Menantu Pungut

Pergulatan Terlarang



Pergulatan Terlarang

0Hu Xianxu sedang menikmati beberapa botol minuman kesukaannya. Hingga tak berapa lama, seorang perempuan datang dan langsung memeluknya. Pria itupun tak tinggal diam tanpa melakukan apapun.     

Mendaratkan sebuah ciuman kasar bersamaan dengan sebuah remasan singkat pada bongkahan di dada si perempuan.     

"Apakah kamu sudah tak sabar untuk menunggu aku, Tuan Hu?" goda si perempuan dengan gerakan sensual yang cukup untuk mengundang gairah.     

"Sepertinya kamu harus diberikan hukuman karena membuat aku menunggu selama beberapa menit," balas Hu Xianxu dalam tatapan tajam yang seolah akan memangsa perempuan itu.     

Perempuan itu tersenyum lembut sembari mengerakkan tangannya untuk membelai dada bidang dari Hu Xianxu. Rasanya pria itu terlalu menggoda baginya.     

Dengan gerakan cepat, Hu Xianxu menarik perempuan itu ke dalam dekapannya. Mengunci si perempuan agar tak bisa lepas dari penguasaannya.     

"Bukankah kamu baru saja membeli sebuah apartemen? Mengapa tak mengajak bermalam di sana? Apakah itu hanya untuk kekasih kecilmu itu?" Perempuan itu terlihat memohon ingin melihat sebuah apartemen yang baru saja di beli oleh Hu Xianxu.     

"Sepertinya akan sangat menyenangkan jika kita mencoba apartemen baru itu. Ayo kita ke sana! Kebetulan sekali perempuan itu sedang tak pulang." Hu Xianxu menarik perempuan itu dengan tidak sabar. Membawanya masuk ke dalam lift tanpa melepaskan ciuman di bibir pasangan itu.     

Mereka berdua akhirnya masuk ke dalam sebuah apartemen milik Jiang Lily. Terlihat ruangan itu kosong tak berpenghuni.     

Perempuan itu tersenyum puas karena Hu Xianxu mengajaknya ke sana. Rasanya begitu bangga bisa mendapatkan perlakuan spesial dari seorang pria yang begitu menggairahkan itu.     

"Mari kita nikmati malam ini!" Hu Xianxu menarik perempuan itu hingga masuk ke sebuah kamar yang seharusnya dipakai oleh Jiang Lily. Beruntung perempuan manja itu kembali pada keluarganya.     

Perempuan itu melucuti pakaiannya sendiri. Melemparkan beberapa lembar kain itu ke sembarang arah. Tak peduli jika harus berserakan di lantai kamar itu.     

Apa yang dilakukan oleh perempuan itu tentu saja membuat Hu Xianxu kian terangsang. Seorang perempuan sedang meliuk-liuk dengan tubuh polos tanpa sehelai benang pun menutupinya.     

Tanpa pikir panjang lagi, Hu Xianxu menjilat bibirnya sesaat sebelum dirinya turut memasuki irama dan tempo yang diinginkan perempuan itu.     

"Kamu selalu saja pandai membangkitkan gairahku. Aku akan memuaskanmu malam ini!" bisik seorang pria yang telah terbakar gairah.     

"Lakukan apapun yang kamu mau terhadapku," desak si perempuan yang sudah dikendalikan oleh nafsu dan gairahnya.     

Tak ingin membuang waktu, Hu Xianxu langsung memulai permainan mereka tanpa pemanasan. Pria itu sudah kesetanan untuk melampiaskan nafsu dan juga gairahnya.     

Tak berhenti di situ, si perempuan juga menambahi dengan iringan erangan dan jeritan pelan namun begitu sexy.     

Pasangan itu larut dalam gairah dalam permainan mereka. Melakukan pergulatan sengit dan hanya dikuasai oleh Hu Xianxu saja. Pria itu terus saja menindihnya bersamanya dengan gerakan erotis yang menggairahkan.     

Terlalu menikmati pergulatan panas di antara keduanya, mereka tak menyadari jika ada yang datang dan mendengar dan juga menyaksikan panasnya gairah antara pasangan itu.     

"Hu Xianxu! Jadi ini yang kamu lakukan di kamarku!" seru Jiang Lily dalam emosi yang sudah memuncak dan siapa meledak saat itu juga.     

"Lily!" Hu Xianxu sangat terkejut dan langsung memakai celananya. Ia mencoba untuk mendekati Jiang Lily dengan niat untuk menjelaskan segalanya. "Aku bisa jelaskan! Ini hanya kesalahpahaman saja!" ucapnya.     

Jiang Lily tersenyum kecut mendengar hal itu. Ia pun memperhatikan seorang perempuan yang mencoba untuk bersembunyi di balik selimut. Tanpa pikir panjang, dia pun langsung menarik selimut itu dan mendapati sosok perempuan yang tengah telanjang bulat.     

Sebuah kenyataan pahit harus kembali di dapatkan oleh Jiang Lily. Ia baru sadar jika dirinya terlalu bodoh dan juga sangat naif.     

"Ternyata perempuan murahan ini yang kamu sebut sebagai adik angkat, Hu Xianxu. Aku tak menyangka jika kamu akan melakukan hal sehina ini!" seru Jiang Lily dengan suara bergetar karena harus menahan diri untuk tak murka pada pria bejat itu.     

"Ini hanya salah paham saja, Lily. Aku hanya .... "     

"Kita putus!" pungkas Jiang Lily pada seorang pria yang memakai kamarnya sebagai tempat maksiat.     

Jiang Lily langsung keluar dari kamar itu. Ia tak tahan menyaksikan seseorang yang sangat dipercayainya justru bermain gila dengan perempuan lain. Lebih buruknya lagi, Hu Xianxu melakukan hal itu di kamarnya.     

Hal itu adalah sebuah penghinaan paling menyakitkan bagi cucu tunggal dari Keluarga Jiang.     

Aaron Liu juga sangat murka menyaksikan kelakuan seorang pria yang seharusnya menjadi sahabatnya itu. Namun, segala keserakahan telah membuat Hu Xianxu begitu jahat dan sangat licik.     

Dalam sekejap saja, Aaron Liu langsung memberikan sebuah pukulan keras di wajah Hu Xianxu. Ia tak tahan melihat istrinya sangat terluka. "Itu sebuah balasan karena kamu sudah menyakiti istriku!" ucapnya.     

"Brengsek! Kamu akan menyesal telah memukul aku, Aaron!" terima Hu Xianxu yang merasa tak terima sebuah pukulan keras di wajahnya.     

Aaron Liu langsung menyusul istrinya yang keluar lebih dulu. Ia tak mungkin membiarkan Jiang Lily menangis sendirian. Dalam kondisi sedang hamil muda, akan sangat berbahaya jika dia terlalu stress.     

Suami Jiang Lily itu harus menahan rasa sakit karena memukul Hu Xianxu. Sudah sangat jelas jika tangannya baru saja terluka dan masih dalam pemulihan. Pria itu hanya tak tahan menyaksikan istrinya menjadi bahan permainan bagi sahabatnya sendiri.     

"Lily!" panggil Aaron Liu pada perempuan yang sejak tadi berusaha untuk menghindari dirinya.     

"Jangan dekati aku, Aaron! Biarkan aku sendiri!" bentak seorang perempuan yang sangat terpukul menyaksikan kebejatan kekasihnya sendiri.     

"Apakah kamu ingin menyembunyikan air matamu itu?" Aaron Liu langsung menarik Jiang Lily ke dalam pelukannya. Ia bisa melihat jika perempuan itu tak ingin menangis di hadapannya.     

Jiang Lily semakin tersedu-sedu. Meski bersusah payah untuk tak menangis, air matanya mengalir begitu deras. Sangat wajar jika ia terluka oleh pengkhianatan Hu Xianxu. Mereka berdua memiliki hubungan yang cukup dekat satu sama lain.     

Sangat memalukan baginya untuk menghadapi seseorang yang selalu ada untuknya meski ia sudah menyakiti. Tak ada pria lain yang begitu hebat dan sangat baik seperti Aaron Liu. Terlalu bodoh dan tak berguna saat Jiang Lily berpikir akan meninggalkan suaminya.     

Aaron Liu membawa Jiang Lily masuk ke dalam mobil. Dia harus bisa menenangkan hati sari istrinya.     

"Apakah ini alasan kamu memutuskan kembali ke rumah?" tanya Aaron Liu sehingga suara lirih.     

Jiang Lily masih belum mengatakan apapun pada suaminya. Dia sangat mau untuk mengungkapkan kebenaran yang sebenarnya. Bak sebuah aib yang harus ditutupi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.