Menantu Pungut

Mencurigakan!



Mencurigakan!

0"Sudahlah! Nikmati saja harimu bersama Nona Lee!" ketus Jiang Lily sebelum menutupi dirinya dengan selimut.     

Perempuan itu tak ingin menunjukkan kekesalannya pada Aaron Liu. Hal itu membuatnya sangat tak nyaman. Jiang Lily sendiri juga tak terlalu paham akan perasaannya sendiri.     

Sedangkan Aaron Liu, ia benar-benar tak habis pikir dengan istrinya. Segalanya menjadi serba salah baginya. Terlalu sulit memahami seorang perempuan yang baru beberapa waktu dinikahinya.     

Hingga keesokan paginya, Jiang Lily tak biasanya bangun pagi. Namun, pagi itu ia sudah terlihat duduk di meja makan bersama Nenek Jiang. Tentu saja sebuah pemandangan yang cukup menarik dari biasanya.     

"Selamat pagi. Apakah aku terlambat?" sapa Aaron Liu pada dua orang wanita yang duduk berjauhan tanpa mengatakan apapun. Seolah ada perang dingin di antara penghuni rumah itu.     

"Tentu saja tak terlambat, Aaron. Kami berdua yang bangun terlalu pagi. Sarapan saja dulu sebelum berangkat ke pabrik," ujar Nenek Jiang pada menantunya.     

Wanita tua itu melemparkan tatapan penuh arti pada Aaron Liu. Seolah ada sesuatu hal yang ingin dikatakannya. Namun, Nenek Jiang tak mungkin menyampaikan hal itu di hadapan cucu kesayangannya itu.     

Untung saja, Aaron Liu langsung memahami hal itu. Ia bisa melihat jika Nenek Jiang cukup penasaran dengan yang terjadi pada istrinya. Sayangnya, pria itu tak bisa menjelaskan hal itu di depan Jiang Lily.     

"Apa kamu baik-baik saja, Lily? Mengapa kamu begitu muram?" tanya Aaron Liu pada istrinya. Ia hanya ingin memastikan jika perempuan itu baik-baik saja.     

"Tak ada yang perlu kamu khawatirkan, Aaron. Aku sudah selesai makan. Permisi." Dalam sekejap saja, Jiang Lily langsung meninggalkan ruang makan. Ia bergegas masuk ke dalam mobil lalu meninggalkan mansion itu bersama dua bodyguard yang mengantarnya.     

Aaron Liu dan juga Nenek Jiang saling memandang satu sama lain. Mereka sama-sama heran dengan kelakuan aneh dari Jiang Lily. Tak biasanya perempuan itu terlalu berlebihan seperti itu.     

Hanya meninggalkan perasaan tak nyaman bagi seorang suami dan juga neneknya. Jiang Lily terlalu mengutamakan ego di dalam dirinya. Ia tak mau menerima Aaron Liu sebagai suaminya secara utuh. Namun, juga tak ingin melihat atau mendengar pria itu dekat dengan perempuan lain.     

"Ada apa dengan istrimu, Aaron?" Nenek Jiang sangat penasaran akan hal itu. Sejak tadi wanita tua itu berupaya untuk menahan diri agar tak menambahkan kekesalan cucunya.     

"Aku sendiri juga tak terlalu paham, Nek. Sejak semalam Lily begitu kesal padaku. Dia berpikir aku terlalu senang akan bertemu dengan Nona Lee. Bukankah itu sedikit berlebihan?" Aaron Liu sendiri juga tak terlalu paham akan hal itu. Ia tak menyangka jika Jiang Lily akan bereaksi terlalu berlebihan.     

Nenek Jiang tersenyum mendengar penjelasan itu. Ia menduga jika cucunya sudah memiliki sebuah perasaan pada Aaron Liu. Sejak perjodohan itu terjadi, ia selalu berharap jika mereka berdua bisa saling menerima satu sama lain.     

Akan sangat bahagia jika sebuah keajaiban terjadi. Jiang Lily bisa menjadi seorang istri yang sebenarnya bagi Aaron Liu. Wanita tua itu selalu berdoa dan juga berharap untuk kebahagiaan mereka berdua.     

"Semoga saja in adalah pertanda yang baik, Aaron. Sepertinya Lily merasa cemburu tanpa ia sadari. Atau jangan-jangan ... ia sudah jatuh hati padamu tapi masih belum menyadarinya?" lontar Nenek Jiang antara yakin dan tak yakin. Terlalu sulit memahami perempuan manja yang sangat dicintainya itu.     

"Jatuh cinta? Sepertinya tidak, Nek. Lily masih berharap bisa menemukan seorang pria yang selalu ditunggunya itu," balas Aaron Liu atas ucapan panjang lebar Nenek Jiang.     

Beberapa saat melakukan perbincangan itu, mereka berdua akhirnya bergegas berangkat ke pabrik. Tak baik jika membaik Lee Hana terlalu lama menunggu.     

Aaron Liu dan juga Nenek Jiang langsung berangkat dengan beberapa pengawalan dari dua bodyguard. Hal itu dilakukan untuk keselamatan mereka berdua. Kejadian penyerangan beberapa waktu lalu, menambahkan kewaspadaan bagi Keluarga Jiang.     

Hingga tak berapa lama, mobil sudah berhenti di depan rumah produksi JL Fashion. Sebuah tempat di mana segala produk dibuat. Ada Lee Hana yang sudah berdiri di depan pintu masuk untuk menyambut kedatangan tamu istimewa itu.     

"Selamat datang, Nyonya Jiang. Presdir," sapa Lee Hana sembari mengulum senyuman ramah dan sangat sopan.     

"Apakah semua sudah siap?" tanya Nenek Jiang lalu berjalan masuk menuju ke sebuah tempat di mana Lee Hana membuat desain hingga menjadi pakaian jadi.     

Terlihat ada dua orang staf yang berada di ruangan itu. Mereka yang bekerja membantu Lee Hana mengerjakan seluruh proyek baru dari JL Fashion. Selain itu, mereka juga mengerjakan beberapa desain gaun malam yang akan dipakai untuk pameran dua hari lagi.     

Lee Hana melirik Aaron Liu yang kebetulan masih memperhatikan beberapa gaun malam yang sudah terpajang di ruangan itu. Tak perlu diragukan lagi, hasil kerja keras perempuan itu benar-benar sangat memuaskan.     

"Silahkan masuk, Nyonya Jiang. Saya sudah menyelesaikan beberapa gaun malam untuk peragaan busana lusa. Beberapa produk yang akan diluncurkan untuk JL Fashion Store juga sudah siap. Hanya beberapa saja yang tinggal finishing," jelas Lee Hana pada seorang wanita tua yang tak lain adalah pemilik pabrik dan juga perusahaan JL Fashion.     

"Aku akan memeriksanya sebentar." Nenek Jiang langsung mendekati beberapa gaun malam yang terpasang di beberapa manekin. Ia harus memastikan jika semua gaun benar-benar pantas untuk diperagakan di fashion show.     

Dengan sedikit ragu, Lee Hana mendekati pria tampan yang tampak sibuk memperhatikan beberapa pakaian yang sudah jadi. Beberapa produk baru yang akan dipakai di JL Fashion Store.     

Lee Hana memiliki sebuah hal penting yang ingin ia bicara pada Presiden Direktur JL Fashion itu. Meski ia sedikit takut jika Nenek Jiang sampai mendengar pembicaraan mereka.     

"Ada yang ingin saya bicarakan dengan Presdir," ucap Lee Hana penuh keraguan. Ia selalu saja berdebar-debar setiap kali berhadapan dengan pria itu.     

"Apakah ada hal yang sangat penting?" Aaron Liu cukup penasaran akan hal itu. Ia sangat yakin jika Lee Hana memiliki hal penting untuk dibicarakan dengannya.     

Perempuan itu menarik Aaron Liu menuju ke pojok ruangan. Di sanalah ia menyembunyikan sebuah gaun malam yang sengaja ia tutupi dengan beberapa kain sisa yang sudah menjadi syal.     

Lee Hana cukup cemas jika apa yang akan diperlihatkannya kali ini bisa menjadi masalah. Apalagi jika hal itu sampai diketahui oleh Nenek Jiang, bisa menjadi masalah besar bagi mereka semua.     

"Bagaimana tim desain bisa membuat gambar seperti ini?" tanya Lee Hana cukup panik. Ia bahkan setengah berbisik mengatakan hal itu pada Aaron Liu.     

Namun, Nenek Jiang menyadari ada hal yang mencurigakan di antara mereka berdua. Ia pun langsung berjalan ke arah Aaron Liu dan juga perempuan cantik yang sangat dipercayainya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.