Menantu Pungut

Dipermalukan!



Dipermalukan!

0Aaron Liu dan juga Jiang Lily masih belum meninggalkan lobby hotel. Pasangan itu masih tak percaya jika kerja kerasnya justru menjadi sia-sia. Mereka berdua sangat yakin jika hal itu ada kaitannya dengan Miranda Choi.     

"Bagaimana rasanya dipermalukan di hadapan banyak orang? Apakah sangat menyenangkan?" cibir Miranda Choi pada pasangan suami istri yang merasa telah dijebak oleh seseorang.     

"Apakah ini adalah perbuatan kamu, Miranda? Kamu sudah sangat berlebihan kali ini!" sahut Aaron Liu dengan nada ketus.     

Perempuan itu justru tersenyum sinis pada Aaron Liu dan juga Jiang Lily. Rasanya sangat puas bisa mempermalukan mereka berdua di hadapan banyak pengusaha fashion yang kebetulan hadir di pameran itu.     

Miranda tak mungkin bisa melepaskan Aaron Liu begitu mudah. Ia tak akan berhenti sebelum melihat mantan tunangannya itu benar-benar hancur. Tak peduli seberapa banyak yang harus dikorbankan, perempuan itu akan merelakan segalanya.     

"Kalau memang aku yang melakukannya, kalian mau apa? Mau melaporkan aku ke kantor polisi? Atau justru mau mengundang wartawan untuk mengklarifikasi semuanya?" Miranda terkekeh geli menyaksikan wajah tak berdaya dari mereka berdua. Ia merasa sedang berada di atas angin telah berhasil mempermalukan mereka berdua.     

"Apakah kamu menantang kami, Nona Choi? Anda terlalu percaya diri dan juga tak mencemaskan hal apapun. Apakah pria itu adalah pendukungmu?" Jiang Lily tetap bersikap sopan pada mantan tunangan suaminya itu. Dia hanya tak ingin semakin dipermalukan di hadapan mereka semua.     

"Aku sangat menyayangkan hubungan kita, Nona Jiang. Andai kamu tak terlibat dengan pria sampah ini, kamu tak mungkin ikut terseret dalam kekacauan ini," ungkap Miranda Choi atas sesuatu hal yang seharusnya memang tak pernah terjadi.     

Andai saja Aaron Liu tak menjadi menantu Keluarga Jiang, tentu Miranda Choi tak akan mencari masalah dengan JL Fashion maupun Keluarga Jiang. Namun sayang, jalinan cinta di antara mereka membuatnya harus menghancurkan sebuah perusahaan fashion terbesar yang sudah cukup lama bekerja dengan MiSu Fashion Store.     

Tak ada yang bisa dirubah, mereka berdua telah menjadi pasangan suami istri. Jika Miranda Choi akan menganjurkan Aaron Liu, tentu saja Kelurga Jiang juga akan hancur bersama mereka. Terlebih ... wanita tua itu selalu saja melindungi sosok pria yang sudah sangat dibencinya itu.     

"Lebih baik kita pergi saja, Lily! Tak ada gunanya me dengan semua omong kosong Miranda!" Aaron Liu menarik tangan Jiang Lily dan mengajaknya untuk segera pergi dari sana. Ia tak tahan mendengar berbagai kalimat yang cukup untuk mengusik hati sang istri.     

"Tunggu, Aaron! Mengapa aku merasa semakin aneh? Apa sebenarnya alasan Miranda begitu membencimu? Sudah sangat jelas jika dia yang telah mencampakkan kamu?" selidik Jiang Lily atas hubungan antara suaminya dan juga perempuan yang tengah berbadan dua itu.     

"Aku sendiri juga tak mengerti alasan kebencian Miranda. Bahkan selama kami masih menjadi pasangan kekasih, aku memberikan apapun untuknya. Mulai dari rumah, mobil bahkan toko pakaian itu juga pemberianku," ujar Aaron Liu pada istrinya. Ia tak ingin menutupi apapun dari seseorang yang sangat dicintainya itu.     

Jiang Lily kembali terdiam, perempuan itu masih berdiri di sebelah mobilnya. Rasanya tak nyaman pergi dengan suasana hati yang sangat buruk. Entah mengapa, ia merasa ada yang salah dengan hubungan antara Aaron Liu dan juga Miranda.     

Sebuah kecurigaan tiba-tiba hadir dalam sudut hatinya. Jiang Lily curiga jika sebentar suaminya masih memiliki ikatan dengan mantan tunangannya itu. Ia pun harus memastikan hal itu sebelum segalanya menjadi jauh lebih buruk lagi.     

"Mungkinkah anak yang akan dilahirkan oleh Miranda adalah anak kandungmu, Aaron?" tebak Jiang Lily dengan sedikit kepercayaan yang dimilikinya. Ia benar-benar berpikir banyak hal mengenai hubungan mereka berdua.     

"Jangan bercanda, Lily! Miranda sama sekali tak pernah mengijinkan aku menyentuhnya. Dia beralasan ingin menjaganya sampai kami menjadi pasangan suami istri yang sah. Namun ... kenyataannya jauh lebih buruk dari sekedar pengkhianatan," terang Aaron Liu mengenai hubungannya dengan Miranda Choi.     

Jiang Lily sedikit terkejut mendengar jawaban itu. Jika Miranda memang sama sekali tak memiliki perasaan pada Aaron Liu, mengapa dia mau bertunangan dengannya? Pertanyaan itu terlalu mengusik sudut hati terdalam.     

Rasanya sangat menyakitkan melihat calon istrinya justru tengah mengandung anak dari sahabatnya sendiri. Bukankah itu sangat mengerikan bagi Aaron Liu? Bagaimana pria itu bisa bertahan sejauh ini?     

"Kupikir .... sejak awal Miranda tak mencintai kamu, Aaron. Sepertinya ada sesuatu hal yang menjadi tujuannya mendekati kamu. Mungkinkah karena harta? Ataukah ada hal lainnya yang tak kita sadari?" Jiang Lily mencoba untuk memikirkan hal itu. Ia merasa jika semua orang seolah mempersulit Aaron Liu.     

"Harta juga cukup masuk akal. Namun, aku sangat yakin jika ada hal lainnya yang masih belum kita ketahui. Sayangnya, untuk saat ini kita masih belum menemukan sebuah alasan pasti atas kebencian Miranda," ujar Aaron Liu dengan sedikit keyakinan yang dimilikinya. Ia berpikir harus mencari segalanya. "Bagaimana jika kita menemui Minghao sebelum pulang?" tawarnya.     

Jiang Lily tak langsung memberikan jawaban. Ia sendiri tak terlalu yakin jika suami dari Miranda Choi itu bisa membantunya. Meski begitu, Su Minghao adalah sahabat Aaron Liu. Sayangnya hubungan mereka hancur berantakan karena perempuan ular yang seharusnya dinikahi oleh Aaron Liu.     

Rasanya tak terlalu yakin untuk menggali informasi dari pria itu. Jiang Lily berpikir jika Su Minghao tak akan bisa banyak membantu. Namun, tak ada salahnya untuk mencoba.     

"Tak masalah! Aku akan menemanimu untuk bertemu Tuan Su. Semoga saja dia bisa memberikan sedikit bantuan pada kita," jawab Jiang Lily setelah beberapa saat memikirkan jawaban. Ia hanya tak ingin mengecewakan suaminya itu.     

"Kalau begitu, kita bisa berangkat sekarang." Aaron Liu membuka pintu mobil dan bergegas meninggalkan hotel berbintang di mana pameran telah diselenggarakan.     

Mereka berdua tentu saja tak sendiri, ada dua bodyguard yang berada satu mobil dengan mereka. Dua bodyguard lagi mengawal perjalanan mereka berdua.     

Tak berapa lama, pasangan itu sudah berada di depan sebuah gedung perkantoran milik Keluarga Su. Mereka keluar dari mobil dan langsung berjalan menuju ke lobby perusahaan.     

"Kami ingin bertemu dengan Tuan Su Minghao. Apakah beliau ada di kantor?" tanya Aaron Liu pada seorang perempuan yang bekerja di resepsionis.     

"Beliau sedang ada tamu. Bisakah Anda menunggu sebentar?" ucap perempuan itu dengan sangat ramah.     

Mereka berdua akhirnya memilih untuk menunggu sebentar hingga tamu itu pergi. Hingga tak berapa lama, si resepsionis menghampiri mereka dan mengatakan jika Su Minghao sudah menunggu di ruangannya.     

Mereka berdua sejalan menuju ke sebuah lift, hingga sebuah pemandangan membuat pasangan itu sangat terkejut. "Hu Xianxu!" seru mereka bersamaan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.