Menantu Pungut

Mencintai Suami Orang



Mencintai Suami Orang

0Tak bisa ditutupi lagi, Jiang Lily langsung naik darah. Kelakuan Lee Hana benar-benar sudah sangat mengusik kehidupannya.     

Meski awalnya, dia sendiri yang bersalah. Tak seharusnya Jiang Lily mengatakan jika mengijinkan Aaron Liu memilih seorang kekasih. Nyatanya ia tak rela jika suaminya dekat dengan perempuan lain.     

"Apakah Lee Hana memintamu untuk menjadi kekasihnya, Aaron?" tanya Jiang Lily dengan perasaan takut dan juga sangat cemas. Walau bagaimanapun, dia tak mau jika suaminya lebih memilih Lee Hana.     

"Nona Lee menawarkan diri untuk menemaniku ke Pulau Chyou." Hanya jawaban itu yang dikatakan oleh Aaron Liu pada istrinya. Tak ingin menambahkan kesalahpahaman di antara mereka semua.     

"Gila! Aku tak menyangka jika Nona Lee akan senekat itu. Bagaimana ia dengan begitu terang-terangan ingin menemanimu ke Pulau Chyou? Benar-benar tak masuk akal!" kesal Jiang Lily atas kelakuan Lee Hana pada suaminya.     

Rasanya api kecemburuan semakin membara, membakar seluruh hati dan juga jiwanya. Jiang Lily sudah tak bisa menahan diri untuk tetap diam dalam menghadapi perempuan penggoda itu.     

Tak peduli apa yang telah dikatakannya di masa lalu, Jiang Lily akan tetap mempertahankan apa yang sudah menjadi miliknya. Lee Hana sama sekali tak berhak untuk mendekati suaminya lagi.     

Begitu kembali dari Pulau Chyou, dia akan memberikan ketegasan anda hubungan Lee Hana dan juga suaminya. Perempatan itu tak akan mendapatkan celah untuk bisa menggoda Aaron Liu lagi.     

"Bukankah kamu sendiri yang membuat Lee Hana menjadi begitu nekat untuk mendekati aku? Tak perlu terlalu cemburu padaku, Lily!" peringat Aaron Liu pada seorang perempuan yang tak pernah menjadikannya seorang suami yang sebenarnya.     

"Aku bukan sedang cemburu, Aaron. Bukankah akan sangat memalukan jika orang-orang melihat kedekatan kalian. Atau mungkin ... justru kamu yang menginginkan hal itu?" tuduh Jiang Lily atas hubungan antara suaminya sendiri dan juga perempuan cantik yang menggodanya.     

"Cukup! Aku tak ingin berdebat lagi." Aaron Liu langsung kembali duduk di kursinya tadi.     

Jiang Lily semakin mencurigai hubungan antara mereka berdua. Dia berpikir jika Aaron Liu sengaja menghindari pertanyaan itu karena menutupi perasaannya pada Lee Hana.     

Sayangnya, Jiang Lily sama sekali tak memiliki bukti apapun. Hal itu juga yang membuatnya harus mewaspadai datangnya seorang wanita penggoda.     

Pesawat langsung lepas landas begitu pasangan itu duduk tenang. Tak ada lagi pembicara antara suami dan istri itu. Mereka memiliki untuk duduk berjauhan dan tak saling berhadapan.     

Tak ada pembicaraan apapun sepanjang perjalanan mereka. Aaron Liu berpikir jika Jiang Lily terus saja memojokkan dirinya. Dia benar-benar merasa tak dihargai sama sekali.     

Sedangkan Jiang Lily ... dia merasa jika suaminya itu terlalu mudah digoda. Apalagi, Aaron Liu selalu saja bersikap sangat baik pada semua orang. Hal itu tentu saja membuat perempuan-perempuan semakin terpikat pada suaminya.     

Beberapa jam perjalanan, Aaron Liu menolehkan wajahnya ke tempat di mana Jiang Lily duduk. Terlihat perempuan itu sudah sangat mengantuk hingga tertidur dengan posisi yang tak nyaman. Pria itu menjadi tak tega dan langsung berpindah posisi.     

Pada akhirnya, Aaron Liu duduk di sebelahnya istrinya, membiarkan Jiang Lily bersandar di pundaknya. Setidaknya posisi itu jauh lebih nyaman dari sebelumnya.     

Di kala pesawat sudah kembali mendarat, Aaron Liu mencoba untuk membangunkan istrinya. Perempuan itu menunjukkan ekspresi terkejut saat mendapati dirinya bersandar pada sang suami.     

"Bagaimana kamu bisa duduk di sini, Aaron?" tanya Jiang Lily masih sangat terkejut.     

"Baru beberapa saat saja. Aku tak tega melihatmu tertidur dengan tak nyaman," jawab Aaron Liu dengan wajah datar. Ia tak ingin membuat Jiang Lily tak enak hati karena telah merepotkan. "Sebaiknya kita turun sekarang!" ajaknya sembari menarik tangan sang istri.     

Tak banyak melakukan banyak protes, Jiang Lily langsung bangkit dan berjalan di bersama suaminya. Meski kesadarannya masih belum berkumpul sempurna, dia sangat mempercayai pria yang sudah menikahinya itu.     

Sebuah bandara yang tak terlalu besar terpampang jelas di sana. Tak jauh dari lokasi itu, ada sebuah pelabuhan di mana sebuah kapal telah menunggu untuk mengantarkan mereka berdua.     

Hanya dalam beberapa menit perjalanan saja, mereka berdua telah sampai di sebuah pelabuhan. Aaron Liu dan juga Jiang Lily langsung berjalan mengikuti seorang pria yang tadi sudah menemani perjalanan mereka berdua.     

"Saya hanya mengantar sampai sini, Tuan. Setelah tiga puluh menit perjalanan lagi, Anda sudah sampai di Pulau Chyou. Barang-barang Anda juga sudah berada di dalam. Selamat menikmati perjalanan Anda," ucap pria itu sebelum kapal itu kembali berlayar untuk mengantar mereka.     

"Terima kasih telah mengantar kami sampai di sini." Aaron Liu langsung mengajak istrinya untuk masuk ke dalam kapal.     

Sebuah kapal feri yang tak terlalu besar namun terlihat cukup mewah dan sangat menarik. Mereka berdua tak bisa menempuh perjalanan darat ataupun udara, hanya kapal itu saja yang bisa mengantarkan mereka hingga ke Pulau Chyou. Namun, sangat bisa jika mereka menggunakan helikopter untuk sampai ke sana. Sayang, Nenek Jiang kesulitan untuk mengaturnya karena begitu mendadak.     

Jiang Lily terus saja berpegang pada suaminya. Perempuan itu terlihat sangat takut dan juga begitu cemas jika terjadi apa-apa di lautan.     

"Apakah kamu takut berada di atas kapal?" tanya Aaron Liu pada istrinya.     

"Bukan sedang takut, Aaron. Ini adalah pertama kalinya aku berada di atas lautan. Rasanya sangat tak nyaman. Bagaimana jika ternyata aku mabuk laut?" Jiang Lily benar-benar merasa tak nyaman berada di atas kapal untuk menuju Pulau Chyou.     

"Ikutlah! Aku akan membawamu ke sebuah tempat yang indah." Aaron Liu mengajak istrinya untuk naik ke atas kapal. Di sanalah mereka bisa melihat sebuah pemandangan menakjubkan di tengah lautan.     

Jiang Lily tampak begitu terpukau dengan keindahan lautan biru menuju Pulau Chyou. Sebelumnya, dia tak pernah melihat sebuah pemandangan yang begitu indah dan sangat memukau.     

"Apakah kamu pernah kesini sebelumnya, Aaron?" tanya Jiang Lily pada seorang pria yang berdiri di sebelahnya.     

"Aku tak yakin jika pernah ke sini sebelumnya. Mungkin saat aku masih kecil, Mama pernah mengajak aku menemui kakek dan nenekku." Aaron Liu tak terlalu yakin mengenai hal itu. Sudah cukup lama ia tak pernah ke sana lagi.     

"Itu artinya kamu sudah terbiasa berada di atas kapal?" Jiang Lily mengatakan hal itu dengan nada bertanya. Entah mengapa, ia begitu yakin jika suaminya sangat terbiasa melakukan perjalanan mengelilingi lautan.     

Aaron Liu tak langsung menjawab pertanyaan itu. Namun, ia tak mungkin sengaja berbohong pada istrinya. Pria itu tak ingin menutupi apapun dari Jiang Lily.     

"Sebenarnya ... aku dan beberapa orang temanku sering liburan dengan kapal pesiar," jawab Aaron Liu.     

"Hanya teman? Apakah Miranda Choi juga bersamamu?" Jiang Lily langsung berpikir jika perempuan itu pasti bersama. Hatinya mendadak membengkak, membayangkan suaminya bersama perempuan itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.