Menantu Pungut

Menjadi Istri Seutuhnya?



Menjadi Istri Seutuhnya?

0Aaron Liu berpikir jika staf itu ada kaitannya dengan sebuah desain tiruan yang mereka temukan. Meskipun masih belum ada bukti, setidaknya ada sedikit petunjuk di sana.     

"Mungkinkah dia juga yang membuat desain tiruan brand dunia itu?" tanya Aaron Liu tak terlalu yakin. Ia hanya menebak dan mengira-ngira segala kemungkinan yang mungkin saja telah terjadi.     

"Melihat kelakuannya di belakang kita hari ini, sepertinya memang dia yang melakukannya. Kita harus menangkap basah perempuan itu," putus Jiang Lily atas tindakan mencurigakan yang telah dilakukan oleh salah satu staf dari tim desain.     

"Ayo kita ke ruang meeting dulu. Kita selesaikan dulu urusan di sini. Setelah itu, kita bisa memikirkan hal lainnya lagi," bujuk seorang pria yang telah menjabat sebagai Presiden Direktur JL Fashion.     

Pasangan itu akhirnya meninggalkan ruang itu untuk menemui beberapa staf yang sejak tadi sudah menunggu. Mereka membahas banyak hal mengenai persoalan Mi Su Fashion Store. Ada beberapa hal yang perlu dijelaskan mengenai pembatalan kontrak itu.     

Aaron Liu hanya tak ingin membuat orang-orang berspekulasi sendiri mengenai pembatalan kontrak kerja saja dengan toko itu. Menghadapi lawan seperti itu, mereka harus sangat berhati-hati dan tetap mewaspadai semua orang.     

"Ada satu hal lagi yang ingin kami sampaikan. Untuk kerja keras kalian hari ini, perusahaan akan memberikan bonus tambahan untuk kalian," ucap Aaron Liu yang langsung mendapatkan sorakan penuh kebahagiaan.     

"Apakah Anda serius, Presdir?" tanya salah satu dari mereka penuh semangat.     

"Tentu saja. Bonus akan masuk bersama dengan gaji bulan ini. Silahkan kembali bekerja!" Aaron Liu cukup senang melihat kebahagiaan mereka semua. Rasanya sangat menyentuh bisa melihat mereka semua begitu bahagia.     

Sebelumnya, Aaron Liu tak pernah peduli dengan orang lain. Ia terlalu sibuk dengan dirinya sendiri. Selama satu tahun, pria itu bahkan hanya beberapa kali saja mendatangi perusahaan keluarganya. Itupun karena dipaksa oleh ayahnya.     

Jiang Lily memperhatikan suaminya. Ia melihat sebuah senyuman yang tak biasa dilakukan oleh Aaron Liu. Seolah pria itu juga ikut merasakan kebahagiaan mereka semua.     

"Apakah kamu sebahagia itu?" sindir Jiang Lily yang kebetulan duduk di sebelahnya. Ia begitu penasaran atas perasaan dari pria tampan yang menikahinya beberapa waktu lalu.     

"Entahlah ... rasanya sangat menyentuh menyaksikan kebahagiaan mereka semua. Hanya karena bonus yang tak seberapa, mereka bisa begitu girang," ujar Aaron Liu pada perempuan cantik di sebelahnya.     

"Bolehkah aku menanyakan sesuatu? Mungkin ini sedikit pribadi," ucap Jiang Lily sedikit ragu.     

Sebenarnya ia tak ingin menanyakan hal itu pada suaminya. Namun, Jiang sangat penasaran jika harus menahannya sendirian. Ia benar-benar harus bertanya langsung pada Aaron Liu.     

Namun, pria itu sama sekali tak ingin memberikan jawaban apapun. Aaron Liu selalu saja cemas jika istrinya itu menanyakan sesuatu tentang masa lalunya. Membiarkan asal usul dan juga latar belakang keluarganya tak diketahui oleh Jiang Lily.     

Namun, perempuan itu terus saja mendesak suaminya. Ia tak ingin terlalu memikirkan jawaban atas pertanyaan itu.     

"Apakah sebelumnya keluargamu memiliki perusahaan, Aaron?" tanya Jiang Lily pada suaminya. Entah terjawab atau tidak, setidaknya ia sudah menanyakan rasa penasaran di dalam hatinya.     

"Mengapa kamu ingin tahu mengenai hal itu? Bukankah tak ada bedanya sekarang? Yang jelas aku hanyalah seorang pria yang tak memiliki apapun kalau Nenek Jiang tak berbaik hati untuk memungut aku." Begitulah jawaban Aaron Liu. Ia tak ingin mengatakan sesuatu hal yang sudah tak ada lagi.     

Mengenai Keluarga Liu yang dulu kaya raya, itu bukanlah sesuatu yang pantas dibanggakan. Pada kenyataannya, sekarang ia sudah tak memiliki apapun lagi. Bahkan pakaian yang dipakai itu juga pemberian dari Keluarga Jiang.     

Jiang Lily merasa tak nyaman atas jawaban itu. Ia merasa bersalah karena telah berkata kasar pada Aaron Liu. Perempuan itu hanya asal bicara tanpa berpikir mengenai perasaan seorang pria yang kini menjadi suaminya.     

"Maaf. Aku pernah berkata tak sopan padamu, Aaron. Aku hanya terlalu cemburu atas kepedulian nenek kepadamu. Selama ini, Nenek Jiang tak pernah menyayangi orang lain selain diriku. Namun, begitu kamu masuk ke keluarga Jiang .... " Jiang Lily terdiam sejenak. Ia merasa begitu bodoh di hadapan pria yang menjadi suaminya itu.     

"Kamu merasa jika aku akan merebut kasih sayang nenek darimu?" lanjut Aaron Liu dengan tatapan penuh arti.     

"Itu hanya kebodohan semata. Tak seharusnya aku terlalu khawatir dan terus menyudutkan kamu kala itu. Oleh karena itu, aku benar-benar meminta maaf secara tulus sekarang," ungkap Jiang Lily dengan segala kesungguhan hatinya.     

Aaron Liu tersenyum di dalam hatinya. Ia merasa sedikit lega karena perempuan itu sudah tak berpikir macam-macam mengenai dirinya. Namun ada satu hal yang masih belum bisa dilakukannya.     

Pria itu masih hanya menjadi suami secara tertulis saja. Bahkan mereka berdua sama sekali tak pernah melakukan hubungan layaknya seorang suami pada istrinya. Begitu juga sebaliknya, Jiang Lily masih sangat berharap pada seorang pria dari masa lalunya, Li Xian.     

"Apakah kamu juga sudah siap untuk menjadi seorang istri seutuhnya?" goda Aaron Liu dengan wajah serius. Ia ingin mengetahui respon apa yang akan diperlihatkan oleh Jiang Lily kepadanya.     

"Jangan bercanda, Aaron! Tak ada hubungannya dengan hal itu!" kesal Jiang Lily dengan wajah sangat murah. Ia masih belum bisa menerima pernikahan yang telah dilakukannya bersama Aaron.     

Mereka berdua memang tinggal bersama, bahkan tidur dalam ranjang yang sama pula. Namun, belum ada sesuatu hal yang membuat perempuan itu tergerak untuk menerima Aaron Liu sebagai suami yang sebenarnya.     

Sedangkan untuk Aaron Liu, ia tak terlalu menutup rapat hatinya. Bukan karena pria itu begitu mudahnya jatuh cinta. Ia hanya berpikir jika sudah seharusnya membuka hati untuk istrinya sendiri.     

Meskipun tak akan mudah, setidaknya ia akan berusaha untuk mencintai seorang perempuan yang dijodohkan dengannya beberapa waktu lalu.     

"Siapa tahu kamu sudah sangat siap menerima aku sebagai pasanganmu, Lily." Aaron Liu tersenyum tipis pada perempuan yang mulai kesal padanya. Ia hanya ingin menggoda perempuan cantik dan keras kepala yang terkandung tampak sangat menggemaskan.     

"Jangan mengharapkan apapun pada hubungan kita, Aaron! Kamu bebas mencari seseorang yang benar-benar bisa mencintai kamu," ucap Jiang Lily dengan wajah sedih.     

"Aku sangat mengingat hal itu. Tak perlu kamu katakan lagi padaku." Aaron Liu langsung bangkit dari kursi lalu keluar dari ruang meeting. Ia merasa tak nyaman berada di dekat istrinya dalam suasana yang tak karuan.     

Hingga tak berapa lama, seorang perempuan menghampiri dirinya. Perempuan itu tampak terburu-buru menuju ke ruang meeting di perusahaan itu.     

"Apakah meeting telah selesai, Presdir?" tanya seorang perempuan yang diyakini oleh Aaron Liu sebagai salah seorang staf yang sempat menghilang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.