Menantu Pungut

Situasi Berbahaya!



Situasi Berbahaya!

0Aaron Liu dan juga Jiang Lily berada di sebuah mobil yang melaju. Kebetulan sekali, mereka berdua bersama dua bodyguard yang mengawalnya.     

Di saat mobil melaju kencang memecahkan keramaian jalanan, tiba-tiba mobil itu terhimpit dari kiri, kanan dan belakang. Tak ada yang bisa dilakukan oleh si supir selain melaju lurus untuk maju.     

"Ada apa ini?" Jiang Lily cukup panik saat mendapati mobilnya sengaja dihimpit oleh tiga mobil itu. Perempuan itu tentu sangat panik dan juga ketakutan dalam waktu yang bersamaan.     

"Sepertinya ada seseorang yang ingin mencari masalah dengan kita. Tenanglah! Tak perlu takut, kita pasti bisa terbebas dari orang bayaran itu," bujuk Aaron Liu agar istrinya tak terlalu panik. Meskipun suasana benar-benar sangat menegangkan kala itu.     

Si pengemudi yang juga seorang bodyguard itu kemudian mempercepat laju mobilnya. Namun, ketiga mobil itu masih saja bisa mengejar dan tetap berusaha untuk menghimpit mobil yang membawa pemilik dari JL Fashion.     

Jiang Lily semakin ketakutan, tanpa sadar ia mulai menggegam erat tangan suaminya. Dalam situasi terdesak seperti itu, tak ada lagi gengsi ataupun rasa malu di dalam hatinya. Perempuan itu hanya ingin mencari perlindungan dari sosok pria yang kebetulan duduk di sebelahnya.     

"Sepertinya mereka tak ingin berhenti, Tuan. Haruskah kita berhenti dan meladeni mereka semua?" tanya seorang bodyguard dalam ekspresi tenang namun memperingatkan wajah kesal karena perjalanannya terganggu.     

"Mengapa kita tak menambahkan kecepatan lalu melarikan diri saja?" Jiang Lily benar-benar sangat panik saat itu. Ia benar-benar tak bisa berpikir dengan jernih. Yang dipikirkannya hanya pergi secepat mungkin dari mereka semua.     

Aaron Liu memperhatikan Jiang Lily yang begitu ketakutan. Ia sangat tak tega pada istrinya itu. Namun, pergi begitu saja tanpa melakukan apapun, sama sekali bukan pilihan yang tepat. Orang-orang itu akan berpikir jika mereka takut menghadapi semua orang di dalam ketiga mobil itu.     

Sebelum memutuskan sesuatu, Aaron Liu harus benar-benar mempertimbangkan situasi dan juga kondisi istrinya. Terlebih ... jumlah mereka tak sebanyak orang-orang di mobil itu.     

"Apakah kalian bisa menangani mereka semua? Sekiranya tak sanggup, kita bisa melarikan diri sekarang." Aaron Liu tak ingin memaksakan mereka berdua untuk melawan orang bayaran itu. Ia tak mau jika dua orang bodyguard-nya justru mendapat pukulan dan juga kekalahan.     

"Sepertinya tak masalah jika kita berdua melawan mereka, Tuan. Jika Tuan mau, kita bis berhenti di jalanan depan dan memberikan pelajaran pada mereka semua," jelas seorang bodyguard yang kebetulan duduk di sebelah si supir. Mereka berdua bukanlah orang sembarangan. Tentu saja tak akan sulit menghadapi mereka semua.     

Aaron Liu kembali memperhatikan sosok perempuan di sebelahnya. Ia melihat jika Jiang Lily sampai pucat karena sangat takut. Ia mulai mencemaskan seorang istri yang tak mencintainya ia.     

Sebelum pria itu berhasil mengatakan apapun, Jiang Lily langsung memeluk suaminya. Rasanya sudah tak mampu mengendalikan perasaan cemas dan juga ketakutan di dalam dirinya.     

"Tenanglah, Lily! Tak ada sesuatu yang terjadi kepada kita. Kamu cukup duduk diam di sini tanpa memikirkan apapun. Kalau perlu, pejamkan saja matamu," bujuk Aaron Liu dengan suara begitu lembut dan penuh perasaan. Ia sedang berusaha untuk menenangkan seorang perempuan yang telah dinikahinya beberapa waktu lalu.     

"Bagaimana jika kita kalah? Apakah mereka akan menghabisi kita semua?" tanya Jiang Lily dalam sebuah kondisi yang cukup kritis dan sangat berbahaya.     

Aaron Liu mulai menggegam kedua tangan istrinya, ia memandang lembut sosok perempuan yang begitu gelisah dan ketakutan. Pria itu harus memastikan jika Jiang Lily akan duduk tenang di dalam mobil, saat mereka semua akan keluar dan memberikan pelajaran pada orang-orang yang sengaja mencari masalah.     

"Percayalah! Kami akan baik-baik saja, Lily. Pejamkan matamu sekarang! Sebelum aku datang, jangan pernah berpikir untuk membuka kedua matamu." Aaron Liu mengecup kening istrinya dengan begitu lembut. Rasanya tak rela meninggalkan Jiang Lily sendirian di sana. Namun, ia tak memiliki pilihannya.     

"Berjanjilah kalau kamu akan baik-baik saja!" ucap Jiang Lily dengan suara yang terdengar sedikit serak.     

"Aku berjanji!" jawab Aaron Liu atas perkataan istrinya. "Hentikan mobilnya di jalanan depan!" perintah seorang pria yang telah melewati pahitnya kehidupan.     

Tak berapa lama setelah mendengar perintah itu, si pengemudi langsung mempercepat laju mobilnya lalu berhenti di sebuah jalanan yang tampak cukup sepi. Mereka sudah memperhitungkan segala hal jika di sanalah tempat paling aman dan juga jauh dari kamera pengawas lalu lintas jalan.     

Aaron Liu keluar lebih dulu dan diikuti oleh dua bodyguard yang sejak tadi bersamanya. Orang-orang dari ketiga mobil itu juga langsung keluar dan melemparkan tatapan garang pada lawannya.     

"Siapa yang sudah membayar kalian semua?" seru Aaron Liu dengan beberapa tekanan dalam setiap kata yang diucapkannya.     

"Untuk apa menanyakan hal itu? Sebentar lagi, tubuh kalian bertiga sama sekali tak bernyawa. Tak ada gunanya kalian mengetahui hal itu!" ketus seorang pria berwajah garang dengan postur tubuh tinggi besar.     

Dalam sekejap saja, sebuah serangan dilakukan oleh orang bayaran itu secara bersamaan. Dua bodyguard itu langsung menangkis setiap pukulan yang diarahkan ke tubuh Aaron Liu.     

Tiba-tiba sebuah tendangan keras mendarat di samping perut Aaron Liu. Hal itu membuat suami dari Jiang Lily itu kehilangan kesabaran untuk tak melakukan apapun.     

Aaron Liu membalas tendangan tadi secara brutal dan langsung mengenai salah seorang dari mereka. Membuat pria itu terbanting ke belakang dengan rasa nyeri yang menusuk di perutnya.     

"Brengsek! Berani-beraninya mencari masalah dengan kami!" Aaron Liu terus memberikan tendangan tanpa ampun pada pria itu.     

Sedangkan dua bodyguard tadi juga sedang berusaha untuk melumpuhkan mereka semua. Pertaruhan itu benar-benar sangat mengerikan. Sebuah pertumpahan darah yang tak mungkin bisa dihindarkan lagi.     

"Bodoh! Bagaimana kalian bisa dikalahkan oleh pecundang itu!" teriak seorang pria yang sejak tadi hanya berdiri di sebelah mobilnya.     

Bisa ditebak jika pria itu mungkin saja pimpinan mereka atau juga kepala gangster yang sengaja dibayar oleh seseorang. Situasi semakin tak terkendali, mereka semua saling menyerang dan juga memberikan pukulan balasan tanpa henti.     

Hingga tanpa disadari oleh Aaron Liu, seseorang mendekatinya dengan membawa sebuah pemukul besi yang tampak kokoh. Saat orang itu mulai mengayunkan pemukul, si bodyguard langsung berlari cepat sembari meneriaki majikannya.     

"Awas, Tuan!" teriak pria itu sembari mendorong Aaron Liu agar terhindar dari pemukul besi. Untung saja, si bodyguard begitu tangkas untuk menghalau serangan itu.     

Aaron Liu memang sempat terlempar tak terlalu jauh, setidaknya ia cukup aman dari pukulan itu. Si bodyguard langsung memberikan sebuah balasan dengan membabi buta pada seorang pria yang hampir mencelakai bos-nya.     

Namun, Aaron Liu terlihat sedang menahan rasa nyeri. Entah apakah yang sebenarnya telah membuat pria itu sangat kesakitan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.