Menantu Pungut

Biang Masalah



Biang Masalah

0Seketika itu juga, Nenek Jiang memucat. Ia tak percaya jika cucunya akan mengetahui hal itu. Jelas-jelas ia melarang keras semua orang di perusahaan untuk memberitahukan kebangkrutan itu pada mereka berdua.     

"Apa yang kamu bicarakan, Lily? Jangan mengatakan Omong kosong!" Nenek Jiang masih berusaha untuk menutupi hal itu. Ia masih belu tahu jika pihak bank sudah menghubungi menantunya.     

Sepertinya Nenek Jiang telah melupakan satu hal penting. Saat Aaron Liu menjabat sebagai Presiden Direktur JL Fashion, semua penarikan bisa dengan persetujuan menantunya. Tak harus dengan persetujuan dirinya dan juga Jiang Lily saja.     

Namun ... setelah Jiang Lily berulah beberapa waktu lalu, Nenek Jiang melakukan sedikit perubahan. Hanya dirinya dan juga Aaron Liu saja yang bisa memberikan persetujuan penarikan dalam jumlah besar.     

"Pihak bank baru saja menghubungi aku, Nek. Mereka mengatakan jika dana perusahaan sudah ditarik seluruhnya. Oleh karena itu, mereka sengaja mengkonfirmasi hal itu padaku," jelas Aaron Liu pada nenek mertuanya.     

"Apakah penjelasan Aaron kurang jelas, Nek? Mengapa Nenek hanya diam saja?" seru Jiang Lily semakin kehilangan kesabarannya. Ia semakin tak paham alasan Nenek Jiang menutupi hal itu dari mereka berdua.     

Dalam suasana genting dan sudah sangat terpojok, tak banyak hal yang bisa dilakukan oleh Nenek Jiang. Mengatakan yang sebenarnya adalah pilihan terbaik baginya. Ia juga tak ingin Jiang Lily kehilangan kesabaran dan sangat murka.     

Tak berapa lama, Nenek Jiang melemparkan sebuah tatapan penuh isyarat pada Lee Hana. Untung saja, perempuan itu bisa mengerti maksud dari atasannya itu.     

Lee Hana harus berpikir sebentar sebelum menjelaskan mengenai kondisi perusahaan. Mereka berdua bisa saja sangat syok dan juga terpuruk atas keadaan yang sesungguhnya. Ada banyak hal yang terjadi di luar kendali mereka semua.     

"Perusahaan sudah tak mampu beroperasi lagi. Bisa dikatakan jika JL Fashion telah bangkrut," jelas Lee Hana pada pasangan suami istri yang langsung merespon ucapan itu dengan keterkejutan.     

"Bagaimana itu bisa terjadi bukankah semua baik-baik saja?" sahut Aaron Liu sangat penasaran. Ia harus mengetahui pokok permasalahan yang sebenarnya.     

"Buntut dari diskualifikasi itu berakibat fatal. Banyak toko yang tiba-tiba membatalkan pesanan. Beberapa juga meminta pengajuan dana. Dan kita harus mengembalikan uang mereka semua. Lebih buruknya lagi .... " Lee Hana terdiam sebentar. Ia sedang berusaha mengatur nafas dan juga mengendalikan dirinya sendiri.     

Kebangkrutan JL Fashion menjadi sebuah pukulan berat baginya. Rasa bersalah karena terlalu ceroboh dan juga kehancuran atas puncak karirnya adalah hal terburuk. Lee Hana benar-benar tak ingin mengecewakan seorang wanita yang telah membesarkan namanya.     

Namun, nasib malang tak bisa dihindari lagi. Ia harus menerima sebuah kekalahan yang seolah telah direncanakan oleh seseorang dengan begitu keji.     

"Apa yang lebih buruk dari itu, Nona Lee? Bisakah kamu menjelaskan hal itu pada kami berdua?" desak Aaron Liu karena perempuan itu tak kunjung menjelaskan segalanya.     

"Jangan berbelit-belit, Nona Lee! Kamu juga sangat tahu jika kami berhak mengetahui semuanya!" Jiang Lily sudah tak sabar menunggu segala kejelasan dari perempuan cantik yang sangat dipercaya oleh Nenek Jiang.     

"Ada larangan ekspor untuk brand kita. Itu adalah konsekuensi yang harus kita tanggung atas tuduhan kecurangan dalam pameran," sahut Nenek Jiang dalam kecemasan tersendiri mengenai sebuah bisnis yang telah dibangun sejak lama.     

Aaron Liu mengepalkan tangannya tanpa sadar. Ia tak menyangka jika Miranda Choi akan melakukan hal yang melebihi batas. Rasanya sangat bersalah dan berdosa telah mengacaukan JL Fashion. Sudah sangat jelas jika perempuan itu ingin menargetkan dirinya.     

Pria itu harus melakukan sesuatu untuk menyelamatkan JL Fashion. Sebuah bisnis keluarga yang selama ini sangat berjaya. Namun, karena keberadaannya sebagai seorang menantu justru membuat kehancuran bagi perusahaan.     

"Ini pasti karena Miranda! Apa yang sebenarnya diinginkan oleh perempuan itu?" kesal Aaron Liu atas sebuah tindakan melebihi batas yang sudah dilakukan oleh Miranda.     

"Dia akan menghentikan ini jika Keluarga Jiang membuang Anda, Presdir!" celetuk Lee Hana tanpa berpikir.     

"Hentikan, Nona Lee!" ketus Nenek Jiang karena perempuan itu mengatakan sesuatu yang tak seharusnya diucapkan. Hal itu bisa saja melukai hati dari seorang pria yang telah menjadi menantu di Keluarga Jiang.     

Aaron Liu dan juga Jiang Lily terkejut mendengar hal itu. Mereka berdua tak pernah berpikir jika Miranda Choi akan melakukan hal licik seperti itu.     

Sebuah kebenaran yang tentu saja semakin membuka mata Aaron Liu. Ia semakin yakin jika segala musibah dan kesulitan yang dialaminya berasal dari seorang perempuan yang telah begitu kejam padanya.     

"Aku akan menemui Miranda untuk menyelesaikan semuanya ini, Nek. Jika dia sangat membenci aku, seharusnya tak perlu melibatkan Keluarga Jiang." Aaron Liu bergegas keluar dari ruangan itu. Ia berjalan terburu-buru menuju ke sebuah lift yang tak jauh dari sana.     

"Tunggu, Aaron!" seru Nenek Jiang untuk menghentikan pria itu.     

Sayangnya, Aaron Liu sama sekali tak berhenti. Ia terus berjalan menuju lift yang akan membawanya turun ke lobby perusahaan.     

Tanpa mengatakan apapun, Jiang Lily juga menyusul suaminya. Ia akan menghadapi perempuan itu bersama Aaron Liu. Tak rela jika membiarkan pria itu pergi sendirian menemui seorang wanita ular yang sangat licik dan juga kejam.     

"Aku akan menemanimu, Aaron!" ucap Jiang Lily sembari menggegam erat tangan kanan suaminya.     

"Akan lebih baik jika kamu tetap di sini atau pulang saja," balas Aaron Liu dengan segala kecemasan atas kondisi istrinya yang tak terlalu baik. Ia tak tega membawa seorang perempuan yang begitu lemah dengan kehamilannya.     

"Aku yang paling paham mengenai kondisiku, Aaron! Tak perlu mencemaskan apapun. Aku akan baik-baik saja," tegas Jiang Lily pada pria di sebelahnya itu.     

Dengan sangat terpaksa, Aaron Liu akhirnya pergi bersama suaminya. Ia mau berdebat dengan Jiang Lily dan membuat istrinya sangat murka. Tak terlalu buruk membawa perempuan itu bersamanya.     

Jiang Lily justru bisa menjadi pengingat jika ada seseorang yang harus dia lindungi. Lebih tepatnya, dua nyawa yang harus ia jaga seumur hidupnya. Kehadiran Jiang Lily dan juga bayinya adalah sebuah anugerah terbesar di dalam hidup Aaron Liu.     

Dalam beberapa menit saja, mereka berdua telah sampai di sebuah hotel di sana pameran itu masih diselenggarakan. Mereka mencari ke beberapa sudut untuk menemukan perempuan itu. Hingga tak kunjung menemukan Miranda Choi, mereka pun hanya bisa berdiri di sebuah sudut sembari terus memperhatikan sekeliling.     

"Sudah kuduga jika kalian akan mencariku!" sindir Miranda Choi yang secara tiba-tiba sudah berdiri tak jauh dari mereka.     

Aaron Liu dan juga Jiang Lily langsung membalikkan badan ke arah suara. Ia bisa melihat ekspresi bahagia yang terlukis di wajah Miranda Choi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.