Menantu Pungut

Persaingan Sengit



Persaingan Sengit

0Aaron Liu juga ikut keluar dari mobil menyusul Jiang Lily yang lebih dulu. Ia juga melihat Miranda Choi dan juga dua pria itu sedang berdiri tak jauh dari lobby hotel.     

Mungkin saja, mereka bertiga juga sedang meninjau lokasi pameran dan juga memeriksa segala persiapan. Sebuah tujuan yang seharusnya tak jauh berbeda dari mereka berdua.     

"Sebaiknya kita menyapa mereka, Lily. Apalagi ada dua pamanmu juga di sana." Aaron Liu tersenyum penuh arti pada seorang perempuan yang cukup bersemangat untuk menemui mereka bertiga.     

"Tentu saja, Aaron. Aku ingin melihat wajah babak belur dari kedua pamanku," ujar Jiang Lily dengan begitu antusias. Rasanya sudah tak sabar untuk bertemu dengan ketiga orang yang berdiri berdekatan di lobby hotel.     

Jiang Lily berjalan begitu mesra sembari memegang lengan suaminya. Perempuan itu terlihat sangat bersemangat untuk masuk ke dalam hotel berbintang itu.     

Secara disengaja, pasangan itu melewati Miranda dan juga dua pria yang bersamanya. Hingga beberapa langkah kemudian, Jiang Lily tiba-tiba menghentikan langkahnya.     

"Paman! Nona Choi! Kalian mengikuti pameran ini juga?" Jiang Lily tentu sudah mengetahui jika mereka akan berpartisipasi dalam pameran bergengsi tahunan itu. Namun, ia sengaja berpura-pura bodoh dan tak mengetahui hal itu.     

"Apa kabar, Nona Jiang? Kudengar Anda akan menceraikan Aaron dan menikahi Hu Xianxu," sahut Miranda Choi dalam tatapan sinis dan juga tak senang menyaksikan mereka berdua tampak sangat mesra.     

"Kabar burung dari mana itu, Nona Choi? Hubunganku dan Aaron baik-baik saja. Bahkan kamu sedang merencanakan untuk memiliki banyak anak." Jiang Lily sengaja ingin membuat hati perempuan itu semakin memanas karena ucapannya yang cukup memprovokasi.     

Miranda Choi tersenyum kecut mendengar ucapan itu. Ia tak menyangka jika Jiang Lily akan begitu bangga dan juga mencintai pria tak berguna seperti mantan tunangannya itu.     

Rasanya sangat mengherankan, kala Keluarga Jiang mau memungut seorang pria yang sudah dianggap sampah oleh Miranda Choi. Namun, kejatuhan Keluarga Liu masih belum memuaskan hati perempuan itu. Ada sebuah dendam membara di relung hatinya yang selalu mendesak perempuan itu untuk menghancurkan Aaron Liu.     

Dendam? Dendam apa yang membuat Miranda Choi begitu membenci Aaron Liu? Bukankah dia sendiri yang telah mengkhianati calon suaminya itu?     

Bahkan lebih buruknya lagi, Miranda Choi sengaja berkhianat dengan sahabat Aaron Liu sendiri. Sebuah pengkhianatan menyakitkan yang tak pernah bisa dilupakan oleh Aaron Liu begitu saja.     

"Semoga itu benar jika hubungan Anda baik-baik saja, Nona Jiang. Saya khawatir jika Aaron sengaja menjerat Anda untuk menguasai bisnis dan juga kekayaan Keluarga Jiang. Bukankah Anda juga tahu jika Keluarga Liu telah bangkrut?" peringat Miranda Choi untuk memprovokasi sosok perempuan yang sudah dinikahi oleh mantan tunangannya.     

"Terima kasih, Nona Choi. Anda terlalu perhatian pada kami berdua. Sepertinya kita akan masuk duluan," pamitnya bersama sebuah senyuman hangat yang begitu elegan. Baru selangkah saja, Jiang Lily berhenti tiba-tiba. Perempuan itu membalikkan badan dan menatap kedua pamannya. "Apakah Paman baik-baik saja? Mengapa wajah kalian terlihat begitu menyedihkan?" ledeknya sebelum pergi begitu saja.     

Seketika itu juga, Wen Rou dan Wen Hui langsung murka. Kedua pria itu bisa melihat jika Jiang Lily sengaja meledeknya. Sudah sangat jelas jika Aaron Liu yang telah membuat wajahnya tak baik-baik saja. Perempuan itu masih saja bersandiwara.     

Hal itu tentu saja membuat kesabaran mereka berdua semakin menipis. Meski Jiang Lily adalah keponakannya sendiri, perempuan itu selalu saja mencari masalah dengan Keluarga Wen.     

"Sial! Dasar keponakan tak tahu diri! Bisa-bisanya Jiang Lily meledek kami berdua?" kesal Wen Hui dengan wajah muram. Sudah cukup lama Keluarga Wen menahan segala penindasan yang dilakukan oleh keponakannya itu. Ia berpikir jika sudah saatnya untuk membalaskan semua dendam.     

"Sudah bertahun-tahun kita selalu menahan diri. Kini ... sudah tiba saatnya untuk membalaskan segala tindakan kejam dari perempuan manja itu." Wen Rou juga sangat kesal atas tindakan sewenang-wenang dari Jiang Lily.     

Meski Jiang Lily masih sangat muda, ia tak memiliki rasa takut terhadap siapapun. Termasuk pada Wen Ziyi, perempuan itu seolah terlihat tak menghargai adik ipar dari Nenek Jiang.     

Tak hanya sekali dua kali saja hal itu terjadi, terlalu banyak kejadian hingga tak bisa dihitung lagi tanpa bukti apapun.     

"Mengapa kalian nampak tak menyukai Nona Jiang? Bukankah dia adalah keponakan kalian sendiri?" tanya Miranda Choi pada kedua pria yang sejak tadi bersamanya. Ia cukup penasaran dengan alasan itu. Rasanya sedikit aneh membenci seorang perempuan yang jelas-jelas keponakannya sendiri.     

"Bagaimana denganmu? Mengapa kamu sangat membenci Aaron? Bukankah pria itu juga memperlakukan kamu dengan sangat baik? Bahkan, kamu sendiri yang justru telah mengkhianatinya!" celetuk Wen Rou yang kebetulan mengetahui rumitnya hubungan antara seorang Miranda Choi dan juga Aaron Liu.     

Perempuan itu terlihat panik mendapatkan pertanyaan itu. Miranda Choi tentu saja tak melakukan sesuatu tanpa alasan. Hanya saja, ia masih belum siap untuk mengatakan apapun pada semua orang.     

Hal itu justru memunculkan tanda tanya besar bagi semua orang yang mengetahui pengkhianatan yang telah dilakukannya. Orang-orang selalu memandang hina Miranda Choi sebagai perempuan murahan.     

Sayangnya, hal itu sama sekali tak mempengaruhi apapun. Miranda Choi tetap bertindak semaunya tanpa peduli ucapan semua orang.     

"Tentu saja aku memilih alasan untuk melakukan semuanya. Tak perlu kujelaskan! Kalian juga tak akan paham dengan ucapanku!" tegas Miranda Choi sebelum ia beranjak pergi meninggalkan mereka berdua.     

"Bukankah perempuan itu yang aneh? Dia yang mengkhianati Aaron, dia juga yang ingin membalas dendam. Sepertinya ada yang salah dengan otaknya." Wen Hui berpikir jika semuanya terlalu membingungkan dan tampak abu-abu.     

"Sudahlah! Sebaiknya kita susul dia saja. Miranda bisa mengamuk jika kita tak kunjung mengikutinya," sahut Wen Rou sebelum terkekeh membayangkan wajah kesal dari Miranda Choi.     

Merek berdua akhirnya menyusul seorang perempuan hamil yang sudah berjalan lebih dulu. Memasuki sebuah ballroom mewah yang telah disulap sebuah sebuah wahana pameran bergengsi .     

Entah kebetulan apa takdir, lokasi pameran antara JL Fashion dan juga WM Fashion bersebelahan. Hal itu cukup mengejutkan bagi mereka semua.     

"Aku akan menghubungi pihak penyelenggara dan memintanya untuk memindahkan lokasi kita," ujar Aaron Liu pada istrinya.     

"Tak perlu, Aaron! Bukankah ini justru sangat baik? Semua orang justru akan memperhatikan dan juga membandingkan kedua brand yang tengah bersaing ketat," sahut Jiang Lily cukup tenang. Ia sama sekali tak mempermasalahkan mengenai lokasi pameran yang bersebelahan.     

Hal itu justru akan menjadi sebuah momen pembuktian yang paling sempurna untuk kedua perusahaan fashion yang tengah bersaing sengit. Berharap jika hasilnya sama sekali tak mengecewakan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.