brand dunia.     

"Aku juga berharap jika JL Fashion bisa menjadi brand ternama dunia," sahut Aaron Liu penuh antusias.     

Mereka berdua akan bekerjasama sama untuk mewujudkan cita-cita besar dari kerajaan bisnis Keluarga Jiang. Untuk mencapai dalam titik itu, membutuhkan sebuah perjuangan dan juga pengorbanan yang tak sedikit.     

Tak lama setelah mereka berbincang serius, seseorang datang dengan membawa beberapa desain gaun malam untuk peragaan busana. Tim desain sengaja memperlihatkan hasil kerja keras mereka sebelum dikirimkan ke bagian produksi.     

"Ini desain gaun malam yang akan kami kirim ke pabrik, Nona. Silahkan Anda periksa sebelum dikirim," ucap seorang staf bagian desain.     

"Baiklah! Aku akan melihatnya sebentar." Jiang Lily mengambil beberapa desain lalu memperlihatkan juga pada suaminya. Ia ingin mendengar pendapat dari pimpinan perusahaan.     

Aaron Liu memperhatikan setiap bagian dari desain tersebut. Ia sangat teliti soal detail dan juga hal sekecil apapun. Hingga pria itu mengerutkan keningnya, setelah melihat desain terakhir yang ada di tangannya.     

"Apakah kamu tak merasa familiar dengan desain ini?" Aaron Liu memberikan selembar kertas dari tangannya.     

Ekspresi Jiang Lily langsung berubah seketika itu juga. Seolah ada hal buruk baru saja menghampiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.