Menantu Pungut

Keponakan Tak Beradap



Keponakan Tak Beradap

0Sontak saja, Nenek Jiang mengerutkan keningnya ketika memandang wajah yang dikenalnya, terutama Wen Ziyi!     

Diam-diam Nenek Jiang mendecakkan lidahnya, membatin dalam hatinya, 'Sial! Dari seluruh waktu, kenapa aku malah bertemu si Wen Ziyi sekarang? Bikin kesal aja!'     

Tentu saja kekesalan Nenek Jiang bukanlah tanpa sebab, melainkan karena Wen Ziyi sudah berbuat buruk kepadanya! Bahkan Nenek Jiang juga tahu, bahwa adik iparnya itu selalu saja mengincar harta kekayaan keluarga Jiang!     

"Apa kabar, Kakak ipar? Kudengar JL Fashion didiskualifikasi dari pameran. Aku ikut prihatin atas musibah itu," sapa Wen Ziyi pada Nenek Jiang.     

"Apakah kamu sedang menghina aku? Apakah sangat menyenangkan melihat JL Fashion ditendang dari pameran?" ketus Nenek Jiang dengan dua pertanyaan pamungkas pada adik iparnya.     

"Kakak ipar selalu saja salah paham. Begini-begini, aku masih peduli dengan keluarga kita." Wen Ziyi sengaja memperlihatkan wajah sedih dan juga sangat cemas. Ia sendiri sudah mengetahui jika hal buruk sedang menimpa JL Fashion.     

Wanita itu juga sangat tahu efek buruk didiskualifikasi dari pameran. JL Fashion mungkin saja tak akan bertahan di dunia mode. Hal itu pasti akan menjadi sebuah pukulan besar untuk Keluarga Jiang.     

Nenek Jiang nampak tak terlalu senang dengan pertemuan itu. Rasanya sangat menyebalkan bertemu dengan Keluarga Wen di saat yang tak terlalu baik.     

"Lebih baik kita pergi sekarang, Nona Lee. Tak baik jika kita hanya mendengar omong kosong saja!" ajak Nenek Jiang pada seorang perempuan cantik yang selama ini bekerja padanya.     

"Tunggu, Nona Lee!" seru Wen Rou pada manajer produksi JL Fashion.     

Dengan sangat terpaksa, Lee Hana menghentikan langkah lalu membalikkan badan. Perempuan itu melemparkan tatapan tak acuh pada seorang pria yang baru saja memanggilnya.     

Entah apa yang sedang dipikirkan, Wen Rou seolah sudah tak mampu untuk menahan diri untuk tak mendekati Lee Hana. Seolah ia memiliki maksud lain pada perempuan cantik itu.     

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan Wen?" tanya Lee Hana dengan bahasa formal. Ia sendiri tak tahu motif dari pria itu menghentikan langkahnya.     

"Apakah Anda tak tertarik untuk bergabung dengan WM Fashion? Bukankah sudah bisa ditebak jika JL Fashion pasti akan jatuh bangkrut setelah hari ini?" Wen Rou sengaja ingin memberikan sebuah penawaran menarik pada perempuan itu.     

Lee Hana tersenyum kecut mendengar pertanyaan itu. Ia tak tertarik untuk bergabung dengan sebuah perusahaan yang keberadaannya hanya untuk menghancurkan JL Fashion.     

Sampai kapanpun, Lee Hana tak akan mengkhianati JL Fashion. Bahkan saat Aaron Liu menolaknya saja, ia tak berpikir untuk meninggalkan sebuah perusahaan yang sudah membesarkan namanya.     

"Mohon maaf, Tuan Wen. Masih banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan. Tak ada waktu untuk membicarakan omong kosong. Permisi!" Lee Hana beranjak masuk ke dalam mobil Nenek Jiang. Dia sama sekali tak tertarik untuk melakukan negosiasi apapun.     

"Hubungi saya jika Anda berubah pikiran, Nona Lee!" seru Wen Rou dengan suara keras. Ia sengaja melakukannya karena mengetahui jika Lee Hana adalah seseorang yang bertanggung jawab menyangkut produksi JL Fashion.     

Nenek Jiang mendekati keponakannya itu lalu beralih ke arah Wen Ziyi. Rasanya ... darahnya sudah sangat mendidih dan sangat siap untuk memberikan pelajaran pada pria kurang ajar itu     

Untung saja, Nenek Jiang mampu mengendalikan diri dan tak melakukan sesuatu yang bisa menimbulkan gesekan-gesekan yang akan menambah rumit hubungan kedua keluarga.     

"Kamu lihat sendiri kelakuan tak beradab dari anakmu, Ziyi. Benar-benar tak mempunyai etika dan juga sopan santun!" kesal Nenek Jiang pada seorang wanita yang tak lain adalah istri dari mendiang adiknya. Dia tak habis pikir jika Wen Rou akan terang-terangan mengatakan hal itu pada Lee Hana.     

"Maaf, Kakak ipar. Aku benar-benar tak becus mendidiknya selama ini. Biar nanti aku akan memberikan pelajaran pada Rou," sahut Wen Ziyi dengan begitu panik. Ia bisa melihat jika Nenek Jiang sangat murka.     

Tanpa mempedulikan ucapan wanita itu, Nenek Jiang bergegas masuk ke dalam mobil yang sama dengan Lee Hana. Rasanya tak tahan berada di tempat yang sama dengan orang-orang yang begitu licik dan mencari keuntungan sendiri.     

Sedangkan Wen Ziyi, merasa kalimat Nenek Jiang benar-benar sebuah penghinaan baginya. Sayang sekali, ia tak mampu membalas secara langsung.     

"Rou! Tidak bisakah kamu mengendalikan mulutmu itu? Bagaimana kamu bisa berbicara seperti itu dengan Nona Lee saat ada Nenek Jiang di sini?" Wen Ziyi sangat kesal atas kebodohan anaknya. Ia merasa baru saja dipermalukan oleh Nenek Jiang.     

"Bukankah JL Fashion sebentar lagi akan hancur? Sangat disayangkan jika Lee Hana harus ikut hancur bersama mereka." Begitulah kalimat balasan yang dilontarkan oleh Wen Rou pada ibunya.     

"Tetap saja tidak etis kamu mengatakan hal itu dihadapan bibimu!" tegas Wen Ziyi pad anaknya.     

Tak bisa dipungkiri jika keluarga Wen dan keluarga Jiang masih memiliki hubungan keluarga. Sangat berlebihan jika Wen Rou sampai mengatakan hal sekeji untuk merebut Lee Hana dari JL Fashion.     

Semua orang juga sangat tahu jika Lee Hana memiliki pengaruh besar bagi JL Fashion. Bisa dibilang jika perempuan cantik itu yang menjadi orang paling berpengaruh bagi perusahaan itu.     

"Bukankah Mama juga ingin menjatuhkan Nenek Jiang? Tentu saja aku ingat apa saja yang juga Mama inginkan darinya." Wen Rou seolah tak terima akan kekesalan ibunya. Ia merasa jika Wen Ziyi juga sempat mengatakan hal itu juga.     

"Sudahlah! Mengapa jadi berdebat di sini? Apakah kalian tak malu menarik perhatian orang-orang?" celetuk Wen Hui kesal. Ia merasa malu jika sampai menjadi pusat perhatian bagi orang-orang.     

Tanpa menganggap kalimat itu, Wen Ziyi dan juga salah satu orang anaknya bergegas masuk ke dalam hotel. Mereka berdua berdua tak berminat untuk berdebat dengan Wen Hui di sana.     

Saat akan memasuki area pameran, mereka bertemu dengan Miranda Choi. Perempuan itu terlihat sedang berjalan dengan seorang pria yang berumur jauh ke lebih tua dari perempuan itu.     

"Anda baru saja datang, Nyonya Wen. Beberapa waktu lalu, ada pertunjukan menarik di sini. Sayang sekali Anda tak sedang berada di sini," ujar Miranda Choi sembari mengulum senyuman penuh arti pada wanita itu.     

"Jika ini menyangkut Nenek Jiang, kami semua juga sudah bertemu di depan tadi. Sepertinya telah terjadi hal buruk pada JL Fashion. Apa yang sebenarnya telah Anda lakukan, Nona Choi?" Wen Ziyi sedikit mencemaskan kondisi perusahaan JL Fashion.     

Sebuah pertanyaan yang terdengar seperti sebuah tuduhan serius. Miranda Choi merasa tak nyaman mendengar hal itu.     

"Bukankah kita sudah sepakat untuk menghancurkan JL Fashion?" celetuk Miranda Choi begitu saja. Ia telah melupakan jika mereka berdua di ruang publik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.