Menantu Pungut

Pemilik Perkebunan



Pemilik Perkebunan

0Pada akhirnya, Aaron Liu harus menjawab pertanyaan itu. Berbohong juga bukan sesuatu yang bijak dalam hubungan mereka berdua.     

"Benar. Miranda dan juga beberapa teman dekatku ikut berlayar bersama kami," terang Aaron Liu pada seorang perempuan yang langsung menunjukan wajah muram dan tak senang.     

"Sepertinya hubungan kalian benar-benar sangat dekat. Aku menduga jika keluargamu mungkin sangat kaya raya. Bagaimana kamu bisa terlantar di jalanan, Aaron?" Jiang Lily sangat penasaran dengan kisah hidup dari suaminya. Ia ingin mengetahui masa lalu Aaron Liu sebelum bertemu dengan neneknya.     

Aaron Liu merasa tak ada yang perlu diceritakan. Toh ... mereka berdua sudah menjadi pasangan suami istri. Sudah sepantasnya saling berbagi apapun, termasuk masa lalunya.     

Rasanya ternyata begitu berat untuk membuka kembali masa lalunya. Meskipun bukan sebuah aib, menceritakan kondisi keluarganya seolah adalah sebuah tantangan terbesar bagi Aaron Liu.     

"Di hari yang sama aku bertemu dengan Nenek Jiang, keluargaku baru saja bangkrut. Papa dan mama langsung pindah ke Pulau Chyou. Sedangkan aku .... " Aaron Liu menghentikan ucapannya. Terlalu menyedihkan mengingat kekejaman dari Miranda padanya.     

"Miranda justru meninggalkan kamu?" timpal Jiang Lily atas ucapan suaminya. Ia bisa melihat kesedihan yang begitu dalam di wajah suaminya.     

Pria itu mengangguk saja tanpa menjelaskan secara rinci. Aaron Liu tak ingin mengingat sebuah kejadian di mana mantan tunangannya memperlakukan dia seperti sampah.     

Berbagai ucapan kasar terlontar dari Miranda begitu Keluarga Liu jatuh miskin. Tak ada hal baik yang diperlihatkan oleh perempuan itu pada tunangannya kala itu.     

"Kita sudah sampai. Lebih baik turun saja sekarang," ajak Aaron Liu begitu kapal yang mengantarnya sudah berhenti di sebuah tempat yang mirip pelabuhan namun berukuran kecil.     

"Baiklah." Jiang Lily langsung mengikuti suaminya untuk keluar dari kapal.     

Mereka berdua tengah bersiap untuk berangkat menuju ke perkebunan anggur terbesar di Pulau Chyou. Dengan dua koper yang dibawanya, Aaron Liu berjalan menuju ke sebuah mobil yang berada di sekitar area itu.     

Mereka harus meminta seseorang untuk mengantar ke perkebunan anggur milik keluarganya. Aaron Liu merasa sangat asing berada di sana. Segalanya sudah jauh berbeda sejak terakhir dia dan keluarganya datang ke sana. Entah belasan atau justru puluhan tahun mereka sekeluarga datang ke sana.     

"Bisakah antar kami ke perkebunan anggur, Tuan?" tanya Aaron Liu pada seorang pria yang berada di sebelah mobilnya. Seharusnya mereka yang berada di sana sangat mengetahui sebuah kebun anggur terbesar di Pulau Chyou.     

"Apakah Anda datang untuk mencari Tuan Liu?" tanya pria itu dengan ekspresi seram.     

Cukup mengejutkan bagi mereka berdua mendengar pertanyaan itu. Tak menyangka jika pria itu mengenal keluarganya. Padahal baru beberapa waktu saja kedua orang tua Aaron Liu tinggal di sana.     

Jiang Lily hanya berdiri di belakang suaminya tanpa mengatakan apapun. Ia hanya menjadi seorang pendengar dalam pembicaraan dua orang pria itu.     

"Bagaimana Anda mengetahui hal itu, Tuan?" tanya Aaron Liu sangat penasaran. Masih tak percaya saja jika keluarganya cukup terkenal di Pulau Chyou.     

"Tentu saja, Tuan. Hampir seluruh tanah di pulau ini dimiliki oleh Keluarga Liu. Terlebih ... semua orang di pulau juga bekerja untuk mereka," jelas pria itu cukup menyakinkan. Seolah apa yang dikatakannya memang benar     

Sebuah jawaban yang cukup mengejutkan bagi pasangan suami istri itu. Aaron Liu tak pernah mengetahui jika perkebunan anggur di sana adalah milik keluarganya. Pria itu tak pernah mengetahui tentang kepemimpinan perkebunan anggur. Dia hanya berpikir jika kedua orang tuanya bekerja sebagai seorang petani di perkebunan.     

Tak jauh berbeda dari Aaron Liu, perempuan itu juga sangat terkejut mendapati kenyataan yang baru saja didengarnya. Itu berarti jika kedua orang tua dari suaminya adalah pemilik perkebunan itu.     

Sudah sangat jelas jika Keluarga Liu bukanlah orang sembarangan. Bagaimana tidak? Mereka adalah pemilik sebuah perkebunan anggur yang terbesar di pulau itu.     

"Jadi ... apakah Anda bisa mengantarkan kami menemui Tuan Liu?" tanya Aaron Liu penuh harap. Tak ada orang lain yang bisa membantunya kala itu.     

"Silahkan langsung masuk ke dalam mobil. Biar saya yang memasukkan koper ke bagasi," ucap seorang pria yang sudah berbaik hati untuk mengantar mereka berdua.     

Begitu pasangan itu masuk ke dalam mobil, mereka semua segera berangkat menuju ke perkebunan. Hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja, mereka sudah berada di area perkebunan.     

Ada sebuah pabrik yang tak terlalu besar ada di tengah-tengah lokasi. Tak jauh dari pabrik, ada sebuah rumah dua lantai yang terlihat begitu megah dan juga sangat megah.     

"Tuan Liu tinggal di rumah itu. Silahkan langsung datang saja ke rumahnya," ucap pria tadi sembari mengeluarkan dua koper milik mereka berdua.     

"Terima kasih, Tuan. Anda telah begitu baik mengantar kamu berdua." Aaron Liu memberikan beberapa lembar uang sebagai biaya jasa pengantaran.     

Jiang Lily masih tak bisa mempercayai semua yang didengar dan juga dilihatnya. Jika rumah mewah itu milik kedua orang tua Aaron Liu, itu berarti jika mereka bukanlah orang biasa. Keluarga Liu memiliki latar belakang yang tak main-main.     

Namun, ada sesuatu hal yang tak bisa dipahami. Mengapa Aaron Liu justru hidup menderita seperti pria miskin? Hal itu benar-benar tak bisa dipahami oleh cucu dari Nenek Jiang.     

"Lebih baik kita mencari mama dan papa sekarang!" ajak Aaron Liu pada istrinya. Dia pun menggegam erat tangan Jiang Lily menuju ke sebuah rumah mewah yang ada di sekitar perkebunan anggur.     

"Mengapa kamu tak pernah cerita jika keluargamu adalah pemilik perkebunan anggur ini?" tanya Jiang Lily sembari berjalan di sebelah suaminya. Dia masih sangat penasaran dengan latar belakang keluarga Aaron Liu.     

"Sepertinya ada kesalahpahaman di sini. Seharusnya papa dan mama hanyalah seorang petani dari perkebunan ini. Rasanya tak mungkin jika perkebunan di pulau ini adalah milik keluargaku." Jangankan Jiang Lily, pria itu juga tak percaya dengan yang baru saja didengarnya. Segalanya begitu sulit untuk dipercaya.     

Pasangan itu nekat mendatangi sebuah rumah mewah yang dilihatnya. Meskipun tak terlalu yakin mengenai pemilik rumah, mereka tetap harus mengetahui keberadaan Keluarga Liu.     

Sampai di depan rumah itu, tak ada seorang pun yang bisa ditemuinya. Tak ada seorang pun yang berada di sekitar sana. Aaron Liu memperhatikan sekeliling untuk mencari keberadaan penghuni rumah itu.     

"Biar aku yang mencari ke sekitar sini, Aaron," ucap Jiang Lily sebelum ia berkeliling mencari pemilik rumah.     

Tak berapa lama, Jiang Lily melihat seorang wanita cantik yang sedang berada di belakang rumah.     

"Permisi! Bolehkah saya bertanya sebentar, Nyonya?" tanya Jiang Lily pada seorang wanita cantik yang terlihat sibuk membersihkan taman belakang.     

Wanita itu langsung menolehkan wajah dan memperlihatkan ekspresi terkejut saat melihat Jiang Lily.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.