Menantu Pungut

Hanya Peduli Padamu!



Hanya Peduli Padamu!

"Hentikan, Lily! Jangan berlebihan seperti itu! Mengapa kamu datang ke sini?" Aaron Liu tak ingin jika emosi istrinya akan meledak.     

Pria itu memang sempat berpikir untuk tak peduli dengan pembicaraan mereka. Namun, sangat tak bijak jika Aaron Liu hanya menjadi seorang penonton saja.     

Jiang Lily beralih memandang ke arah suaminya. Ia berpikir jika Aaron Liu sengaja ingin membela Lee Hana. Muncul kecurigaan di dalam hati, mengenai hubungan mereka berdua.     

"Ada apa, Aaron? Apakah kamu sengaja ingin melindungi Nona Lee?" tuduh seorang perempuan yang baru beberapa hari diinikahi oleh pria itu.     

"Mengapa Nona Lee harus dilindungi? Dia bahkan jauh lebih hebat daripada aku." Aaron Liu sengaja menunjukkan ekspresi tak senang. Ia sengaja ingin membuat istrinya semakin terbakar kecemburuan.     

Hal itu adalah sebuah pelajaran yang diberikan oleh Aaron Liu karena Jiang Lily memintanya untuk mencari seorang kekasih. Secara tak langsung, perempuan itu sama sekali tak menganggap dirinya sama sekali.     

Padahal jelas-jelas, Aaron Liu ingin memulai sebuah hubungan serius dengan cucu dari seorang wanita yang sudah menyelamatkan dirinya. Namun, yang terjadi justru sangat rumit. Jiang Lily malah mencintai seorang pria yang entah di mana ia berada.     

Aaron Liu bangkit dari kursi, ia langsung bergegas keluar dari ruangan itu. Di belakangnya, Lee Hana mengikuti seorang pria yang bertanggung jawab atas JL Fashion. Perempuan itu tak mungkin tak mengantarkan atasannya hingga ke depan.     

"Sepertinya aku harus kembali ke perusahaan, Nona Lee. Besok pagi, aku akan kembali ke sini untuk melihat hasil kerja kerasmu nanti," pamit Aaron Liu pada seorang manajer cantik yang dipercaya oleh Nenek Jiang.     

"Semoga perjalanan Anda lancar, Presdir," balas Lee Hana dengan sebuah senyuman merekah yang begitu indah di wajahnya.     

Jiang Lily tersenyum kecut atas pemandangan itu. Ia sama sekali tak menyukai momen menjijikkan antara suaminya dan juga perempuan cantik yang bertanggung jawab atas proses produksi.     

Tanpa mengatakan apapun, perempuan itu masuk ke dalam mobil. Ia pun duduk tepat di sebelah Aaron Liu yang terlihat kesal atas ulah istrinya. Suasana perjalanan benar-benar tak menyenangkan. Mereka berdua sama sekali tak mengatakan sepatah kata pun.     

Hingga tak berapa lama, Jiang Lily menyadari sesuatu yang salah. Ia pun kembali melemparkan tatapan tajam pada suaminya dengan penuh tanya. Rasanya ada sesuatu yang kurang saat Aaron Liu berada di mobilnya.     

"Bukankah kamu berangkat dengan membawa mobil? Di mana mobilmu?" tanya Jiang Lily sangat cemas. Bukan karena mobil itu, ia takut jika terjadi apa-apa dengan suaminya.     

"Mobilku ada di bengkel. Tadi tak sengaja aku menginjak rem tiba-tiba, jadi tertabrak sebuah mobil di belakangnya," jelas Aaron Liu tanpa menjelaskan secara detail semua yang telah dialaminya tadi.     

Jiang Lily tak langsung percaya mengenai hal itu. Ia sangat yakin jika pria di sebelahnya, sengaja merahasiakan sesuatu yang seharusnya cukup penting.     

Perempuan itu mulai memikirkan segala kemungkinan yang mungkin saja terjadi. Jiang Lily hanya ingin mendengar hal sebenarnya dari Aaron Liu.     

"Apa kamu sengaja ingin menutupi sesuatu? Apakah ada seseorang yang kembali mengikuti kamu?" cerca Jiang Lily dalam beberapa pertanyaan sekaligus. Ia cukup yakin jika sesuatu yang buruk telah dilalui oleh suaminya.     

"Aku tak yakin akan hal itu. Saat aku menanyakan hal itu, pengemudi mobil tak mau mengaku jika telah menguntit. Dia justru membuat aku terpojok dan tak bisa melakukan apapun," jelas Aaron Liu dengan berbagai tekanan dan juga banyak pertanyaan di dalam hatinya.     

"Apa! Jadi penguntit itu yang telah membuat mobilmu rusak?" Jiang Lily menjadi sangat cemas. Tak seharusnya Aaron Liu meninggalkan rumah tanpa melakukan pengawalan apapun. Hal itu cukup mengkhawatirkan dan membuatnya sangat panik.     

Respon Jiang Lily cukup berlebihan bagi Aaron Liu. Hal itu juga yang membuatnya memilih untuk tak mengatakan apapun lagi. Ia memilih diam tanpa menanggapi kata-kata dari istrinya.     

Hingga tak berapa lama, mereka berdua telah sampai di depan gedung pencakar langit milik JL Fashion. Pasangan itu bergegas masuk dan langsung menuju ke ruangan presdir.     

Jiang Lily juga terus mengikuti suaminya. Ia masih sangat cemas atas kondisi Aaron Liu yang terlihat tak baik-baik saja.     

Begitu masuk ke dalam ruangannya, mereka melihat seseorang yang tengah duduk di sana. Wajah cemas tergambar dalam setiap sorotan tamu kehormatannya kali ini.     

"Nenek! Mengapa Nenek tak mengatakan akan ke sini?" Aaron Liu langsung menghampiri wanita tua itu. Ia bisa melihat jika Nenek Jiang terlalu cemas dan juga tak tenang.     

"Mengapa kamu tak mengatakan jika mengalami masalah di jalanan?" tanya Nenek Jiang sedikit kesal. Ia tak ingin jika menantu kesayangannya itu sampai terluka ataupun berada dalam bahaya.     

Aaron Liu dan Jiang Lily sama-sama terkejut mendengar pertanyaan itu. Ia tak menyangka jika Nenek Jiang akan begitu cepat mengetahui hal itu. Tak masuk akal dan juga sulit untuk diprediksi.     

Padahal ... Jiang Lily saja baru mengetahui beberapa saat tadi. Bagaimana Nenek Jiang sudah lebih dulu mengetahuinya? Pertanyaan itulah yang begitu mengusik hati Aaron Liu yang tak bisa mengelak lagi.     

"Itu bukan masalah besar, Nek. Aku benar-benar mohon maaf karena lagi-lagi merusak mobil Nenek," sesal Aaron Liu pada seorang wanita yang memperlakukan dirinya dengan sangat baik.     

"Aku sama sekali tak mengkhawatirkan mobil itu, Aaron! Aku hanya peduli padamu. Mulai besok, kamu harus membawa dua bodyguard untuk mengawal jika akan meninggalkan rumah," tegas Nenek Jiang pada seorang pria muda yang sudah dipercaya untuk memimpin perusahaan dan juga menikahi cucunya.     

Aaron Liu merasa sangat tersentuh pada ucapan Nenek Jiang. Wanita tua itu yang selalu peduli dengan kondisinya yang begitu menyedihkan. Hal itu juga yang membuat pria itu tak mampu menolak perjodohan itu.     

Jiang Lily hanya terdiam, sembari memperhatikan pembicaraan mereka berdua. Ia tiba-tiba merasa sangat takut jika terjadi sesuatu pada suaminya. Meskipun ia sama sekali tak mencintainya, segalanya terasa sangat berbeda kali ini.     

"Terima kasih, Nek. Aku baik-baik saja sekarang. Semoga kedepannya, tak ada lagi seseorang yang mencoba untuk mencelakai keluarga kita," ujar Aaron Liu penuh harap. Ia sendiri juga sangat mencemaskan keselamatan dari Jiang Lily dan juga Nenek Jiang.     

"Aku akan memperketat pengamanan di rumah ataupun perusahaan. Walaupun begitu, kalian harus tetap berhati-hati." Nenek Jiang berupaya untuk mewanti-wanti agar mereka berdua berhati-hati.     

Jiang Lily merasa sangat penasaran, sosok orang yang yang telah memberitahukan hal itu pada neneknya. Ia pun memutuskan untuk bertanya Langsung pada Nenek Jiang.     

"Dari mana Nenek mengetahui jika ada seseorang yang berusaha untuk mencelakai Aaron?" tanya Jiang Lily sangat penasaran.     

"Wen Ziyi yang menghubungi aku tadi," jawab wanita tua itu dengan tak yakin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.