Menantu Pungut

Pria Sampah!



Pria Sampah!

0Tak ingin terjadi keributan di sana Nenek Jiang berusaha untuk mengendalikan dirinya. Ia pun memilih untuk pergi mengurus beberapa hal yang harus diselesaikan.     

Di tempat lain, Aaron Liu dan juga Jiang Lily masih dalam perjalanan menuju ke Mi Su Fashion Store. Terlihat pria itu begitu gelisah dan sangat tak nyaman di sebelah istrinya. Hal itu tentu saja menarik perhatian dari seorang perempuan yang terpaksa menerima perjodohan itu.     

"Apakah kamu takut untuk bertemu dengan Miranda?" celetuk Jiang Lily untuk mengawali pembicaraan di antara mereka berdua. Ia sangat yakin jika Aaron Liu benar-benar merasa tak nyaman dengan pertemuannya itu.     

"Bukan soal takut. Rasanya seperti harus kembali membuka sebuah luka yang masih belum kering." Begitulah jawaban Aaron Liu kepada istrinya. Ia sendiri tak terlalu yakin jika Miranda akan menyambut baik kedatangan mereka berdua.     

Jiang Lily sangat mengerti akan hal itu. Ia sendiri juga tak tegas jika suaminya harus mendapatkan rasa sakit dari mantan tunangannya itu. Namun, masalah pembatalan kontrak itu harus segera diselesaikan. Menundanya justru akan mempersulit JL Fashion di kemudian hari.     

Setidaknya untuk sementara waktu, Aaron Liu harus menahan perasaannya. Setelah pembatalan kontrak itu, seharusnya tak ada hubungan apapun yang bisa mempertemukan mereka berdua.     

"Haruskah kita kembali saja ke perusahaan? Kita bisa meminta seseorang untuk mengirimkan surat pembatalan kontrak." Jiang Lily tak ingin mempersulit suaminya. Ia akan melakukan apapun untuk kebaikan Aaron Liu.     

"Tak perlu! Seperti katamu tadi ... akan lebih baik jika kita segera memutuskan hubungan kerjasama dengan Miranda." Aaron Liu kembali terdiam, ia mengalihkan pandangan ke arah samping. Pria itu memiliki untuk menyaksikan padatnya jalanan sepanjang perjalanan.     

Hingga tak berapa lama, mereka berdua telah sampai di sebuah gedung tiga lantai bertuliskan 'Mi Su Fashion Store' yang cukup besar. Suasana toko tampak cukup ramai pengunjung. Pasangan itu masuk berdua saja, meninggalkan dua bodyguard yang mengantar kepergian mereka.     

Baru saja melewati pintu depan toko itu, mereka sudah disambut dengan tatapan tajam dari owner. Seorang perempuan cantik yang terlihat sedang hamil muda seolah sengaja menunggu kedatangan mereka.     

"Selamat datang, Presdir JL Fashion yang baru. Selamat datang, Nona Jiang," sapa Miranda Choi dalam senyuman sinis atas ketidaksukaannya pada pasangan itu. "Ada yang bisa saya bantu?" Perempuan itu kembali bersandiwara dengan membuat seolah-olah ia adalah nyonya rumah yang sangat baik dan ramah.     

"Ada hal penting yang ingin kami sampaikan pada Anda," jawab Jiang Lily tanpa ekspresi.     

Sudah terlihat begitu jelas jika Miranda Choi sama sekali tak mengharapkan kedatangan mereka. Ia lebih menyukai Wen Ziyi yang mengurus segala sesuatu mengenai bisnis JL Fashion.     

Miranda Choi kembali tersenyum dan memberikan isyarat pada pasangan itu. Ia sengaja mengajak mereka berdua ke sebuah ruangan, di mana para pengunjung toko tak mendengar pembicaraan mereka nantinya.     

"Silahkan masuk! Rasanya tak nyaman mengobrol di hadapan pelanggan. Mengapa tak meminta Nyonya Wen untuk datang kesini saja? Beliau pasti tak akan keberatan." Miranda langsung duduk di sebuah kursi yang berada di hadapan dengan mereka berdua. Sedikit banyak, ia sudah mendengar kedatangan mereka ke toko.     

"Tak perlu berbasa-basi, Miranda! Kami datang untuk mengirimkan surat pembatalan kontrak kerja sama dengan JL Fashion. Permintaan yang Anda minta kali terakhir sedikit tak masuk akal bagi kami," ujar Aaron Liu mengenai tujuan mereka berdua datang ke menemui perempuan itu.     

"Apa! Pembatalan kontrak? Kalian pikir kontrak kerja sama itu main-main!" Miranda cukup syok dengan sesuatu yang baru saja didengarnya. Ia benar-benar tak mengerti dengan cara pikir dari perusahaan besar seperti JL Fashion.     

Perempuan itu tertawa sendiri, rasanya tak masuk akal jika JL Fashion sampai membatalkan kontrak kerjasamanya. Sebuah mimpi buruk yang bisa saja berubah menjadi sebuah petaka bagi Mi Su Fashion Store. Tak ada brand lain yang bisa masuk ke dalam konsep mereka.     

Miranda mulai memandang hina mantan tunangannya itu. Ia berpikir jika keberadaan Aaron Liu telah membuat pemilik perusahaan melakukan hal itu. Kebencian di dalam hatinya tiba-tiba serasa akan meledak saat itu juga.     

"Apakah ini gara Pria sampah ini?" tunjuk Miranda pada seorang pria yang seharusnya menjadi suaminya. Namun, karena musibah yang menimpa keluarga Aaron Liu, perempuan itu langsung membuangnya seperti sampah.     

"Tutup mulutmu, Miranda Choi! Bahkan kamu adalah seorang perempuan yang jauh lebih hina dari sampah itu sendiri," sahut Aaron Liu dalam segala kebencian yang selama ini tersimpan rapat di dalam hatinya.     

"Jangan sombong kamu, Aaron! Kamu hanyalah seonggok sampah yang dipungut di jalanan dan dijadikan seorang Menantu Pungut oleh Keluarga Jiang!" hina Miranda tanpa mempedulikan perasaan dari seorang pria yang sudah mengorbankan banyak hal baginya.     

Sebuah kata-kata hinaan yang terdengar begitu menyesakkan bagi Jiang Lily. Ia tak menyangka jika perempuan itu begitu mengerikan dan juga sangat menjijikkan.     

Ia bisa melihat jika Aaron Liu sedang menahan perasaannya. Wajahnya merah padam karena menahan segala emosi yang ingin meledak di dalam dada.     

"Sebelum berucap, sebaiknya berkaca dulu! Bukankah kamu jauh lebih menjijikkan dari itu? Bahkan kamu rela ditiduri oleh pria yang bukan calon suamimu! Dasar perempuan murahan!" geram Jiang Lily atas berbagai penghinaan yang telah dilontarkan oleh Miranda.     

"Brengsek!" Miranda berniat untuk mendaratkan sebuah tamparan pada Jiang Lily.     

Namun, dalam sekali gerakan saja ... Aaron Liu berhasil menangkisnya. Pria itu melemparkan tatapan tajam dengan tangan yang mencengkeram erat pada pergelangan tangan Miranda. Ia tak bisa menerima atas sikap kasarnya pada sang istri.     

"Tangan kotormu itu tak berhak menyentuh istriku, apalagi sampai menamparnya. Kamu terlalu menjijikkan, Miranda!" Aaron Liu mendorong pelan perempuan itu lalu merangkul pundak Jiang Lily. "Jika kamu ingin melakukan protes atas pembatalan kontrak ini, silakan hubungi tim hukum perusahaan kami," tegasnya sebelum keluar dari ruangan itu.     

Dalam sekejap saja, Aaron Liu dan juga Jiang Lily keluar dari ruangan itu. Mereka tak ingin berlama-lama berada di sebuah tempat menjijikkan seperti itu.     

Sedangkan Miranda ....     

"Brengsek! Aku akan menghancurkan kalian berdua! Apa kalian pikir bisa merendahkan aku!" Wanita itu benar-benar sangat murka dan tak terkendali. Miranda Choi pada sudah tak bisa mengendalikan dirinya. Ia menghancurkan semua benda yang ada di sana, seperti seorang manusia yang kehilangan akal sehatnya.     

Dalam amarah yang tak kian meredup, Miranda Choi berusaha untuk menghubungi seseorang. Ia merasa harus memberikan pelajaran pada pasangan suami istri yang sangat sombong itu.     

"Lakukan sesuai rencana kita!" perintah Miranda pada seseorang yang berbicara di telepon. Ia sudah sangat kalap dan tak bisa mengendalikan dirinya sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.