Menantu Pungut

Pembalasan Setimpal!



Pembalasan Setimpal!

0Jiang Lily masih syok mendengar kenyataan itu. Dengan sebuah bukit yang diperlihatkan oleh Aaron Liu, ia semakin menyadari kebodohannya sendiri.     

Entah mengapa, dia merasa begitu bodoh hingga menjadi sasaran empuk bagi Hu Xianxu. Perempuan itu akhirnya sadar jika seseorang yang dipikirnya baik, justru menusuk dirinya dari belakang.     

Hu Xianxu benar-benar sangat melukai harga dirinya sebagai seorang perempuan dan juga teman lamanya. Tak ada hal apapun yang bisa dipandang baik pada pria itu.     

"Itu artinya ... aku sudah sangat merugikan perusahaan. Apa yang harus kulakukan sekarang, Nek? Aku sudah memberikan uangku untuk membeli saham di perusahaan Keluarga Hu." Jiang Lily tak ingin mempercayai semuanya. Namun segalanya telah terjadi.     

"Tenanglah, Lily. Aku sudah berusaha untuk menghubungi Tuan Hu. Dia berjanji akan membantu kita untuk mendapatkan uang itu kembali. Untung saja, hubungan papa dengannya cukup baik selama ini," ujar Aaron Liu pada seorang perempuan yang sudah sangat cemas membayangkan banyak hal buruk.     

Jiang Lily merasa sangat malu dengan segala kebodohannya. Tak pernah membayangkan sebelumnya jika Hu Xianxu akan melakukan hal segila itu. Tak hanya harta saja yang diincar pria itu. Sepertinya ada hal lain yang jauh lebih besar yang sengaja diincarnya.     

Beruntung Keluarga Liu memiliki hubungan sangat baik dengan Keluarga Hu. Aaron Liu memiliki cara tersendiri untuk membalas segala perbuatan Hu Xianxu pada keluarganya. Sebuah pembalasan telak atas segala kekejian anak angkat dari Keluarga Hu.     

"Lebih baik kalian istirahat dulu! Kita bisa membicarakannya besok lagi." Sebenarnya, Nenek Jiang cukup mencemaskan cucunya. Ia melihat Jiang Lily cukup terpukul dengan kebusukan Hu Xianxu.     

"Kalau begitu kamu masuk dulu, Nek," pamit Aaron Liu sembari mengajak istrinya untuk segera ke kamar.     

Nenek Jiang berupaya melemparkan isyarat pada pria itu. Seolah ada hal penting yang ingin dibicarakan oleh nenek dari Jiang Lily itu.     

Untung saja, Aaron Liu langsung paham akan hal itu. Dia bergegas mengantarkan Jiang Lily ke kamar lalu kembali keluar untuk menemui Nenek Jiang. Rasanya sangat sungkan jika harus membuat wanita tua itu menunggu lebih lama lagi.     

"Apa yang sebenarnya terjadi, Aaron? Aku sangat yakin jika telah terjadi hal buruk pada cucuku. Sejak tadi dia terus menyalahkan dirinya sendiri. Setiap sorotan matanya juga melukiskan penyesalan yang terlalu dalam." Nenek Jiang tentu ingin mendengar sebuah kebenaran yang masih mereka simpan.     

"Lily melihat sendiri Hu Xianxu sedang bersama perempuan di kamar Lily, Nek. Lebih parahnya lagi, mereka berdua sedang melakukan hubungan .... " Aaron Liu tak berniat untuk meneruskan ucapannya. Dia merasa sangat jijik membahayakan kelakuan sahabatnya yang begitu memalukan.     

Mendengar penjelasan Aaron Liu saja, darah Nenek Jiang seolah langsung mendidih. Dia benar-benar tak habis pikir jika Hu Xianxu begitu tega pada cucunya.     

Hal itu semakin menyakinkan jika ketulusan Hu Xianxu terhadap Jiang Lily hanyalah sebuah kepalsuan. Pria itu sama sekali tak menghargai sebuah hubungan. Segala ketulusan yang dilakukan Jiang Lily sama sekali tak berarti bagi pria itu.     

"Aku tak rela melihat Hu Xianxu hidup tenang setelah mengacaukan keluarga kita. Entah bagaimana caranya, dia harus mendapatkan sebuah balasan setimpal atas segala perbuatannya," ujar Nenek Jiang mengenai segala perbuatan kejam dan tanpa perasaan.     

"Aku mengerti, Nek. Kita harus memberikan balasan setimpal pada Hu Xianxu. Sebaiknya Nenek beristirahat dulu," bujuk Aaron Liu. Ia juga harus beristirahat sebelum esok hari akan memulai pertarungan sengit untuk membalas segala kebusukan seorang pria yang seharusnya menjadi sahabatnya.     

Setelah perbincangan singkat itu, Aaron Liu kembali ke kamar. Ia melihat Jiang Lily sudah terbaring dengan mata terpejam. Namun, ada satu hal yang sangat mengusiknya.     

Entah sadar atau tidak, air mata Jiang Lily terlihat mengalir sudut matanya. Tak ada yang mengetahui, alasan apa yang telah membuat perempuan itu begitu terluka.     

'Apakah Jiang Lily terluka karena menyaksikan Hu Xianxu dan perempuan itu?' tanya Aaron Liu di dalam hati. Dia hanya mampu bertanya di dalam lubuk hati terdalam. Tak ada hal apapun yang bisa menjelaskan perasaan istrinya.     

Pria itu mendekati istrinya lalu mengecup lembut kening Jiang Lily. Rasanya seperti seorang suami yang sesungguhnya. Cukup membahagiakan dan juga mendebarkan bagi Aaron Liu.     

"Maafkan aku, Aaron! Kumohon jangan tinggalkan aku!" teriak Jiang Lily dengan mata terpejam. Perempuan itu terlihat sangat ketakutan hingga berkeringat dingin.     

"Aku tak akan meninggalkan kamu, Lily. Bahkan ketika kamu mengusir aku, tak akan selangkah pun aku beranjak dari sisimu," balas Aaron Liu dengan segala keyakinan dan juga kesungguhan hatinya.     

Meski Jiang Lily tak akan mendengar jawabannya itu, Aaron Liu sangat bersungguh-sungguh mengatakannya. Tak berapa lama, pria itu memberanikan diri untuk memeluk istrinya. Dia hanya ingin membuat istrinya jauh lebih tenang.     

Aaron Liu akhirnya ikut terlelap dalam posisi memeluk istrinya. Hingga pagi menjelang, pria itu masih saja mendekap Jiang Lily sangat posesif.     

Perempuan itu tersenyum lembut kala menyadari terbangun di pelukan suaminya sendiri. Dia masih saja mengucapkan syukur atas segala berkah yang datang padanya.     

"Ryan! Apakah kamu tak berangkat ke kantor?" bisik Jiang Lily lembut di dekat telinga suaminya.     

Di ambang kesadarannya, Aaron Liu mendengar suara seorang perempuan yang sangat dicintainya itu. Ia memaksakan diri untuk membuka mata untuk melihat calon ibu dari anak-anaknya kelak.     

Pria itu tersenyum lembut begitu menyadari Jiang Lily berada sangat dekat dengannya. Bahkan ia bisa mendengar setiap hembusan nafas dari sang istri.     

"Hari ini aku tak ke kantor, Lily. Aku akan menemui seorang untuk memberikan pelajaran pada Hu Xianxu," jawab Aaron Liu dengan wajah yang tampak masih sangat mengantuk.     

"Orang bayaran untuk menghajar Hu Xianxu?" ucap Jiang Lily dengan nada bertanya.     

Perempuan itu berpikir jika suaminya akan meminta seseorang untuk memberikan pelajaran bagi sahabatnya sendiri. Ia tak memikirkan hal lain lagi mengenai pembalasan itu.     

Aaron Liu tersenyum penuh arti pada istrinya. Ia pun mendekati Jiang Lily dan mengecup lembut bibirnya. Rasanya sangat menyenangkan memiliki seorang istri.     

"Nanti kamu akan mengetahuinya, Lily. Aku akan bersiap-siap dulu." Pria itu bangkit dari tempat tidur lalu berjalan menuju ke kamar mandi.     

Hal itu memunculkan rasa penasaran dan juga tanda tanya besar di lubuk hati Jiang Lily. Perempuan itu terlalu ingin tahu akan sesuatu yang hendak dilakukan oleh suaminya.     

Tak ingin kehilangan kesempatan berharga itu, Jiang Lily langsung menanggalkan pakaiannya lalu menyusul suaminya ke kamar mandi.     

"Apa yang akan lakukan, Lily?" Refleks Aaron Liu melontarkan pertanyaan itu. Ia sangat terkejut melihat tubuh mulus dari istrinya sendiri yang begitu jelas terpampang di depan mata.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.