Menantu Pungut

Siapa Kamu Sebenarnya?



Siapa Kamu Sebenarnya?

0Aaron Liu merasa sangat tertantang atas ucapan istrinya. Namun, ia sendiri juga tak yakin untuk menunjukkan sebuah bukti atas cintanya itu. Hingga tak berapa lama ....     

"Aku mencintaimu!" seru Aaron Liu diiringi sebuah ciuman di bibir istrinya. Di saat yang sama, Nenek Jiang baru saja masuk setelah mengurus beberapa hal penting.     

Wanita tua itu tampak canggung dan juga salah tingkah. Rasanya tak. Nyaman menyaksikan pasangan itu tengah berciuman begitu mesra.     

Meski Nenek Jiang pernah muda, ia tak sevulgar itu di tempat umum. Bahkan gaya berpacaran saja masih jauh berbeda dengan saat itu. Terkesan begitu konyol dan juga tak tahu malu saja.     

"Apa yang kalian lakukan? Apakah kalian tak tahu malu?" ketus Nenek Jiang kala menyaksikan mereka berdua sedang berciuman.     

"Bukan aku, Nek! Aaron yang sengaja melakukannya!" tuduh Jiang Lily sembari mengulum senyuman penuh kemenangan. Perempuan itu sengaja melemparkan tuduhan pada suaminya sendiri.     

Aaron Liu merasa telah dijebak oleh Jiang Lily. Bisa-bisanya perempuan itu melemparkan tuduhan begitu saja. Rasanya sangat mengesalkan dan juga sangat konyol.     

Nenek Jiang hanya bisa menggelengkan kepala menyaksikan kekonyolan pasangan itu. Benar-benar tak bisa menempatkan diri mereka dalam situasi yang tak mendukung.     

"Jangan salah paham, Nek! Lily meminta bukti atas cintaku. Berhubung aku sangat bingung untuk membuktikannya, dengan sengaja aku menciumnya di depan Nenek," terang Aaron Liu dengan senyuman tertahan dan juga rasa malu yang dikesampingkan.     

"Dasar, Pasangan jaman sekarang!" kesal Nenek Jiang pada pasangan itu. "Jika kondisi Lily sudah membaik, lebih baik langsung pulang saja. Bukankah kamu tak suka berada di rumah sakit, Lily?" tanyanya pada si cucu.     

Jiang Lily sempat melupakan hal itu. Untuk sejenak ia melupakan rasa ketakutannya dengan rumah sakit. Seolah trauma dari masa lalunya itu mulai memudar dan hampir menghilang.     

Perempuan itu sempat mengalami trauma yang begitu besar jika berada di rumah sakit. Bukan tanpa alasan, Jiang Lily menyaksikan sendiri bagaimana kedua orang tuanya meninggal dunia saat dibawa ke rumah sakit. Hal itu menyisakan sebuah luka mendalam bagi istri Aaron Liu itu.     

Setelah melakukan perbincangan dengan banyak pertimbangan, Jiang Lily akhirnya memutuskan untuk keluar dari rumah sakit. Tak ada sesuatu pun yang cukup mencemaskan baginya. Perempuan itu ingin tidur nyenyak di rumah saja.     

"Aku akan mengurus administrasi dulu, Nek. Tolong temani Lily sebentar." Aaron Liu bergegas untuk keluar dari kamar itu. Ia pun membereskan beberapa biaya perawatan dan juga administrasi untuk meninggalkan rumah sakit.     

"Jangan lama-lama, Aaron!" seru Jiang Lily saat melihat suaminya pergi dengan terburu-buru.     

Tiba-tiba Jiang Lily mengingat sesuatu hal yang sangat penting. Hal itu mengenai kedua orang tua Aaron Liu yang sudah berada di kota yang sama dengan mereka berdua.     

Ada lagi satu hal yang cukup mengusik hatinya, ayah dari Aaron Liu terkesan ingin memisahkan hubungan mereka berdua. Entah karena alasan apa, ia merasa jika Johnny Liu sama sekali tak menyukai dirinya.     

Jiang Lily begitu perasa dan juga tak nyaman akan hal itu. Ia terus saja memikirkannya, mulai begitu membebaninya.     

"Ada sesuatu yang sangat mengusik hatiku, Nek," ucap Jiang Lily pada seorang wanita yang sudah begitu mencintai dan juga menyayangi dirinya.     

"Ada apa, Lily? Apakah kamu sedang ada masalah dengan suamimu?" cemas Nenek Jiang pada cucunya. Wanita tua itu takut jika mereka berdua sampai menyembunyikan masalahnya sendiri.     

"Bukan soal Aaron, Nek. Melainkan soal keluarganya. Hari ini kami bertemu dengan papa dan juga mamanya. Ada banyak rahasia yang mereka simpan, Nek. Selama ini mereka tak benar-benar bangkrut." Jiang Lily juga tak terlalu paham mengenai hal itu. Ia benar-benar tak mengerti dengan penolakan Keluarga Liu.     

Nenek Jiang cukup terkejut mendengar hal itu. Ia sempat berpikir jika Keluarga Aaron Liu telah benar-benar bangkrut. Namun, segalanya ternyata hanyalah rekayasa saja.     

Benar-benar di luar pemikirannya. Nenek Jiang menjadi sangat penasaran akan kedua orang tua dari menantunya itu. Pasti akan ada sesuatu yang akan membuat hubungan mereka menjadi terkendala, apalagi jika Aaron Liu berasal dari sebuah keluarga yang berada dan memiliki status sosial lebih tinggi dari Keluarga Jiang.     

"Papa mertua mengatakan jika keluarga kita tak pantas bagi mereka, Nek. Tubuhku langsung gemetar mendengarkan hal itu. Rasanya sangat menyakitkan hingga terasa menusuk ke jantung." Jiang Lily merasa sangat takut jika hubungan mereka berdua akan terhalang oleh restu. Hal itu tentu akan menjadi sebuah hambatan dalam pernikahan mereka.     

"Keluarga kita tak pantas bagi mereka? Apakah mereka benar-benar seorang konglomerat yang hartanya jauh melebihi kita, Lily? Seandainya itu memang benar, tak seharusnya mereka merendahkan keluarga kita," ujar Nenek Jiang cukup kesal karena mendengar setiap keluhan dari cucunya.     

Jiang Lily mulai berpikir jika status sosial sangatlah penting bagi seorang keluarga terhormat. Hanya saja, mengapa perasaan cinta seolah tak berharga di mata mereka.     

Tiba-tiba air mata mengalir membasahi wajahnya. Jiang Lily tak mampu menahan ketakutannya jika sampai hubungan itu harus berakhir begitu saja.     

"Aku takut, Nek. Bagaimana jika mereka benar-benar menginginkan kami berpisah?" cemas Jiang Lily atas sebuah kondisi yang cukup sulit baginya. Ia mendengar sendiri apa saja yang dikatakan oleh Johhny Liu pada suaminya tadi.     

"Tenanglah, Lily! Percayalah pada suaminya! Nenek sangat yakin jika Aaron akan memiliki jalan keluar." Nenek Jiang memeluk erat sosok perempuan yang tampak begitu lemah dan juga tak berdaya. Ia sendiri juga begitu mencemaskan kondisi pernikahan dari Jiang Lily dan juga Aaron Liu.     

'Mungkinkah itu bukan kebetulan? Bukankah banyak orang yang memiliki nama yang sama? Jika itu memang benar, segalanya bisa menjadi petaka.' batin Nenek Jiang semakin bergejolak dan sangat mencemaskan hubungan mereka berdua.     

Nenek Jiang menjadi begitu gelisah dan sangat tak tenang. Ia terlalu mencemaskan kondisi dari cucunya. Seperti sebuah mimpi buruk yang sebentar lagi akan datang menyapa, wanita tua itu harus segera bersiap untuk segala kemungkinan terburuk.     

"Beristirahat saja sebentar sebelum kita pulang! Aku akan menyusul Aaron yang tak kunjung datang. Semoga tak ada masalah dengan administrasinya." Nenek Jiang bergegas keluar dari ruangan itu. Baru membuka pintu, terlihat Aaron Liu sudah berjalan ke arahnya.     

Nenek Jiang menarik tangan menantunya ke sebuah titik yang bersebrangan dengan kamar perawatan dari cucunya. Aaron Liu terlihat sangat bingung dengan hal itu.     

"Ada sebuah yang ingin aku tanyakan padamu, Aaron. Lebih baik kita berbicara di luar saja," ajak Nenek Jiang menuju ke sebuah sisi yang tampak sepi dan tak berpenghuni.     

"Siapa sebetulnya kamu, Aaron? Mengapa Jiang Lily mengatakan jika Keluarga Jiang tak pantas bagimu?" desak Nenek Jiang agar menantunya mau menjelaskan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.