Menantu Pungut

Suap?



Suap?

0Aaron Liu langsung panik dan merasa sangat bersalah membuat Nenek Jiang menjadi begitu kecewa. Ia tak bermaksud untuk menyinggung perasaan dari sosok wanita hebat dan berhati malaikat.     

"Bukan begitu, Nek. Jangan salah paham!" seru Aaron Liu pada seorang wanita tua yang duduk tak jauh darinya.     

"Jika kamu memang mau menerima semuanya, kita bisa melakukan rencana kita besok. Cari waktu yang tepat untuk eksekusi." Nenek Jiang kembali menikmati makanannya. Ia tak ingin ditolak oleh seseorang yang sangat berarti untuknya.     

"Baiklah! Aku akan mengikuti semua rencana Nenek. Apapun itu, akan akan mendukungnya," ucap Aaron Liu karena tak ingin mengecewakan Nenek Jiang.     

Kala itu .... Mereka semua langsung menikmati semua hidangan yang telah disajikan. Tak lama setelah itu, seluruh anggota Keluarga Jiang langsung meninggalkan restoran itu.     

Malam harinya, mereka bertiga langsung masuk ke dalam kamar untuk beristirahat. Akan ada banyak hal yang harus mereka lakukan esok harinya. Tentu sangat baik jika mereka bisa beristirahat dengan benar.     

Dalam sekejap saja, hari telah berganti. Nenek Jiang sudah bersiap untuk pergi ke kantor. Wanita tua itu sengaja menunggu pasangan pengantin baru yang tak kunjung keluar dari kamar.     

Tak berapa lama, Aaron Liu dan istrinya keluar dengan pakaian cukup rapi. Mereka berdua sudah sangat siap untuk bertaruh menghadapi semua musuhnya.     

"Apakah kita akan sarapan dulu, Nek?" tanya Jiang Lily untuk memastikan hal itu.     

"Kita akan sarapan setelah meeting selesai. Sebaiknya kita berangkat sekarang juga. Lebih cepat akan jauh lebih baik lagi." Nenek Jiang bergegas masuk ke dalam mobil yang sama.     

Akhirnya seluruh anggota Keluarga Jiang masuk ke dalam mobil dan bergegas ke perusahaan. Beberapa orang staf sudah menunggu mereka di ruang meeting. Akan banyak perubahan yang terjadi dalam waktu singkat.     

Sampai di perusahaan, mereka bertiga langsung menuju ke ruang meeting. Terlihat beberapa orang sudah menunggu di sebuah ruangan di mana biasanya mereka melakukan evaluasi kerja dan juga banyak hal lainnya.     

"Selamat pagi! Ada hal penting yang ingin aku sampaikan pagi ini." Nenek Jiang lalu duduk di sebuah kursi di mana biasanya ia duduk.     

Semua orang tampak begitu penasaran dan sangat cemas. Mereka takut jika pemilik perusahaan akan melakukan sesuatu yang cukup menyulitkan mereka semua.     

"Baru kemarin, kita melakukan pembatalan kontrak pada Mi Su Fashion Store. Aku pikir jika hari kita harus menarik seluruh produk kita di toko itu. Segala kerugian apapun, akan ditanggung oleh perusahaan." Nenek Jiang menjelaskan dengan panjang lebar mengenai rencananya itu. Segalanya harus berjalan sesuai dengan harapannya.     

"Satu lagi! Hari ini kita harus sudah menarik seluruh produk kita di toko itu. Kalian akan berangkat menggunakan mobil perusahaan," imbuh Jiang Lily atas ucapan neneknya.     

Begitu rapat selesai, mereka semua langsung bergerak cepat sesuai instruksi dari atasannya. Kali ini, Aaron Liu dan juga Jiang Lily juga akan memantau mereka dari kejauhan. Tak mungkin jika mereka berdua akan terlibat langsung dengan masalah itu.     

Dalam sekejap saja, pasangan pengantin baru itu sudah berhenti tak jauh dari Mi Su Fashion Store. Mereka akan mengawasi segala pekerjaan dan juga cara menyikapi seorang klien yang sudah sangat kurang ajar dan juga begitu jahat.     

"Apakah kamu tak ingin menyaksikan secara langsung, Aaron?" tanya Jiang Lily yang kebetulan duduk di sebelah suaminya.     

"Sepertinya tak perlu. Kehadiranku justru akan menimbulkan kecanggungan dan juga masalah baru untuk kita." Aaron Liu hanya tak ingin jika kedatangannya justru membuat kekacauan yang semakin mengerikan.     

Percakapan itu berhenti di sana. Tak ada sesuatu yang penting dan perlu untuk mereka ributkan. Beberapa staf dari perusahaan juga terlihat sudah datang dengan mobil perusahaan seperti yang diperintahkan oleh Jiang Lily tadi.     

Beberapa staf mulai masuk dan langsung menghubungi pemilik toko. Mereka harus menunjukkan segala kesopanan dalam menghadapi mantan kliennya.     

"Selamat siang. Kami ingin berbicara dengan Nona Miranda," ucap seorang staf Yesus bertanggung jawab dalam operasi itu.     

"Silahkan tunggu sebentar. Saya akan memanggil Nyonya Miranda." Seorang pelayan toko masuk ke sebuah ruangan di mana Miranda Choi berada.     

Tak berapa lama, Miranda Choi keluar dari ruangannya dengan sangat terkejut. Ia sama sekali tak mengerti alasan mengapa semua tengah berada di toko.     

Perempuan hamil itu berjalan pelan mendekati seorang perempuan yang terlihat sangat tegas dan bertanggungjawab atas pekerjaannya.     

"Ada yang bisa saya bantu?" Dengan bodohnya, Miranda mencari tahu tujuan mereka datang ke toko itu. Sudah sangat jelas jika mereka akan melakukan sesuatu yang tak terduga.     

"Kami membawa surat perintah dari JL Fashion. Mereka memberikan sebuah surat perintah untuk penarikan semua produk dari JL Fashion," jawab perempuan itu sangat tegas.     

"Apa! Penarikan produk? Apa kalian sedang bercanda? Lima puluh persen produk dari toko ini adalah milik JL Fashion. Apakah atasanmu sudah gila?" Miranda sangat murka mendengar hal itu. Ia tak menyangka jika Keluarga Jiang benar-benar akan nekat melakukan hal segila itu.     

Tanpa menunggu persetujuan dari Miranda Choi, beberapa orang staf langsung bekerja dengan sangat cepat. Mereka tentunya sudah sangat mengenali setiap produk dari JL Fashion. Tak sulit bagi mereka untuk memilah beberapa barang di toko itu.     

Miranda Choi semakin murka dan sangat geram. Ia merasa tak dihargai dan juga dipermalukan sekaligus. Jelas-jelas kondisi toko sedang melayani beberapa tamu yang kebetulan sedang berbelanja di sana.     

"Berhenti kalian!" Perempuan hamil itu berteriak sangat keras. Ia harus membuat mereka semua meninggalkan tokonya.     

"Tak perlu menghalangi pekerjaan kami, Nona. Kami bekerja sangat profesional. Tak ada sesuatu yang terlewat dan merugikan Anda," ucap seorang staf senior yang bertanggung jawab atas penarikan produk di toko itu.     

"Hentikan semua ini! Aku akan membayar kalian lima kali lipat!" Miranda Choi terlihat sangat menyedihkan dan juga kehilangan muka. Situasi itu sama sekali tak menguntungkan baginya.     

Lebih buruknya lagi, beberapa orang pelanggan langsung pergi dan tak melanjutkan aktivitas belanjanya. Mereka merasa tak nyaman berbelanja dengan beberapa staf yang juga sedang memilah segalanya bentuk produk dari JL Fashion.     

Staf itu merasa baru saja mendapatkan penghinaan yang menyakitkan. Secara tak langsung, Miranda sengaja ingin menyuapnya. Namun hal itu sama sekali tak berguna bagi mereka semua.     

"Jangan coba-coba menyuap kami, Nona. Itu akan sangat berbahaya untuk Anda dan juga toko ini," peringat seorang perempuan yang memiliki tanggung jawab penuh atas segala hal yang dilakukannya di toko itu.     

"Ini bukan suap! Hanya antara kita berdua saja. Aku akan membayar berapa pun asal Anda memberikan semua barang itu," tawar Miranda Choi dengan segala kesungguhan di dalam hati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.