Menantu Pungut

Pelaku Utama



Pelaku Utama

0Aaron Liu tak mungkin hanya diam saja menjadi penonton. Dalam sekali gerakan saja, dia berhasil keluar dari mobil. Memperhatikan ke sekeliling area itu. Terlihat dua bodyguard yang tadi bersamanya sedang berdiri tegap menatap tajam beberapa pria pengacau itu.     

"Berikan sedikit pelajaran pada mereka semua! Jangan sampai mereka kembali dalam kondisi yang cukup baik!" seru Aaron Liu pada dua orang pria yang bekerja untuk Keluarga Jiang.     

"Siap, Tuan!" Tanpa berpikir panjang, mereka berdua segera mematuhi perintah tuannya. Sebuah pertaruhan sudah mulai memanas dan hampir meledak saat itu juga.     

Sebuah tendangan keras tertuju pada seorang pria yang berdiri dengan angkuh di hadapan mereka. Dalam sekali gerakan saja, pria itu sudah terlempar ke jalanan.     

"Brengsek! Berani-beraninya kalian menendang aku!" maki seorang pria yang berada tak jauh dari mereka bertiga. "Habisi mereka!" perintahnya sembari memegangi perutnya yang terkena tendangan tadi.     

Hanya dalam sekali perintah saja, beberapa orang bayaran itu langsung menyerang Aaron Liu dan kedua bodyguard-nya. Berbagai tendangan dan pukulan datang bersamaan begitu brutal.     

Sebuah kepalan tangan melayangkan dan mendarat sempurna di wajah musuh. Tak hanya itu saja, Aaron Liu juga melakukan beberapa pukulan beruntun untuk memberikan balasan atas niat buruk orang bayaran itu.     

Bersamaan dengan itu, Nenek Jiang menjadi takut jika Aaron Liu sampai mengalami hal yang tak diinginkannya. Dia langsung berteriak dengan sangat keras agar suaranya bisa terdengar hingga ke arena perkelahian itu.     

"Berhati-hatilah, Aaron! Jaga dirimu!" Meskipun Nenek Jiang cukup mengetahui kemampuan menantunya, dia tetap saja sangat cemas. Dalam pertarungan seperti itu, siapa saja bisa menjadi korban.     

Terkadang, sedikit lengah saja justru bisa berakibat sangat fatal. Harus benar-benar waspada dan juga sangat hati-hati, sebelum musuh berhasil dikalahkan.     

Tak jauh dari mobil, Aaron Liu mendengar samar-samar teriakan Nenek Jiang. Dia bisa mendengar nada bergetar dari suara itu. Sudah sangat jelas jika wanita tua itu sangat mencemaskan dirinya.     

Di samping itu, kedua bodyguard tadi sedang memperhatikan ke arah Aaron Liu. Terlihat beberapa orang sengaja mengeroyoknya. Seolah mereka sengaja menargetkan Presiden Direktur JL Fashion itu     

"Kita harus melindungi Presdir! Sepertinya mereka memang menargetkan dirinya." Dalam langkah yang sangat cepat, mereka berdua langsung memberikan tendangan keras dan sangat kuat pada lawan. Tak akan membiarkan Aaron Liu terluka sedikit pun.     

"Brengsek! Kalau berani, satu lawan satu!" tantang seorang pria tinggi besar yang bekerja pada Keluarga Jiang.     

"Sial! Kalian mengganggu tugas kami saja! Jika tak ingin mati, menjauh dari sini," gertak seorang pria bayaran yang sejak tadi sengaja menyerang Aaron Liu.     

Dalam sekejap saja, mereka langsung berupaya untuk melumpuhkan kedua bodyguard. Menggunakan segala usaha untuk membuat dua pria itu jatuh terkapar. Tapi sayangnya, semua tak seperti yang dipikirkan oleh beberapa orang. Tak semudah itu melumpuhkan mereka berdua.     

Meskipun beberapa orang bayaran itu tampak berbadan kekar dan bermuka garang, hal itu sama sekali tak berarti bagi kedua bodyguard. Mereka terus memberikan serangan dari berbagai arah agar bisa membuat dua bodyguard itu tumbang. Namun sama sekali tak berhasil.     

Selang beberapa saat, salah satu bodyguard dengan segenap kekuatan segera mendaratkan pukulannya ke arah orang bayaran itu satu persatu. Dalam sekejap saja, beberapa orang sudah jatuh tersungkur dengan wajah babak belur.     

Tak mengejutkan jika kedua bodyguard itu bisa mengalahkan mereka semua. Selain mereka adalah pengawal profesional, dua pria itu juga telah melakukan beberapa kali latihan militer.     

"Kalian benar-benar sangat hebat! Tanpa aku saja, kalian pasti bisa mengalahkan mereka semua," puji Aaron Liu pada dua orang pria yang terlihat merapikan pakaiannya.     

"Anda terlalu memuji kami, Tuan. Keahlian bertarung kami berdua tak lebih hebat dari Anda. Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya seorang bodyguard pada tuannya.     

"Sepertinya mereka tak bisa memberikan informasi apapun. Kurasa mereka hanyalah orang bayaran biasa. Kita segera pergi saja dari sini." Aaron Liu mengibaskan tangannya sebelum akhirnya berjalan masuk menuju ke mobil.     

Rasanya cukup melegakan berhasil membuat mereka semua tak bisa melawan lagi. Tak ada hal apapun yang bisa didapatkannya dari beberapa orang bayaran itu.     

Nenek Jiang tampak begitu lega saat menyaksikan menantunya telah kembali ke mobil. Dia langsung memeriksa beberapa bagian tubuh Aaron Liu.     

"Apakah kamu baik-baik saja, Aaron? Kuharap kamu tak terluka sedikit pun," cemas Nenek Jiang pada cucu menantunya.     

"Itu bukan apa-apa, Nek. Aku hanya melakukan sebagai bentuk pembelaan diriku. Mereka semua sengaja ingin mengacaukan perjalanan kita saja" ucap Aaron Liu sambil melirik kedua bodyguard yang juga sudah masuk ke dalam mobilnya.     

"Tetap saja, mereka sepertinya sengaja ingin melukai kamu. Saat aku memperhatikan tadi, hampir semua orang ingin melakukan serangan ke arahmu," ujar Nenek Jiang dengan wajah takut jika dia sampai harus kehilangan seorang pria pilihannya itu.     

Aaron Liu juga menyadarkan hal itu. Seakan semua orang bayaran tadi sengaja dikirimkan untuknya. Namun, siapa yang telah mengirimkan mereka semua? Pertanyaan itulah yang semakin berkembang di kepalanya.     

Untuk sementara, hanya ada dua orang yang sedang dicurigainya. Antara Miranda Choi dan juga Keluarga Wen. Jika Miranda mungkin sangat masuk akal jika sampai ingin menghabisinya. Namun Keluarga Wen ....     

Segalanya menjadi penuh misteri dan juga teka-teki. Tak ada petunjuk apapun yang bisa mengarahkan pada mereka. Orang-orang bayaran tadi juga memilih untuk diam daripada membuka mulutnya.     

"Kita langsung ke kediaman Keluarga Wen saja!" perintah Nenek Jiang pada si supir.     

"Mengapa kita ke sana, Nek?" tanya Aaron Liu sangat penasaran.     

"Kita bisa melihatnya setelah sampai di sana." Begitulah jawaban Nenek Jiang tanpa memberikan penjelasan apapun atas pertanyaannya tadi.     

Pria itu merasa jika Nenek Jiang telah mengetahui sesuatu. Aaron Liu bisa melihat keyakinan di dalam setiap kata yang dikatakan oleh nenek dari istrinya.     

Rasanya sedikit mendebarkan dan juga sangat mencemaskan. Aaron Liu menjadi begitu gelisah membayangkan sesuatu yang mungkin saja akan sangat mengejutkan dirinya.     

Jika Nenek Jiang bisa duduk tenang di sana, hal itu tak bisa dilakukan oleh Aaron Liu. Dia masih saja penasaran akan sesuatu hal yang terjadi di kediaman Keluarga Wen.     

Tak berapa lama, mereka telah sampai di halaman depan rumah besar itu. Seluruh orang di dalam mobil langsung melemparkan tatapan ke arah beberapa mobil yang kebetulan telah terparkir di depan rumah.     

"Sepertinya akan ada kejutan besar di sini," gumam Nenek Jiang lirih namun masih bisa didengar sangat jelas.     

"Kejutan?" ulang Aaron Liu sangat bingung.     

Wanita tua itu bergegas masuk ke dalam bangunan utama. Nenek Jiang harus menangkap basah mereka semua.     

"Sudah kuduga jika kalian adalah pelakunya!" celetuk Nenek Jiang saat menyaksikan beberapa orang sedang berada di dalam rumah Keluarga Wen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.