Menantu Pungut

Persekongkolan



Persekongkolan

0"Aku membatalkan rencana perceraian kita, Lily! Sampai kapanpun, kita tak akan bercerai!" tegas Aaron Liu pada seorang perempuan yang sedang mengandung anaknya.     

Rasanya seperti sebuah mimpi buruk yang tiba-tiba menjadi kenyataan. Jiang Lily masih tak percaya atas perasaan Aaron padanya.     

Jika tadinya Aaron Liu sudah menyetujui perceraian itu, dia langsung merubah keputusannya begitu mengetahui istrinya tengah mengandung. Hal itu tentu tak sesuai dengan rencana awal setelah mereka berdua akan bercerai.     

"Tidak, Aaron! Aku akan menikah dengan Hu Xianxu, kami berdua sudah memesan cincin pernikahan. Lagipula ... Hu Xianxu pasti mau menerima aku dan bayi ini," ujar Jiang Lily terdengar sangat menyedihkan. Perempuan itu tak bisa berpikir dengan benar. "Jika tidak ... aku harus menggugurkan bayi ini," lanjutnya.     

Mana ada seorang pria yang mau menerima kehamilan kekasihnya dari pria lain? Tentu saja tidak! Jikalau itu ada, pria itu pasti berhati malaikat.     

Jiang Lily masih saja berpikir untuk menggugurkan janinnya. Hal itu tentu saja bukan sesuatu yang diinginkan oleh Aaron Liu. Apa jadinya jika Nenek Jiang sampai mendengar hal itu? Wanita tua itu pasti akan sangat murka dan kehilangan kendali dalam menghadapi cucunya sendiri.     

"Kamu adalah istriku, Lily! Jangan lagi kamu berpikir untuk menikahi pria manapun. Mulai hari ini, Jiang Lily dan juga bayinya adalah milikku. Tak ada seorang pun yang bisa merubah hal itu!" tegas Aaron Liu tak peduli dengan respon istrinya sendiri.     

"Kamu tak bisa memaksa aku, Aaron! Kamu tak berhak atas kami berdua!" elak Jiang Lily akan klaim kepemilikan dari suaminya.     

"Kamu salah, Lily! Aku berhak atas kamu dan juga bayi itu. Bagaimanapun kamu berkilah, itu tak akan merubah apapun." Aaron Liu sama sekali tak ingin terlihat lemah di hadapan istrinya. Tak peduli apapun, Jiang Lily dan anaknya adalah miliknya.     

Kala perdebatan itu terjadi, Nenek Jiang kembali ke ruangan itu dengan dua orang dokter kandungan dan beberapa perawat yang datang bersamaan. Sudah bisa ditebak jika wanita tua itu pasti mendengar semua pembicaraan mereka berdua.     

Jiang Lily dan juga Aaron Liu tak bisa berkutik. Salah berkata saja bisa membuat mereka berdua terkena omelan dari Nenek Jiang. Diam adalah sebuah pilihan terbaik bagi pasangan itu.     

"Lakukan pemeriksaan pada cucu saya dokter! Pastikan jika baginya sehat dan juga aman," pinta Nenek Jiang pada kedua dokter yang sudah sangat siap untuk melakukan pemeriksaan kehamilan pada pasien.     

"Baik, Nyonya. Kami akan melakukan pemeriksaan pada cucu Anda." Dokter meminta Jiang Lily untuk berbaring di atas ranjang. Mereka akan melakukan USG untuk memastikan kondisi kehamilan istri dari Aaron Liu itu.     

Kebetulan sekali, mereka sengaja membawa peralatan lengkap ke di ruangan itu. Jiang Lily tak perlu keluar dari ruangan itu untuk melakukan pemeriksaan kandungan.     

Jiang Lily kembali berbaring sesuai instruksi dari dokter. Ia tak bisa melakukan apapun di hadapan Nenek Jiang. Hanya bisa patuh dan terus berharap jika akan ada kesempatan baginya untuk keluar dari sana.     

"Bagaimana kondisinya, Dok?" tanya Nenek Jiang tak sabar untuk menunggu penjelasan dari kedua dokter.     

"Kondisi janin sangat baik. Anda tak perlulah terlalu cemas akan kondisi ibu dan juga bayinya. Mereka berdua sama-sama sehat," jelas sang dokter sembari menunjuk ke sebuah layar di yang memperlihatkan kondisi     

Setelah menjelaskan panjang lebar, dokter dan juga perawat pamit keluar. Nenek Jiang langsung mendekati Jiang Lily dengan wajah sedih dan juga sangat kecewa. Rasa tak habis pikir saat mendengar kata-kata sangat kasar dan tak sopan.     

Di sisi lain, Aaron Liu tentu sangat memahami Nenek Jiang. Ia melihat jika wanita tua itu sedang menahan amarah.     

"Bagaimana kau bisa berpikir akan membunuhnya bagimu sendiri, Lily? Kalian harus kembali bersama dan membesarkan anak kalian!" peringat Nenek Jiang pada pada mereka berdua.     

"Tidak, Nek! Aku tak ingin anak ini besar tanpa ada cinta dari kedua orang tuanya. Itu pasti akan sangat sulit baginya untuk bertahan kelak," ujar Jiang Lily dengan berbagai pertimbangan di dalam hatinya.     

"Siapa bilang aku tak mencintai kamu, Lily? Aku sangat mencintai sejak dulu hingga sekarang. Bagaimana kamu bisa berpikir aku tak mencintaimu?" tanya Aaron Liu dengan wajah tak terima.     

Sudah sangat jelas jika Aaron Liu sangat mencintai istrinya. Namun, Jiang Lily terus saja menuduh suaminya tak pernah mencintainya.     

Perempuan itu memiliki alasan sendiri dengan tak mempercayai suaminya. Ada banyak hal yang membuat Jiang Lily tak bisa begitu mudah mempercayai.     

"Bagaimana kamu bisa yakin jika itu adalah cinta, Aaron? Bisa saja itu hanya pelampiasan. Apalagi kamu baru kehilangan Miranda beberapa waktu lalu," jelas Jiang Lily mengenai sebuah tuduhan yang selama ini melekat padanya.     

"Miranda sama sekali tak berarti apa-apa bagiku. Yang paling berharga untukku adalah kamu, Lily. Dengan keberadaan anak kita, aku semakin yakin jika perasaan cinta ini sangatlah tulus. Kumohon! Mari kita hidup bersama." Aaron Liu sangat memohon agar Jiang Lily mau menerima dirinya. Ia berharap jika pernikahan mereka akan harmonis hingga maut memisahkan.     

"Apakah kamu tak melihat ketulusan di wajah Aaron, Lily? Apakah kamu terlalu bodoh hingga tak bisa memahami semuanya itu?" cibir Nenek Jiang pada cucunya sendiri.     

Bagi Nenek Jiang, hanya Aaron Liu yang pantas menjadi menantu di Keluarga Jiang. Tak ada orang lain yang jauh lebih baik dari pria itu.     

Jika Lily menginginkan orang lain, setidaknya dia harus jauh lebih baik dari suamimu. Jiang mereka tak lebih baik, perempuan itu berarti benar-benar bodoh.     

"Tak apa-apa, Nek. Kita bisa menunggu sampai Lily sudah memutuskan jawabannya. Yang terpenting, dia mau terus menjaga dan juga melindungi anaknya sendiri," ujar Aaron Liu pada Nenek Jiang.     

"Kamu juga perlu bersikap tegas pada istrimu itu, Aaron. Sebagai seorang suami, kamu harus bertanggung jawab atas Lily dan juga bayinya." Nenek Jiang hanya mengingatkan Aaron Liu mengenai tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang suami.     

Jiang Lily mencoba memikirkan hal itu. Dia akan mempertimbangkan segala usulan Nenek Jiang beberapa waktu lalu. Namun ... ada sesuatu hal yang cukup mengusik hatinya.     

Perempuan itu merasa ada yang salah dengan neneknya. Ia mencoba untuk tak menaruh kecurigaan pada wanita tua itu. Hal itu juga membuat Jiang Lily menjadi sangat penasaran akan satu hal penting.     

"Bukankah Nenek ada di luar negeri? Mengapa bisa berada di sini?" tanya Jiang Lily pada seorang wanita tua itu sudah menjaganya. Ia curiga jika mereka sedang bersekongkol untuk menipunya.     

Nenek Jiang cukup terkejut mendengar pertanyaan. Ia telah lupa jika dirinya telah mengatakan akan ke luar negeri untuk melakukan perjalanan bisnis.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.