Menantu Pungut

Dendam Keluarga Wen



Dendam Keluarga Wen

0Nenek Jiang tersenyum puas atas pembalasan Aaron Liu pada perkataan Wen Ziyi. Menantu Keluarga Jiang itu sudah jauh lebih berani dalam menghadapi orang-orang yang mengusiknya.     

Hal itulah yang selama ini diinginkan oleh Nenek Jiang pada cucu menantunya itu. Segala hal yang akan terjadi di masa depan tak akan mudah. Aaron Liu harus berani menghadapi segala tantangan dan berbagai hambatan.     

"Apakah urusanmu telah selesai, Ziyi? Apakah kamu juga ingin mencari masalah dengan kami?" ketus Nenek Jiang pada adik iparnya. Rasanya sangat memuakkan berlama-lama memandang wanita itu.     

"Apakah Kakak ipar sedang mengusir aku? Bagaimanapun juga, aku adalah istri dari adik kandungmu, Kak! Mengapa Kakak ipar selalu tak menyukai aku?" Seolah tak terjadi atas kalimat pengusiran itu, Wen Ziyi tentu saja sengaja menyudutkan Nenek Jiang untuk mencari pembenaran atas dirinya sendiri.     

Nenek Jiang tersenyum kecut mendengar hal itu. Ia bukan sedang membenci seorang wanita yang pernah menikah dengan adiknya itu. Hanya saja, Wen Ziyi selalu saja mencari celah untuk menjatuhkan Keluarga Jiang.     

Alasan itu yang membuat Nenek Jiang sampai memutuskan hubungan mereka berdua. Jika wanita itu terus saja berulah, bisa saja pemilik JL Fashion itu khilaf dan justru melakukan sesuatu yang tak terduga.     

"Sebaiknya Nyonya Wen pergi dari sini. Rasanya sangat risih melihat Anda tak kunjung meninggalkan rumah ini," usir Jiang Lily yang sejak tadi hanya menjadi seorang pendengar saja. Dia juga sangat muak berhadapan langsung dengan wanita itu.     

"Kalian semua benar-benar sangat kejam! Akan kubuat kalian menyesal telah memperlakukan aku seperti ini!" gertak Wen Ziyi sebelum ia beranjak pergi dari sebuah mansion mewah Keluarga Jiang.     

Terukir sebuah dendam yang semakin mendalam di dasar hatinya. Wen Ziyi memang pergi begitu saja tanpa melakukan apapun. Namun, ia tetap saja merencanakannya sebuah pembalasan setimpal atas semua perlakuan tak menyenangkan dari Keluarga Jiang.     

Wen Ziyi merasa tak pantas diperlakukan seperti itu. Walau bagaimanapun, ia tetap adik ipar dari Nenek Jiang. Hal itu tak akan pernah berubah sedikit pun.     

"Kali ini, kalian semua bisa bersorak kemenangan karena berhasil menendang aku dari sini. Namun, ada kalanya di mana kalian akan memohon padaku. Aku akan memberikan balasan setimpal atas kekejaman ini." Wen Ziyi mengatakan hal itu kepada dirinya sendiri. Seolah ia sedang sesumbar untuk membalas dendam pada Keluarga Jiang.     

Wanita itu akhirnya meninggalkan mansion mewah itu dengan hati terbakar. Wen Ziyi tak pernah bisa menerima segala sikap kasar dari mereka semua.     

Di sisi lain, Jiang Lily masih mendesak suaminya agar mengatakan semuanya. Dia berpikir jika Aaron Liu telah melakukan sesuatu yang mungkin saja sedikit kejam pada kedua pamannya itu.     

"Apa yang sebenarnya telah kamu lakukan pada dua pamanku yang bodoh itu?" tanya Jiang Lily sangat penasaran.     

"Aku hanya menghajar dan memberikan sebuah peringatan saja pada mereka berdua. Tak ada sesuatu yang menarik," jelas Aaron Liu tanpa menutupi apapun. Dia tentu akan menjelaskan semuanya pada istrinya.     

"Mereka pantas mendapatkannya!" sahut Nenek Jiang dengan wajah datar tanpa ekspresi apapun.     

Jiang Lily justru sedikit mencemaskan hal itu. Dia sangat tahu jika Keluarga Wen bisa saja mencari masalah dengan mereka. Terlebih ... ada seseorang yang berkedudukan tinggi menjadi pendukung mereka semua.     

Tentu saja hal itu cukup serius dan menjadikan perhatian tersendiri. Jiang Lily tak bisa mengabaikan hal itu. Dia takut jika Keluarga Wen sampai mencari-cari kesalahan suaminya.     

"Tapi, Nek! Bagaimana jika mereka menjadikan hal ini sebagai alasan untuk menjatuhkan Aaron? Nenek tahu sendiri jika ada seseorang yang selama ini berada di belakang mereka," cemas Jiang Lily atas kerumitan dalam hubungan mereka.     

"Tak perlu cemas, Lily! Aku baik-baik saja. Meski mereka memiliki seorang pendukung sekalipun, aku sama sekali tak takut. Tak peduli dengan resiko apapun, aku akan melakukan apapun untuk melindungi kamu dan juga Nenek Jiang," tegas Aaron Liu pada sosok perempuan yang dicintainya. Tak sedikit pun, ia takut untuk menghadapi kegilaan dari Keluarga Wen.     

Aaron Liu sudah sangat siap untuk segala kemungkinan terburuk sekalipun. Hanya Jiang Lily dan juga calon anaknya yang menjadi prioritas baginya. Ada juga Nenek Jiang yang selalu memberikan ia kekuatan dan juga keberanian untuk menghadapi segalanya.     

Sejak pertemuannya dengan Nenek Jiang, segalanya langsung berubah drastis. Aaron Liu semakin berani menghadapi sulitnya kehidupan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Meski tak mudah, ia selalu mencoba untuk bertahan sebaik mungkin.     

"Aku sangat bangga padamu, Aaron! Tak salah aku memilih kamu kala itu. Kamu adalah sosok pria terbaik yang memang pantas untuk menjadi bagian dari Keluarga Jiang," puji Nenek Jiang pada suami dari cucu kesayangannya.     

"Nenek terlalu memuji aku. Tanpa kalian berdua, aku bukanlah apa-apa. Mungkin saja aku masih berada di jalanan sekarang," balas Aaron Liu dalam perasaan beruntung dan juga bahagia bisa diterima di Keluarga Jiang.     

Jiang Lily justru tersenyum mendengar perbincangan mereka berdua. Tiba-tiba ia merasa sangat beruntung menjadi istri dari sosok pria hebat seperti Aaron Liu. Ia sangat bangga memiliki pria itu di dalam hidupnya.     

Sebuah kesalahan besar telah membuka mata Jiang Lily. Akhirnya dia bisa menerima Aaron Liu sebagai seorang suami yang sah. Apalagi, tak berapa lama mereka akan memiliki seorang malaikat kecil yang akan mencari cahaya dan juga kebahagiaan bagi Keluarga Jiang.     

"Aku bahagia bisa menjadi istrimu, Aaron. Sayangnya, dulu aku terlalu bodoh tak menyadari hal itu." Jiang Lily mengatakan hal itu sembari bergelayut manja di lengan sang suami. Dia benar-benar sangat beruntung memiliki Aaron Liu di dalam hidupnya.     

"Aku lebih bahagia memiliki kalian," balas Aaron Liu sembari mengusap lembut perut istrinya. Rasanya tak sabar untuk menunggu beberapa bulan lagi saat anak mereka terlahir ke dunia.     

Di saat mereka berdua saling memandang penuh kebahagiaan, ponsel Aaron Liu berdering keras. Pria itu mengambil ponselnya dan melihat seseorang yang sedang menghubungi.     

Aaron Liu tampak mengerutkan kening kala senja nama terlihat di layar. Ia pun menerima panggilan itu untuk memastikan situasinya.     

"Ada apa, Nona Lee?" sahut Aaron Liu pada seseorang yang baru saja menghubungi dirinya.     

Mendengar nama perempuan itu menghubungi suaminya, Jiang Lily langsung muram dan juga tak terlalu senang. Tentu saja karena perempuan itu selalu saja sangat cemburu pada perempuan cantik itu.     

Terlalu mendebarkan menyaksikan suaminya sedang berbicara dengan Lee Hana. Hal itu menjadi tekanan tersendiri bagi cucu Nenek Jiang itu.     

"Haruskah aku menemui kamu sekarang juga?" tanya Aaron Liu pada seorang perempuan yang tak lain adalah manajer produksi di JL Fashion.     

Seketika ... Jiang Lily langsung terbakar kecemburuan. Ia tak rela jika suaminya harus bertemu dengan Lee Hana saat itu juga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.