Menantu Pungut

Pengemis VS Parasit



Pengemis VS Parasit

0Dalam sekejap saja, Aaron Liu sudah melayangkan sebuah pukulan dan langsung mengenai Wen Rou. Seketika itu juga, si pria jatuh tersungkur ke lantai.     

Kobaran amarah begitu jelas, Wen Rou seolah tak terima atas perlakuan Aaron Liu. Rasanya sangat murka dan begitu geram menerima sebuah pembalasan dari suami keponakannya.     

"Brengsek! Berani-beraninya kamu memukul aku!" teriak Wen Rou sembari bangkit dari tempatnya terjatuh. Ia tak mungkin diam saja mendapatkan sebuah tamparan keras dari seorang pria yang tiba-tiba datang. "Ini balasanmu!" Pria itu sudah melayangkan pukulan balasan pada Aaron Liu.     

Dengan gerakan cepat, Aaron Liu mencoba untuk menghindar dan langsung menendang paman dari istrinya itu. Ia tak peduli akan sebuah rasa hormat di antara mereka.     

Tak terima akan yang telah dilakukan oleh Aaron Liu, Wen Hui langsung mendekat dan mencoba untuk memberikan pukulan balasan padanya. Ia tak mungkin membiarkan orang lain melukai saudara laki-lakinya.     

"Sialan! Berani-beraninya kamu mengacau di sini!" Dengan segenap kekuatan, Wen Hui mencoba untuk membalas sikap kasar Aaron Liu. Sayangnya, hal itu sama sekali tak berhasil.     

Aaron Liu berhasil menghindar dan justru memberikan tendangan keras dan juga sangat cepat ke arah pria itu. Wen bersaudara jatuh tersungkur sembari menahan rasa sakit di dalam dadanya. Mereka berdua tak menyangka jika akan begitu mudah dilumpuhkan oleh seorang pria yang terlihat sangat lemah.     

Sebuah tatapan tajam yang penuh intimidasi tersorot dari mata Aaron Liu. Ia sama sekali tak takut akan apapun di hadapannya. Pria itu hanya ingin membalas dan memberikan pelajaran pada istrinya.     

"Apa yang kulakukan sama sekali tak sebanding dengan semua yang telah kalian lakukan pada Jiang Lily. Jika hal itu sampai terjadi lagi pada istriku, aku tak hanya menendang kalian sampai tersungkur ke lantai ... aku akan membuat kalian terlempar ke neraka," ancam Aaron Liu dalam segala kemarahan dan juga rasa sakit hati atas kelakuan mereka.     

"Mengapa kamu begitu percaya diri bisa menjatuhkan kami berdua?" cibir Wen Rou pada suami dari keponakannya.     

"Kalian terlalu sombong dan berpikir jika kalian sangat hebat! Aku menunggu di saat pria busuk seperti kalian jatuh dan tak bisa bangkit lagi!" teriaknya. Aaron Liu ingin menunggu saat yang paling tepat di mana mereka berdua benar-benar hancur dan tak mungkin bisa bangkit. Hal itu tentu tak bisa terjadi dalam sekejap saja.     

Aaron Liu harus menyusun sebuah rencana agar bisa menghancurkan Keluarga Wen. Ia akan mempertaruhkan apapun agar bisa membuat istrinya hidup dengan damai dan juga tenang.     

Sejak mengetahui Jiang Lily tengah mengandung anaknya, Aaron Liu semakin berani melawan apapun. Seolah ada kekuatan besar yang tiba-tiba hadir di dalam hatinya. Segala kelemahan dan juga rasa takut dari masa lalu, lenyap begitu saja.     

Hanya ada kekuatan untuk bertahan melawan siapapun yang menyakiti keluarganya. Tak peduli jika nyawanya yang menjadi taruhan, Aaron Liu sudah sangat siap mengorbankan segalanya.     

"Dasar, Tuan muda tak berguna! Apakah kamu masih tak sadar jika Keluarga Liu sudah tak bisa mendukungmu? Jika dulu kamu begitu bisa mengendalikan segalanya, sekarang kamu hanyalah seonggok sampah yang tak berguna. Jika bibiku tak memungut pria sampah seperti kamu, tak mungkin kamu bisa mengatakan segalanya dengan sangat percaya diri," sindir Wen Rou yang mencoba untuk bangkit dari dinginnya lantai rumah itu.     

"Sepertinya aku perlu mengambil sebuah kaca besar untukmu berkaca," cibir Wen Hui dengan nada sinis.     

Kedua pria itu berusaha untuk memojokkan Aaron Liu. Dia benar-benar menganggap remeh seorang pria yang menjadi menantu di Keluarga Jiang. Beranggapan jika Aaron Liu sama sekali tak pantas berada di posisi itu.     

Namun, Aaron Liu sama sekali tak menggubris ucapan mereka berdua. Ia beranggapan jika perkataan mereka hanya angin lalu saja. Hal itu tak akan menggubah apapun bagi suami dari Jiang Lily.     

"Tak perlu repot-repot melakukan hal itu, Tuan Wen! Apakah aku pantas menjadi anggota Keluarga Jiang atau tidak, hanya Nenek Jiang yang berhak menilainya. Kalian berdua hanyalah seseorang yang selama ini menjadi parasit bagi Keluarga Jiang," balas Aaron Liu telak. Dengan segala keberaniannya, ia tak ingin terus diremehkan oleh mereka berdua.     

"Brengsek! Dasar tak tahu diri! Jika kami parasit, bukankah kamu tak lebih dari pengemis menyedihkan?" celetuk Wen Rou dengan cukup sengit. Pria itu tak tahan mendengar ocehan Aaron Liu yang terlalu merendahkan Keluarga Wen.     

"Rasanya aku tak perlu berdebat dengan kalian berdua. Tak ada gunanya kita berdebat di sini. Selamat tinggal!" Aaron Liu langsung berjalan ke arah pintu rumah Keluarga Wen. Terlalu muak berada di atap yang sama dengan pria-pria tak berguna yang selalu mencari masalah.     

Baru saja berjalan ke arah mobilnya, sebuah mobil baru saja ke halaman rumah itu. Wen Ziyi keluar dari mobil dan sangat terkejut mendapati Aaron Liu baru saja keluar dari rumahnya.     

Wanita itu bergegas menuju ke tempat di mana Aaron Liu masih berdiri. Pria itu juga masih belum masuk ke dalam mobilnya.     

"Sampai jumpa, Nyonya Wen," pamit Aaron Liu sebelum ia berniat untuk masuk ke dalam mobilnya.     

"Tunggu, Aaron! Apa yang membawamu ke sini?" tanya Wen Ziyi pada seorang menantu di Keluarga Jiang. Ia sangat penasaran dengan alasan Aaron Liu mendatangi rumahnya.     

"Bukan masalah penting, Nyonya. Anda bisa bertanya langsung pada kedua anak Anda. Saya permisi!" Aaron Liu kembali masuk ke dalam mobil dan langsung menyalakan mesin mobil.     

Seketika itu juga, suami dari Jiang Lily itu langsung meninggalkan rumah Keluarga Wen. Pria itu tak ingin membuang waktu untuk berada di lokasi yang sama dengan orang-orang yang sangat mengusik kehidupannya.     

Wen Ziyi sudah memiliki firasat jika ada hal buruk terjadi pada kedua anaknya. Ia sangat yakin jika Aaron Liu tak mungkin hanya berkunjung saja tanpa melakukan apapun juga.     

Begitu sampai di dalam rumahnya, wanita itu melihat kedua anaknya tampak tak baik-baik saja. Wajah mereka terlihat memar seperti baru saja mendapatkan pukulan sangat keras. Hal itu membuat ibu dia anak itu langsung panik seketika.     

"Apa yang terjadi pada kalian berdua? Apakah kalian baik-baik saja?" Wen Ziyi mulai memeriksa wajah kedua anaknya dia benar-benar sangat cemas jika sampai ada yang terluka. "Apakah semua karena Aaron?" tebaknya.     

"Apakah Mama bertemu dengan Aaron? Dia benar-benar brengsek, Ma. Berani-beraninya datang ke sini dan langsung menyerang kami begitu saja," keluh Wen Hui pada ibunya. Pria itu sengaja menunjukkan wajah menyedihkan.     

"Jadi Aaron memukul kalian tanpa sebab? Apakah dia telah kehilangan akal sehatnya?" Wen Ziyi tak menyangka jika suami dari Jiang Lily itu menganiaya kedua anaknya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.