Menantu Pungut

Jejak Pertarungan Liar



Jejak Pertarungan Liar

0Keesokan paginya, Jiang Lily baru saja terbangun setelah semalaman tertidur. Dia merasakan tubuhnya remuk redam. Rasanya begitu ngilu dan juga sangat tak nyaman di seluruh bagian tubuh.     

Awalnya, perempuan itu merasa segalanya baik-baik saja. Tak ada yang aneh kala ia melihat Aaron Liu terbaring di sisinya. Namun tiba-tiba ....     

"Aaron! Brengsek! Berani-beraninya kamu!" Jiang Lily langsung menendang suaminya sangat kuat. Pria itu sampai terlempar ke lantai di sebelah ranjang.     

Jiang Lily langsung menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Dia mengingat apa saja yang telah terjadi padanya malam itu.     

Rasanya sangat frustrasi dan juga syok datang bersamaan. Seperti sebuah mimpi yang menjadi kenyataan, Jiang Lily tak habis pikir jika Aaron Liu akan tega melakukan hal itu tanpa ijin.     

"Apakah kamu sudah melupakan semalam, Lily? Kamu sendiri yang memaksa aku." Aaron Liu mencoba untuk menjelaskan semua yang sudah terjadi di antara mereka.     

"Brengsek! Kamu sengaja memanfaatkan aku, Aaron! Tak ada bedanya kamu dengan pria bejat di luar sana!" Aaron Liu terus memaki suaminya sembari melemparkan beberapa banyak pada pria itu.     

Setelah puas melampiaskan amarahnya, Jiang Lily langsung berlari ke kamar mandi. Dia merasa harus membersihkan dirinya setelah suaminya melakukan sesuatu tanpa persetujuannya. Rasanya benar-benar sangat sulit untuk diterima.     

Begitu istrinya masuk ke kamar mandi, Aaron Liu tak sengaja melihat bercak darah di atas sprei. Dia semakin yakin jika istrinya masih suci dan belum tersentuh oleh pria manapun. Rasanya sangat bahagia mengetahui kenyataan itu.     

Aaron Liu tersenyum puas dan juga sangat bahagia bisa menjadi bagian dari istrinya. Dia harus memikirkan berbagai cara untuk membujuk Jiang Lily nantinya. Perempuan itu pasti akan mengamuk dan terus menyalahkan dirinya.     

Tak berapa lama, Jiang Lily keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih sangat basah. Wajahnya terlihat sangat muram dengan mata memerah seperti baru saja menangis.     

"Aku akan membantumu mengeringkan rambut," tawar Aaron Liu pada istrinya.     

"Jauhkan tanganmu! Aku bisa melakukannya sendiri," tolak seorang perempuan yang masih sangat marah atas sesuatu hal yang sudah dilakukan oleh suaminya tanpa ijin.     

Aaron Liu mencoba untuk bersabar, dia pun masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Pria itu sangat sadar jika kejadian semalam adalah sebuah pukulan berat bagi istrinya.     

Namun ... bagaimanapun juga, Aaron Liu memiliki hak untuk melakukan semuanya. Tak ada salahnya jika seorang suami menginginkan istrinya sendiri.     

Hanya saja, kondisi pernikahan mereka memang sedikit berbeda. Aaron Liu dan juga Jiang Lily menikah karena sebuah perjodohan. Mereka harus menjalani status di atas kertas saja, tanpa melakukan apapun yang seharusnya dilakukan oleh seorang pasangan pada umumnya.     

Namun, yang terjadi malam tadi sungguh di luar dugaan. Tak ada yang bisa memprediksikan masa depan. Baik Aaron Liu ataupun Jiang Lily tak bisa mengendalikan kehidupan.     

"Aku ingin kita kembali ke kota hari ini juga," ucap Jiang Lily tanpa ekspresi begitu melihat suaminya keluar dari kamar mandi.     

"Bukankah kita akan kembali lusa, Lily?" Aaron Liu cukup terkejut mendengar hal itu. Namun, dia cukup paham akan sebuah alasan yang membuat istrinya ingin segera meninggalkan Pulau Chyou.     

"Untuk apa kita disini? Apakah agar kamu bisa meniduri aku setiap malam?" bentak Jiang Lily sangat emosional. Dia masih beranggapan jika Aaron Liu sengaja memanfaatkan dirinya saat sedang mabuk semalam.     

Padahal jelas-jelas Aaron Liu sudah menolaknya beberapa kali. Perempuan itu sama sekali tak mengingat kejadian malam panjang diantara mereka. Jiang Lily pasti akan sangat malu jika mengetahui dirinya begitu memohon untuk disentuh oleh suaminya.     

Sabar! Hanya kata itu saja yang Aaron Liu coba katakan pada dirinya sendiri. Menjelaskan pun tak akan membuat Jiang Lily mempercayai semuanya. Perempuan itu pasti akan terus menyalahkan suaminya sendiri.     

"Aku tak seperti yang kamu pikirkan, Lily. Jika kamu tak memaksa dan menggodaku semalam, aku tak mungkin berani menyentuhmu sedikit pun," ungkap seorang pria yang tak berdaya di hadapan istrinya sendiri.     

"Omong kosong! Semua pria akan melakukan hal yang sama setelah meniduri perempuan manapun," ketus Jiang Lily pada suaminya. Tak peduli akan segala penjelasan itu, dia hanya menyakini apa yang dipikirkannya.     

"Semua pria, kamu bilang? Aku ini suamimu! Seharusnya aku lebih berhak dari pria manapun di dunia ini," tegas Aaron Liu mulai emosional. Pria itu mulai terpancing dengan kata-kata kasar yang dilayangkan oleh istrinya sendiri.     

Jiang Lily justru tersenyum sinis mendengar ucapan suaminya. Dia benar-benar tak bisa menerima segala hal yang telah terjadi antara dirinya dan juga Aaron Liu. Perempuan itu hanya ingin menyerahkan kehormatannya pada seorang pria yang dicintainya.     

Bukankah Jiang Lily mengatakan telah mencintai Aaron Liu? Ya! Namun kalimat itu dikatakannya dalam kondisi sangat mabuk. Tak ada yang mengetahui kebenaran itu selain dia sendiri.     

"Meskipun kamu suamiku, aku sama sekali tak mencintai kamu, Aaron. Kamu sendiri sangat tahu, apa alasanku menerima pernikahan kita." Jiang Lily mengatakan hal itu tanpa beban di dalam hatinya. Namun, ada sesuatu hal yang masih belum disadarinya kala itu.     

"Bohong! Aku tak percaya jika kamu sama sekali tak mencintai aku, Lily. Kamu hanya belum sadar jika hanya aku yang kamu cinta," sahut Aaron Liu dengan segala keyakinan di dalam hatinya. Dia tak pernah menyesali segala hal yang telah terjadi semalam. Meski istrinya akan sangat membenci, pria itu tak peduli lagi.     

Lagi-lagi ... Jiang Lily kembali menertawakan suaminya. Dia benar-benar tak paham dengan segala kegilaan dari seorang pria yang telah merenggut segala hal yang ada di dalam dirinya.     

Bagaimanapun Aaron Liu menjelaskan, perempuan itu sama sekali tak percaya dengan ucapannya. Jiang Lily terlalu kecewa pada tindakan suaminya semalam.     

"Kamu terlalu percaya diri, Aaron! Bagaimana kamu bisa mengatakan kalau aku mencintaimu? Itu hanya angan-angan di dalam kepalamu saja!" cibir seorang perempuan yang masih mengira jika suaminya telah melakukan perbuatan hina atas dirinya.     

"Bagaimana jika aku bisa membuktikan semuanya?" Aaron Liu harus bisa meyakinkan istrinya jika dia sama sekali tak mengambil keuntungan darinya.     

"Apakah kamu memasang kamera di kamar ini?" sindir Jiang Lily dengan nada meremehkan seorang pria yang sudah mengambil kehormatannya.     

Meskipun Aaron Liu adalah suaminya sendiri, Jiang Lily masih belum rela memberikan hatinya pada pria itu. Dia masih mengharapkan seseorang yang sampai sekarang belum bisa ditemukannya.     

Aaron Liu bisa melihat jika perempuan itu sedang menyudutkan dirinya. Hal itu cukup menyakitkan bagi seorang suami yang dianggap telah melecehkan istrinya sendiri.     

"Bagaimana dengan ini?" Aaron Liu membuka sebuah bathrobe yang menutupi tubuhnya. Dia ingin memperlihatkan beberapa jejak yang menunjukkan liarnya pertarungan mereka semalaman.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.